5 Kelebihan Dan Kekurangan Jenis Jenis Kolam Budidaya Ikan Komsumsi Yang Perlu Anda Ketahui
Duniahobiku.com
- Kolam merupakan salah satu elemen penting dalam budidaya perikanan. Kolam berfungsi
sebagai media hidup ikan agar tumbuh dan berkembang secara maksimal. Umumnya
ikan budidaya yang dipelihara di air tawar adalah jenis ikan lele, nila,
gurame, gabus, dll. Ada banyak pilihan jenis kolam yang bisa anda sesuaikan
dengan kebutuhan. Artikel kali ini akan membantu anda mengenali kelebihan dan
kekurangan jenis jenis kolam budidaya ikan komsumsi.
Jenis Jenis Kolam Budidaya Ikan Komsumsi
Umumnya
ada beberapa jenis kolam budidaya perikanan yang biasa digunakan antara lain kolam
plastik, kolam terpal, kolam tanah, kolam semen, dan tambak. Anda bisa memilih
mana yang sesuai dengan kebutuhan usaha Anda? Untuk itu mari kenali apa saja
kelebihan dan kekurangan kolam tersebut :
1.
Kolam
Plastik
Seperti
namanya, kolam ini memang dibuat dari plastik. Biasanya dibuat dengan cara
menyusun batu bata atau rangka kayu dengan ketinggian tertentu kemudian
melapisinya dengan plastik. Plastik yang digunakan juga bukan sembarangan.
Biasanya dipilih plastik dari bahan nylon atau pvc yang paling kuat agar tidak cepat rusak.
Kelebihan
(+) : Kolam plastik merupakan jenis yang paling mudah dibuat dan terjangkau.
Selain itu plastik yang transparan juga akan lebih memudahkan pembudidaya
mengontrol benih ikannya. Sehingga
penggunaannya sangat tepat bagi para pembudidaya pemula.
Kekurangan
(-) : Bahan plastik cenderung lebih cepat rusak, selain itu juga lebih beresiko
robek. Pada beberapa jenis ikan sepert iikan gurami atau ikan lele yang
memiliki sungut tajam, pergerakan ikan di dalam kolam bisa merobek plastik
sehingga terjadi kebocoran. Oleh karena itu, penggunaan kolam plastik ini lebih
disarankan hanya pada tahap-tahap awal budidaya, yaitu tahap pendederan I saat
benih ikan masih berukuran kecil.
2.
Kolam
Terpal
Hampir
sama seperti kolam plastik, kolam terpal dibangun dengan cara menggali tanah
atau memasang rangka dari batu bata atau kayu kemudian dilapisi terpal di
atasnya. Penggunaan kolam terpal umumnya lebih banyak pada segmen pendederan
hingga pembesaran.
Kelebihan
(+) : Kolam terpal banyak menjadi pilihan karena banyak keuntungannya. Selain
bahan yang lebih kuat dan tidak mudah sobek, kolam terpal cenderung lebih mudah
untuk dipindahkan atau dibongkar. Sehingga hal ini sangat cocok pada aplikasi
budidaya yang lahannya sempit.
Kekurangan
(-) : Bahan terpal tentu saja lebih mahal dari plastik sehingga membutuhkan dana
lebih. Selain itu perhatikan juga jenis terpal yang digunakan. Tidak semua
bahan terpal kuat dan tahan lama, sebaiknya pilih yang bisa tahan 5-6 tahun
agar kolam lebih awet.
Kolam
terpal lebih disukai karena fleksibilitas dan biaya pembuatannya yang cenderung
lebih terjangkau.
(Catatan
: Baik kolam terpal atau plastik juga terbatas pada luas atau besarnya bahan
terpal/plastik yang digunakan. Sehingga perhatikan juga berapa banyak kebutuhan
kolam pada usaha lalu sesuaikan dengan jumlah/luas terpal dan plastik yang
digunakan)
3.
Kolam
Tanah
Kolam
tanah dibuat dengan cara menggali tanah hingga kedalaman tertentu. Sebelum
diisi air, tanah dipadatkan dan diberi kompos. Tujuannya untuk menetralkan pH
air tanah dan mencegah air merembes melalui tanah. Kolam tanah umumnya
digunakan pada fasilitas budidaya dengan skala produksi yang lebih besar.
Kelebihan
(+) : Penggunaan kolam tanah
memungkinkan untuk lebih banyak membudidayakan ikan. Selain itu reaksi kimia
dan biologis antara air dan tanah sangat baik untuk perkembangan hidup ikan.
Kekurangan
(-) : Tanah memiliki kemampuan drainase, artinya menyerap dan membuang air yang
berada di lapisan atasnya. Hal ini juga akan terjadi pada kolam tanah apabila
tanah yang digali tidak betul-betul padat. Oleh karena itu pastikan sebelum
terisi air, lapisan tanah sudah dipadatkan.
Contoh
Kolam Tanah Pada Budidaya Nila
4.
Kolam
Semen
Seperti
halnya kolam tanah, kolam semen juga dibangun dengan menggali tanah sesuai
kedalaman tertentu. Lapisan tanah kemudian disemen agar air tidak keluar. Kolam
semen termasuk paling banyak digunakan pada lingkup budidaya perikanan air
tawar karena lebih kokoh dan tahan lama.
Kelebihan
(+) : Seperti yang dijelaskan, kolam semen lebih kuat dan tahan lama. Sehingga
hal ini akan sangat menguntungkan untuk investasi. Air yang diisi di dalam
kolam pun tidak akan merembes keluar.
Kekurangan
(-) : Hati-hati! Setelah kolam semen selesai dibangun, sebaiknya tidak langsung
digunakan. Hal ini karena adanya racun dan bahan kimia yang berasal dari semen
bisa membahayakan ikan. Ada baiknya kolam semen direndam terlebih dahulu selama
seminggu untuk menghilangkan kandungan semen.
gambar kolam semen ikan komsumsi
(Catatan
: Baik kolam tanah atau kolam semen termasuk ke dalam kolam permanen. Artinya setelah
dibangun, akan sulit untuk dibongkar atau dipindahkan. Berbeda halnya dengan
kolam terpal dan kolam plastik. Oleh karena itu sebaiknya cermati lingkungan
budidaya sebelum membangun kedua kolam ini. Apakah faktor tempat atau lokasi
sudah sesuai dengan karakteristik hidup ikan atau belum)
5.
Kolam
Tambak
Tambak merupakan salah satu
budidaya ikan. Tambak biasanya berhubungan dengan air payau atau air laut.
Hanya jenis ikan dan hewan tertentu yang dibudidayakan di tambak antara lain ikan
bandeng, udang, kepiting maupun kerang.
Kelebihan kolam tambak (+) :
memudahkan untuk memperoleh sumber air payau atau air laut karena umumnya
tambak dibuat didaerah pesisir. Jarak
yang jauh dari perkotaan dan permukiman membuatnya lebih aman dari pencurian.
Kekurangan kolam tambak (-) :
Lokasinya yang dekat dengan laut membuatnya rentan terhadap gangguan alam. Alam
sulit diprediksi, sehingga perubahan cuaca bisa mengakibatkan banjir dan
tsunami dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian material yang sangat besar.
Setelah mengetahui apa saja Kelebihan
Dan Kekurangan Jenis Jenis Kolam Budidaya Ikan Komsumsi kita dapat memilih
kolam mana yang paling cocok diterapkan untuk usaha anda.