Tradisi Bambu Gila : Hiburan Rakyat Sarat Dengan Mistis
Duniahobiku.com
- Apa yang dimaksud dengan bambu gila? Apakah anda pernah mendengar atau
melihat permainan unik ini? Bambu gila adalah kesenian khas masyarakat Maluku
yang banyak dicari wisatawan lokal maupun mancanegara. Permainan ini biasanya
diadakan disaat-saat tertentu seperti upacara adat atau acara tertentu. Konon
dulunya tradisi bambu gila digunakan untuk memindahkan kapal saat sedang berperang.
Permainan bambu gila saat ini merupakan daya tarik wisatawan yang datang ke
Maluku untuk menyaksikan atraksi bambu gila.
Hiburan
rakyat Bambu Gila merupakan warisan budaya yang menggunakan energi mistik.
Yaitu dengan mendatangkan roh ke dalam bambu. Permainan ini berasal dari daerah
Maluku atau kota penghasil rempah.
Bambu
Gila merupakan sebuah permainan rakyat yang mengandung unsur mistis, dimana
sekelompok pemain yang terdiri dari tujuh orang akan ‘bertarung’ dengan
sebatang bambu yang diameternya hanya 8 cm dan panjangnya tidak lebih dari 3
meter. Jalannya permainan bambu gila ini akan dipimpin oleh seorang pawang.
Sang pawang akan mengucapkan mantra dalam bahasa tradisional Maluku sambil
membakar kemenyan atau dupa di dalam sebuah wadah tempurung kelapa untuk
memanggil roh.
Awalnya
bambu yang dipegang oleh para pemain tersebut memiliki berat layaknya bambu
pada umumnya. Namun lama kelamaan, setelah sang pawang menghembuskan asap
kemenyan ke arah bambu dan membacakan mantra secara terus menerus, bambu ini
akan bergerak dengan sendirinya seakan-akan hendak lepas dari genggaman para
pemain.
gambar atraksi bambu gila
Saat
bambu mulai bergerak dengan sendirinya, sang pawang akan meneriakkan Gila,
Gila, Gila! Dan teriakan sang pawang ini seakan memicu semakin kuatnya energi
bambu untuk bergerak mengikuti kemanapun asap api kemenyan di tempurung kelapa
yang dipegang sang pawang. Bambu yang umumnya hanya tujuh ruas ini seakan-akan
hidup dan memiliki jiwa sendiri, sehingga sangat sulit dikendalikan. Bahkan
oleh sekelompok orang bertenaga kuat sekalipun.
Permainan
yang memiliki nama lain Bara Kesuwen ini biasanya diiringi oleh alunan tifa
atau musik perkusi. Tabuhan tifa atau musik perkusi ini awalnya pelan, lalu
lama-kelamaan akan semakin cepat. Dan seiring dengan semakin cepatnya alunan
musik, bambu yang dipegang oleh pemain tersebut akan semakin berat dan semakin
‘meronta-ronta’ ingin lepas. Para pemain harus berjuang mengalahkan bambu ini
agar tetap berada dalam genggaman mereka. Permainan akan berakhir ketika para
pemainnya jatuh pingsan atau tempurung kelapa yang dipegang sang pawang jatuh
ke tanah dan terbalik.
Namun
berakhirnya permainan bukan berarti kekuatan gaib yang menguasai bambu juga
berakhir. Kekuatan gaib yang bersemayam di dalam bambu hanya akan hilang ketika
bambu tersebut diberi makan api. Artinya, sang pawang harus membakar kertas
sambil membaca mantra dan ia harus memadamkan api tersebut dengan tangan
telanjang.
Tanpa
penutup ataupun sarung tangan. Saat memadamkan api tersebut, energi dalam diri
sang pawang seolah-olah juga ikut terserap hilang, karena setelah energi dalam
bambu hilang, sang pawang akan duduk terlemas.
Dalam
memilih bambu pun ada aturan dan ritualnya. Jadi tidak sembarang bambu dapat
digunakan. Dulunya bambu yang digunakan haruslah bambu yang berasal dari hutan
bambu di kaki gunung berapi Gamalama, Ternate, Maluku Utara. Namun sekarang
bambu yang digunakan boleh berasal dari tempat lain, asalkan masih berada dalam
satu wilayah (bambu lokal).
Sang
pawang terlebih dahulu harus meminta izin dari roh yang menghuni hutan bambu
yang akan diambil bambunya. Penghitungan ruas harus dilakukan dengan cermat.
Bambu kemudian dipotong dengan melakukan adat tradisional. Bambu dibersihkan
dan dicuci dengan minyak kelapa kemudian dihiasi dengan kain pada setiap
ujungnya. Setelah itu, ritual pemanjatan doa pun dilakukan sebagai wujud
permohonan izin kepada sang pencipta.
Dahulu
ilmu pawang bambu gila digunakan untuk menghadapi musuh dalam peperangan,
sehingga tidak dapat diwariskan kepada orang yang tidak sedarah. Oleh sebab
itulah dalam kurun waktu yang cukup lama kebudayaan bambu gila ini hanya
berkembang di dalam wilayah Maluku Utara saja. Namun saat ini permainan bambu
gila bisa ditemui di dua desa yaitu Desa Liang, kecamatan Salahatu, dan Desa
Mamala, kecamatan Leihitu, kabupaten Maluku Tengah. Sedangkan di Provinsi
Maluku Utara sendiri, atraksi yang bernuansa mistis ini dapat dijumpai di
beberapa daerah di kota Ternate dan sekitarnya.
Jika
Anda biasanya menyaksikan kekuatan gaib masuk ke dalam tubuh manusia, seperti
halnya kerasukan, maka dalam permainan bambu gila ini Anda akan merasakan
suasana mistis yang lain. Karena medianya bukan lagi raga manusia, melainkan
sepotong bambu. Anda akan memiliki pengalaman yang tidak mungkin Anda lupakan
jika Anda menjadi salah satu di antara para pemain yang ikut berjuang melawan
bambu gila.
Semoga
artikel tentang bambu gila dapat menambah pengetahuan kita tentang kebudayaan
Indonesia yang begitu dalam. Semoga tradisi unik ini masih bisa bertahan
sebagai bagian kearifan lokal. Tertarik mencobanya?