Tanaman Porang Liar Makin Diburu Para Eksportir
Tanaman
porang kini bukan lagi tanaman liar yang tidak memiliki nilai ekonomis. Tanaman
ini semakin populer semenjak diberitakan oleh berbagai media cetak layaknya
selebritis. Ada banyak orang kaya baru (OKB) dari hasil menjual tanaman porang.
Di desa Durenan yang terletak di Madiun yang dulunya “melarat” kini telah
berubah menjadi sejahtera, bahkan beberapa diantaranya mampu membeli mobil keluaran terbaru berharga ratusan juta
dari hasil berjualan porang. Ingin tahu lebih banyak tentang tanaman porang
liar yang makin diburu para eksportir? Baca dengan seksama agar mengetahui
dengan baik tentang segala hal tentang tanaman porang sebelum
membudidayakannya.
Sejarah Tanaman Porang
Tanaman
porang diperkirakan berasal dari Kepulauan Andama, India kemudian menyebar ke
Myanmar, Thailand dan akhirnya masuk ke Indonesia. Tanaman porang liar termasuk
tanaman yang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan khusus umumnya dapat
kita temukan dibawah pohon jati, rumpun bambu, dan diantara semak belukar.
Tanaman
porang memiliki nama latin Amorphophallus
muelleri dan oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Iles-iles.
Mungkin ada yang menyadari nama latinnya mirip dengan salah satu tanaman
terkenal yang memiliki bau sangat busuk yaitu Amorphallus titanium atau lebih dikenal dengan nama bunga bangkai,
kedua memang masih satu kerabat. Diperkirakan ada sekitar 80 jenis tanaman yang
masih dalam satu keluarga dengan porang.
Ciri-Ciri Tanaman Porang
Mungkin
banyak yang belum pernah melihat tanaman porang sebelumnya dan penasaran dengan
bentuk asli tanaman yang kini makin populer berikut deskripsi tanaman porang :
Akar Tanaman Porang
Akar
tanaman porang adalah akar primer yang tumbuh dari pangkal batang lalu menyebar
menyelimuti umbi sebagai sumber cadangan makanan. Akar biasanya tumbuh sekitar
1-2 minggu hingga memunculkan tunas daun muda.
Akar
ini memiliki fungsi yang sama dengan tanaman lain yaitu untuk menyerap air dan
unsur hara yang berada didalam media tanam. Akar juga nantinya berfungsi agar
batang dapat berdiri dengan kokoh. Pada saat memasuki masa dorman, akar yang
tumbuh pada umbi akan semakin berkurang. Hal ini disebabkan sedang mengalami
proses pertumbuhan menjadi lebih besar dan mulai mengeras, setelah fase ini
maka umbi porang sudah siap dipanen.
Batang Tanaman Porang
Salah
satu ciri dari batang tanaman porang yaitu spot-spot / totol-totol berwarna
putih yang menyebar pada batang porang yang berwarna hijau muda. Batang tanaman
porang tidak berkayu dan tidak bercabang layaknya pohon. Batang tanaman porang
berbentuk tunggal dan pada pangkal batang memecah menjadi 3 batang sekunder dan
kemudian membnetuk tangkai daun. Tinggi tanaman porang dapat mencapai 1,5 meter
dan memiliki permukaan halus.
Daun Tanaman Porang
Tanaman
porang memiliki beberapa kerabat yang sekilas hampir mirip salah satunya adalah
suweg. Tetapi salah satu perbedaannya
dapat kita lihat dari daun tanaman porang yang memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan suweg. Bentuk daun porang tumbuh menjari dan daun majemuk ini
berjumlah 4 buah pada setiap batang dan pada tiap daun majemuk terbagi menjadi
10 helai daun.
Daun
tanaman porang umumnya berwarna hijau muda atau hijau tua tergantung kondisi
lahan sekitarnya. Apabila kondisi lahan tanam subur maka daun porang cenderung
berwarna hijau agak kebiruan. Daun akan terlihat menguning dan akhirnya
mengering saat tanaman porang memasuki masa dorman atau istirahat. Pada bagian ketiak
dan pangkal biasanya terdapat bulbil/umbi
katak yang dapat berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Bulbil
pada porang juga menjadi ciri lain yang membedakan dibandingakan tanaman suweg.
Bunga Tanaman Porang
Bunga
akan muncul saat energi pada umbi sebagai cadangan makanan sudah mencukupi saat
proses pembungaan. Pada saat bunga muncul maka daun dan tangkai akan menjadi
layu dan digantikan oleh bunga porang.
Bunga
porang berbentuk seperti terompet dan memiliki warna merah muda, tingginya
sekitar 20-30 cm. satu tanaman porang hanya bisa memiliki satu bunga saja. Saat
mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang mengundang lalat untuk membantu proses
penyerbukan, umumnya bunga mekar selama 3 hari.
Buah dan Biji Tanaman Porang
Saat
proses penyerbukan berhasil maka akan muncul buah berbentuk seperti biji yang
tersusun pada tongkol tanaman porang. Buah tanaman muda berwarna hijau muda dan
lambat laun akan berubah menjadi kemerahan saat dewasa dan berubah menjadi
hitam. Saat berubah menjadi hitam maka biji bisa digunakan sebagai bibit untuk
memperbanyak tanaman selain umbi katak (bulbil)
pada ketiak daun. Satu tongkol tanaman porang dapat menghasilkan biji porang
sekitar 100-300 biji.
Umbi Porang
Setiap
satu tanaman porang hanya menghasilkan satu umbi. Besar kecilnya umbi porang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat kesuburan tanah, perlakukan
tanaman dan umur tanaman. Tanah yang subur akan membuat umbi dapat tumbuh
semakin besar. Umumnya umbi dipanen saat berbobot sekitar 2 kg apabila terlalu
kecil maka umbi akan dibiarkan dan dapat dipanen pada periode berikutnya.
Bahkan beberapa mengklaim dalam satu pohon porang bisa memperoleh umbi seberat
4-7 kg.
Umbi
porang memiliki perbedaan dibandingkan suweg dan walur, beberapa ciri umbi
porang antara lain :
Daging
umbi porang pada saat dipotong cenderung berwarna kuning mendekati warna orange
Mangandung
glukomanan
Memiliki
serat yang lebih halus
Permukaan
umbi lebih halus dan tidak terdapat bintil-bintil
Manfaat dan Penggunaan Umbi Porang
Tanaman
porang liar dulunya hanya dianggap sebagai tanaman liar yang tidak dilirik sama
sekali bahkan sebagian masyarakat menganggap tanaman porang sebagai makanan
ular. Namun kini porang berubah 3600 sebagai tanaman yang banyak
diburu karena berbagai manfaat dan nilai ekonomisnya yang tinggi. Tanaman
porang memiliki kandungan gizi yang tinggi bahkan beberapa penelitian
menunjukkan bahwa umbi porang 5x lebih baik dibandingkan beras. Porang juga
banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti konyaku,m lem, selai, es
krim, kosmetik, roti, dan mie instan. Mie instan shirataki sangat baik bagi
yang sedang diet karena kandungannya yang kaya akan serat.
Harga Porang Per kilo 2021
Setiap
satu hektar lahan jika ditanami porang berpotensi menghasilkan sekitar 10 ton
porang. Harga umbi porang basah berkisar antara 4000-15000 rupiah/kg sedangkan harga umbi yang telah dibentuk
menjadi chip dan telah dikeringkan dapat mencapai harga 55.000-65.000
rupiah/kg. (Data ini diambil per 23 Februari 2021). Dari data diatas kita dapat
mengambil asumsi bahwa setiap hektar lahan porang berpotensi menghasilkan 40-150
juta/hektar. Jika diolah lebih lanjut menjadi tepung porang harganya makin
berlipat bisa mencapai 200-400 ribu / kg.
Umbi Porang Tanaman Ekspor
Penanaman
porang dari tahun ketahun semakin meningkat saat ini diperkirakan ada 20000
hektar lahan di Indonesia yang telah ditanami porang dan melihat trendnya
kemungkinan akan terus bertambah. Porang saat ini telah diekspor ke 16 negara
dengan permintaaan terbesar datang dari negara Jepang, China, Thailand, dan Vietnam.
Dalam bentuk tepung porang, chips, dll. Ekspor komoditas porang pada semester
pertama tahun 2019 mencapai jumlah 14,8 ribu ton.
Permintaan
kebutuhan pasar dunia akan porang masih sangat besar menurut beberapa sumber
permintaan porang untuk ekspor sekitar 600 ton perhari dan saat ini Indonesia
belum mampu memenuhinya walaupun cuma setengahnya. Jadi masih terbuka peluang
besar yang mengingat Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikannya
komoditas andalan. Perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan petani agar
penanamam porang dapat berkesinambungan dan bukan hanya bisnis semusim semata.
Semoga
artikel “Tanaman Porang Liar Makin Diburu Para Eksportir” dapat membuka
inspirasi buat anda semua tentang peluang bisnis didepan mata yang mesti kita
manfaatkan sebaik-baiknya. Jangan sampai kesempatan ini direbut oleh negara
lain yang lebih jeli melihat peluang.