Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Rambut Gimbal Dieng Yang Unik

 sejarah rambut gimbal dieng

Duniahobiku.com - Ada yang unik saat kita berkunjung ke dataran tinggi Dieng, kita akan menjumpai beberapa anak memiliki rambut gimbal, rambut gimbal ini memiliki nilai historis yang cukup unik dan bukan sembarang rambut gimbal. Mungkin ada yang penasaran kenapa anak Dieng berambut gimbal? Untuk menjawabnya kita perlu merunut sejarah rambut gimbal Dieng yang tidak lepas dari cerita rakyat masyarakat Dieng.

Anak Gimbal Dieng disebut pula "Anak Bajang" yaitu anak yang memiliki rambut gimbal seperti penyanyi Bob Marley. Anak-anak ini dipercaya bisa membawa keberuntungan  oleh masyarakat Suku Dieng. Anak-anak berambut gimbal ini bisa kita jumpai di disekitar Dieng seperti Lereng gunung Prau, Gunung Slamet, Guning Sindoro dan desa-desa sekitar dataran tinggi Dieng. Jika dilihat secara seksama tidak ada perbedaan fisik dan perilaku anak rambut gimbal, mereka sama seperti anak-anak lain pada umumnya hanya rambut gimbal itu saja yang menjadi perbedaan dan ciri khasnya. Masyarakat setempat bahkan terkadang menyebut anak rambut gimbal di Dieng ini dengan sebutan anak gembel. Kata gembel sering identik dengan makna negatif dimana anak-anak tidak terurus dengan baik, malas mandi, rambut awut-awutan dan bau. Mungkin saja ini berkaitan dengan rambut gimbal yang mereka miliki yang seolah-olah tidak terurus padahal kenyataannya tidaklah demikian.

Keistimewaan Anak Rambut Gimbal Dieng

Konon anak gembel Dieng dianugerahkan kekuatan dan keunikan secara karakter yang dimiliki oleh setiap anak gimbal Dieng. Bahkan untuk memotong rambutnya tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan harus melakukan upacara adat yang dilakukan pada tanggal tertentu. Tak heran jika keindahan telaga warna dan keunikan dataran tinggi Dieng  mampu menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

telaga warna dieng
gambar telaga warna dieng

Rambut gimbal anak Dieng berbeda dengan musisi genre Reggae yang selalu identik dengan rambut gimbalnya yang memang sengaja dipanjangkan dan dibentuk hingga memiliki bentuk gimbal yang sesuai, rambut gimbal anak Dieng memiliki bentuk yang tak beraturan dan  saling menempel satu sama lain mulai dari akar hingga ujung rambut dengan proses alami bahkan semenjak mereka balita.

Keunikan masyarakat dan anak rambut gimbal Dieng bahkan memancing rasa penasaran stasiun televisi lokal dan mancanegara untuk meliput kehidupan mereka sehari-hari dan anak-anak gimbal yang ada di pegunungan Dieng.

Sejarah Rambut Gimbal Anak Dieng

Misteri rambut gimbal memang membuat sejuta pertanyaan bagi para wisatawan, ada yang bertanya apa rambut gimbal keturunan? Apa penyebab rambut gimbal anak Dieng? Tidak ada yang tahu secara pasti mengapa rambut anak diDieng bisa mnejadi gimbal. Tapi rambut gimbal sering dikaitkan dengan cerita asal usul rambut gimbal Dieng yang konon titipan Kyai Kolo Dete, begini ceritanya:

Legenda tersebut dimulai sekitar abad ke-8, terdapat seorang tokoh bernama Kyi Kolodete dan sang istri yang bernama Roro Ronce. Kyai Kolodete adalah seorang punggawa pada masa kerajaan Mataram berkuasa. Beliau mengemban tugas dari Panangkaran (Wangsa Sanjaya) Raja Mataram pada masa kemuculan Dinasti Syailendra untuk memperluas memperluas wilayah kekuasaan dari Kerajaan Mataram dan memelihara kesejahteraan bagi para warga asli keturunan Dieng. Oleh sebab itulah Candi Arjuna Dieng memiliki hubungan dengan Candi Sambisari dan Istana Ratu Boko di Jogja.

Kemudian suatu ketika, Kyi Kolodete mendapatkan sebuah mimpi yang mempertemukannya dengan Sang Penguasa Laut Selatan Kanjeng Nyi Roro Kidul. Dalam mimpi tersebut, kelak akan muncul sosok dari keturunan asli Dieng yang memiliki rambut gimbal dan kepercayaan jika kelak semakin banyak bermunculan rambut gimbal ini, itu artinya kesejahteraan masyarakat Dieng akan mengalami peningkatan.

Menurut cerita masyarakat setempat rambut gimbal ini tak serta merta ada sejak para anak ini lahir ke dunia. Melainkan baru muncul  ketika mereka balita, umumnya mereka mengalami sakit demam tinggi terlebih dahulu, hingga kemudian rambut dari anak anak ini menempel atau bergumpal satu sama lainnya. Demam yang ada terjadi pada anak gimbal Dieng akan turun saat rambut gimbal mulai tumbuh dikepala anak. Tidak semua anak di desa Dieng  akan mengalami hal demikian, itulah sebabnya  para anak gimbal Dieng diperlakukan secara istimewa oleh masyarakat, rambut mereka pun tak boleh dipotong/dicukur secara sembarangan. Jika hal tersebut dilakukan, maka sang anak pun akan jatuh sakit dan rambut pun akan kembali menjadi gimbal. Oleh sebab itulah, sekolah sekolah yang ada di Dieng umumnya tak mempermasalahkan rambut gimbal panjang mereka.

Ruwat Rambut Gimbal Dieng

Untuk pemotongan rambut gimbal Dieng, hanya bisa melalui ritual upacara adat, dimana PemKab mengemas ruwatan rambut gimbal dalam sebuah acara bernama Festival Budaya Dieng atau Dieng Culture Festival yang masuk agenda rutin setiap tahunnya pada bulan Agustus. Namun sebelum dicukur, para orang tua harus menuruti segala permintaan pertama dari sang anak begitu ia terbangun dari tidur sebelum prosesi dimulai. Lucunya, dikarenakan notabene mereka hanya seorang anak-anak maka permintaannya pun ada-ada saja dan terkadang diluar akal sehat sebagai contoh ada seorang anak yang meminta kambing berjumlah 1000 ekor yang kemudian dibuatkan sate dan dibagikan pada masyarakat lainnya, atau ada pula permintan yang mudah seperti meminta mainan baru saja atau bahkan hanya meminta digendong saja. Namun segala permintaan dari sang anak kebanyakan menyesuaikan dengan perekonomian keluarga secara otomatis.

prosesi ruwat anak gimbal dieng
prosesi ruwat anak gimbal dieng

Jika diperhatikan pada wajah masyarakat Suku Dieng asli terdapat sebuah bercak merah disekitar pipi, menurut salah seorang warga ia menuturkan bahwasanya hal tesrebut menjadi penanda ia adalah keturunan asli. Namun, mungkin saja hal tersebut terjadi dikarenakan letak Dieng yang berada didataran tinggi yang secara otomatis lebih dekat dengan matahari.

Ada yang unik di dataran tinggi Dieng, kita akan sulit menemukan ular di kawasan Dieng, menurut cerita hal tersebut terjadi karena adanya sebuah perjanjian antara Kyi Kolodete dengan Nyi Roro Kidul yang meminta agar kawasan ini bebas dari ular. Namun asumsi ini bisa salah atau benar, mungkin saja ini terjadi karena ular merupakan hewan berdarah panas yang cenderung menjauhi daerah yang memiliki cuaca dingin seperti Dieng yang kadang berada dibawah minus.

Semoga artikel tentang sejarah rambut gimbal Dieng dapat menambah wawasan kita tentang kekayaan budaya bangsa Indonesia yang penuh dengan kearifan lokal.