Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikas Tanaman Purba lengkap dengan gambar

 

Lanskap, Gunung, Langit, Awan, Alam

Duniahobiku.com - Para pecinta tanaman hias tentunya banyak yang mengagumi keindahan dari tanaman sikas. Tanaman ini diperkirakan berasal dari zaman Jurassic (65 juta tahun yang lalu) dimana Dinosaurus masih berkeliaran di muka bumi, Tanaman sikas memang unik dibandingkan tanaman hias pada umumnya. Sosoknya yang gagah dan sering dijadikan point center sebuah taman menjadikan tanaman sikas menjadi barang antik para kolektor tanaman hias.

          Nenek moyang tanaman ini merupakan penghuni asli tanaman hutan-hutan di Amerika tropis. Lebih dari 100 jenis sikas dapat ditemukan dibeberapa negara seperti Amerika, Australia, Asia dan Afrika. Dari Negara-negara tersebut sikas menyebar keseluruh penjuru dunia sebagai tanaman hias yang memiliki pesona tersendiri dikalangan pengemar fanatiknya.

          Tanaman ini mempunyai batang berbentuk silinder dengan pola bersisik yang tumbuh dengan mahkota daun yang berbentuk roset sehingga tampilannya terkesan unik. Daun-daunnya yang segar dan hijau mengkilap diberbagai negara sering dipakai untuk menghiasi kuil, candi, ataupun klenteng pada dekorasi altar. Masyarakat di kepulauan Guam (Pulau dibagian barat Samudera Pasifik) akan memakai daun sikas sebagai pengganti daun palem pada upacara “Minggu Palem”, daun sikas dibawa anak-anak dalam pawai atau arak-arakan keagamaan di pagi hari yang dipimpin oleh pemuka agama. Daun sikas juga sering dipakai dalam dekorasi atau karangan bunga karena daun ini awet selama beberapa hari setelah dipotong.

          Sikas mempunyai berbagai spesies yang beberapa diantaranya terancam kepunahannya, beberapa diantaranya telah masuk daftar merah IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural Resource) . Cycas beddomei merupakan spesies sikas yang masuk dalam Appendix I CITES. Di Indonesia ada dua jenis yang sering kita jumpai dipasaran yatu sikas Jepang (cycas revoluta) dan pakis haji (cycas rumphii).  Berikut berbagai spesies sikas yang ada didunia :

1.           Pakis haji ( cycas rumphii )

Pakis haji mempunyai bentuk sekilas mirip palem walaupun dalam klasifikasi biologi mereka sangat jauh berbeda. Walaupun disebut pakis tetapi pakis haji bukan dari tumbuhan berspora (pakis)  tersebut. Nama ‘rumphii” diambil dari nama seorang peneliti berkebangsaan Jerman pada abad ke-18 yang meneliti tumbuhan tersebut di Kepulauan Maluku bernama George Eberhard Rumpf (Rumphius). Cycas rumphii menyebar di seluruh kepulauan Indonesia mulai dari Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi , Maluku. Tanaman ini juga dibudidayakan di Indocina, Guam, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Solomon, dan Cina.

Pakis haji merupakan salah satu tanaman asli di Indonesia yang dapat tumbuh  tinggi hingga mencapai 6 meter dan banyak ditanam sebagai penghias taman. Batangnya tumbuh tunggal, berbentuk silinder, berwarna abu-abu dan tertutup oleh pangkal-pangkal daun. Daunnya mengembang panjang seperti sirip yang berukuran 1-5 – 3 m. Sirip daunnya lebih jarang dan teksturnya agak kasar daripada sikas Jepang. Tangkai daun tumpul, bersudut tiga dan berduri kecil. Helaian anak daun berwarna hijau tua, berbentuk lanset meruncing ujungnya, tipis dan licin.

Orang-orang barat sering menyebut pakis haji dengan nama Sango Palm, karena bentuk dan susunan daunnya mirip palem. Pakis haji ini mempunyai biji berbentuk bulat telur yang berukuran sekitar 50-70 cm dan diameter sekitar 35-45 cm. Biji ini dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman, selain dengan menggunakan biji kita dapat memperbanyak pakis haji dengan anakan atau tunas-tunas yang tumbuh pada batangnya.


2.           Cycas revoluta

Jenis sikas rovoluta merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakan dan paling populer diantara jenis sikas lainnya. Sikas ini berasal dari Jepang bagian selatan termasuk Kepulauan Ryukyu. Sikas ini terkenal sebagai sikas Jepang, dalam bahasa Jepang disebut Sotetsu yang berarti pohon sagu, raja sagu, sagu sikas, pohon sagu Jepang. Sikas revoluta merupakan spesies gymnospermae dalam family Cycadaceae.

Tanaman sikas revoluta berwarna hitam dengan bekas-bekas pangkal tangkai daun yang tersusun spiral mulai dari pangkal batang. Terkadang pada bagian ujung batang tumbuh cabang lainnya. Batang pada sikas terkadang tidak tumbuh tinggi melainkan membengkak tebal bulat menyerupai bola dan muncul anakan yang baris secara berjajar yang membuatnya makin unik. Tanaman sikas mempunyai pertumbuhan yang lambat, untuk mencapai ketinggian 6-7 m tanaman ini memerlukan waktu sekitar 50 – 100 tahun.

Daun sikas revolute berbentuk sirip, berwarna hijau tua mengkilap. Sirip daun sangat rapat dan makin kepucuk makin menyempit. Helaian anak daun lurus memanjang berujung runcing dan tajam bagai duri. Tepi daun menggulung kebawah. Daun yang belum mekar mempunayi bentuk yang indah terkadang diselimuti oleh bulu-bulu halus berwarna kuning kecoklatan. Kuncup daun yang baru mekar berwarna hijau muda dan lemah gemulai namun seiring waktu warnanya berubah menjadi hijau tua dan makin tajam.

Biji sikas mengandung toksin atau racun sikasin yang tidak boleh dimakan / dikomsumsi walaupun biji telah dicuci berulang kali. Toksin sikasin dapat menyebabkan ALS, Parkinson ,dan kanker prostat. Racun sikas berbahaya bagi hewan dan manusia jika dikomsumsi ataupun tertelan. Gejala klinis pada manusia apabila tertelan akan berkembang dalam 12 jam mulai dari muntah, diare, kejang dan gagal hati sedangkan pada hewan peliharaan akan mengalami mimisan, darah ditinja (kotoran), tampak memar, pada persediaan darah kelihatan membiru. Pusat pengendalian racun hewan ASPCA memperkirakan tingkat kematian 50 – 75%  apabila menelan biji sikas revoluta, racun lainnya termasuk Beta-methylamino L-alanine, asam amino neurotoksik, dan racun lainnya yang belum dikenali dapat menyebabkan kelumpuhan tulang belakang pada sapi. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan pertolongan secepatnya apabila terjadi hal-hal diatas untuk menghindari resiko yang membahayakan jiwa.

Sikas revoluta dapat tumbuh dengan baik di tanah berpasir yang memiliki banyak unsur organik dan memiliki drainase yang baik . Perbanyakan dapat dilakukan dengan biji (biji sikas revoluta berbentuk bulat telur berwarna merah) ataupun dari anakan yang tumbuh pada batang atau pangkalnya.

3.           Cycas circinnalis

Sikas ini dikenal dengan nama Queen sagu (ratu sagu) yang ditemukan dialam liar dinegara India bagian selatan dan Sri Langka. Tanaman ini dibudidayakan secara luas di Hawai, di Filipina dikenal dengan sebutan patubo, pitogo atau bitogo, orang barat menyebutnya Fern Palm.

Sosok sikas ini mirip dengan palem batangnya berbentuk silinder dan dapat tumbuh hingga mencapai sekitar 3,5 m, pada umumnya tidak memiliki cabang. Daunnya berbentuk sirip mengembang dengan panjang sekitar 1,5-3,5 m. Warna daun hijau mengkilap dipermukaan atas dan hijau pucat dibagian bawah. Sikas ini saat masih berukuran kecil dapat kita tanam di dalam pot tetapi setelah ukurannya sudah besar sebaiknya kita menanamnya dihalaman.

Biji tanaman ini memiliki racun yang kuat, pada saat akan dibuat menjadi tepung, air rendaman pertama memiliki racun yang dapat membunuh kambing, domba, babi, dan burung. Diperlukan 5 X perendaman untuk memastikan keamanan pada saat pengolahan. Setelah melalui proses perendaman biji lalu dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung ini digunakan untuk membuat tortilla, tamale, sup dan bubur.