10 Jenis Kayu Bertuah Yang Sering Dijadikan Warangka
Duniahobiku.com
- Hingga kini masih banyak di antara masyarakat kita yang meyakini bahwa
beberapa jenis kayu tertentu memiliki daya gaib/kekuatan. Jenis kayu bertuah yang
dimaksud biasanya berasal dari pohon atau kayu bekas dari tempat-tempat yang
dikeramatkan atau makam leluhur. Dapat juga dianggap bertuah karena langka atau
memiliki sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh kayu lainnya.
Derajat
tuah kayu sangat tergantung dari tempatnya tumbuh, lingkungan dan tata cara
pengambilannya, termasuk sesaji-sesajinya. Selain itu gambaran-gambaran motif
pada kayu tertentu juga diyakini memiliki pengaruh gaib pada pemakainya.
Sebagai contoh, dapat disebutkan, pelet kendhit pada warangka keris dari kayu timoho
dipercayai memiliki daya mengikat tamu sehingga mereka tidak meninggalkan
tempat hajatan sebelum acara selesai. Kepercayaan pada kayu bertuah tidak hanya
terdapat pada bangsa kita, tetapi juga pada bangsa-bangsa lain.
Beberapa
jenis kayu bertuah yang kadang dipakai untuk bahan warangka dan ukiran/hulu
tosan aji, adalah :
1.
Kayu
asam jawa/celagi/tangkal acem (Tamarindus
indicus linn)
Kayu
asam sangat populer di Indonesia. Pohonnya tinggi hingga 30 m dan diameternya
mencapai 60-70 cm. Daun hingga buahnya banyak dimanfaatkan untuk obat. Asam
kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan serat-seratnya
kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam lalu dibentuk bola-bola
dan dijemur di bawah sinar matahari. Asam kawak digunakan sebagai obat untuk
macam-macam penyakit, diantaranya adalah penyakit tenggorokan. Bijinya disebut
klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya yang berasal dari kerajaan
Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 buah, jika ditaruh dalam lampu
mobil/motor, dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang disebabkan
oleh gangguan makhluk halus.
Bagian
hitam dari teras kayu asam, dinamakan galih asam, bertuah untuk keselamatan,
menolak jin jahat, dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang
memiliki ilmu hitam (black magic),
biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik dipakai oleh pimpinan
yang berhati ‘satriya pendeta’. Kayu ini bagus untuk warangka keris.
2.
Kayu awar-awar/dausalo/bar-abar/sirih
popar (Ficus esame burm)
Perdu
yang banyak tumbuh di tempat-tempat agak basah ini hampir terdapat di seluruh
nusantara. Dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya, jika ditumbuk
dengan adas pulowaras dan airnya diperas, dapat digunakan untuk mengobati
keracunan ikan, gadung, dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar
alang-alang dan airnya diperas, dapat dipakai sebagai obat muntah yang sangat
manjur. Daun awar-awar sering digunakan untuk penolak setan. Di jaman dulu
daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar yang
diiris-iris halus kemudian dicampur dengan candu. Dalam bentuk bulatan-bulatan
kecil ini tikee dibakar dalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan ‘bedhutan’.
Sering
kali pohon awar-awar yang sudah tua, bagian terasnya memperlihatkan
gambaran-gambaran seperti pelet timoho. Bagian kayu ini banyak dicari untuk
warangka keris. Diyakini jenis kayu ini dapat meredam keris-keris/tombak-tombak
yang ‘panas’, serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black magic. Yang perlu diingat, dalam mengerjakan kayu awar-awar,
perlu hati-hati karena biasanya kayunya sangat lunak.
3.
Kayu Cendana (Santalum album L.)
Kayu
cendana asli berwarna kuning agak kemerah-merahan, berbau wangi. Kayu ini
diyakini bertuah didekati arwah leluhur. Jangan membawa pusaka yang diberi
warangka cendana bilamana menengok orang yang sakit, karena dapat mempercepat
kematiannya. Tosan aji yang diberi warangka kayu cendana akan lebih awet dan
berbau harum. Jenis cendana yang bagus adalah cendana dari Bali, NTT dan Timtim.
4.
Kayu Drini/sentigi/stigi (Pemphis acidula forst)
Kayu
drini dulu banyak dijumpai di pantai selatan pulau Jawa, khususnya di pantai
Krakal, sebelah timur pantai Baron, Gunungkidul. Namun menurut pengalaman
beberapa kolektor kayu bertuah, ternyata drini juga ditemukan di lain daerah
pantai. Karena banyak dicari orang, lama-lama kayu ini nyaris punah. Diyakini
kayu ini bertuah untuk keselamatan, anti black
magic, anti gigitan ular, dan dijauhi oleh ular. Selain itu, rendaman kayu
dalam air juga berkhasiat untuk obat sakit perut. Kayu yang telah kering berbau
harum jika digosok-gosok dengan ujung jari. Jenis kayu drini dari pulau Kangean
(sebelah timur pulau Madura), oleh penduduk setempat dinamakan sentigi,
cantinggi atau mentigi. Kayu ini juga banyak dicari untuk jimat dan pengobatan.
Karena langka, kayu drini Kangean ini sangat mahal. Biasanya pohon drini tumbuh
di tanah-tanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam air
laut. Warna kayu drini adalah kelabu sampai hitam.
5.
Kayu Dewandaru (Eugenia uniflora L.)
Kayu
yang sudah amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa, sebelah
utara kota Jepara. Kayu dewandaru diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular,
menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik jika dibawa dalam
perjalanan dengan perahu atau kapal, karena sifatnya mengundang angin topan.
Ada dua macam kayu dewandaru. Yang dipercaya asli, tumbuh di depan Goa Nyamplung.
Konon kayu ini dulu adalah penjelmaan sebuah tongkat yang ditinggalkan oleh
Sunan Kudus, seorang wali dari Demak.
6.
Kayu hitam/kayu arang/kayu ebony (Diospyros spp.)
Kayu
ini berwarna hitam atau kelabu berserat hitam. Khusus yang seluruh bagiannya
berwarna hitam, bertuah menangkal roh jahat dan menciptakan suasana
ketenteraman. Ruang tamu yang diberi sebuah patung dari kayu ebony bisa
menimbulkan suasana damai dan teduh. Mereka akan kerasan tinggal di ruang ini.
Kayu ebony/eben ini cukup banyak dibuat menjadi warangka keris Bali. Namun
belakangan ini sudah mulai sulit di dapat, dan harganya pun mahal.
7.
Kayu Nagasari/penaga putih/nagakusuma
(Mesua ferrea linn)
Pohon
ini asalnya dari India, banyak ditanam di kebun dan halaman di daerah-daerah di
bawah
1300
m di bawah permukaan laut, di Jawa dan Bali. Pohon ini bisa mencapai tinggi 20
m dan diameter 50 cm. Yang dianggap bertuah umumnya terdapat di makam-makam
tokoh-tokoh sejarah, misalnya raja-raja, ulama-ulama terkenal, seperti di
Imogiri, Kotagede, Kudus (makam Drs Sosrokartono), dan makam Sunan Muria, di
gunung Muria. Kayu nagasari berwarna coklat. Jika sudah tua menjadi coklat
kehitaman atau coklat dengan serat-serat hitam. Kayu yang dianggap memiliki
daya gaib istimewa adalah kayu-kayu yang diambil dari halaman-halaman makam
leluhur.
Untuk
mendapatkan kayu ini, dianjurkan yang bersangkutan sebelumnya melakukan puasa
mutih (hanya makan nasi dan minum air putih), selama beberapa hari. Sebelum
memotong kayu seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk dari
penjaga kuburan (kuncen). Kayu nagasari termasuk kayu yang keras dan ulet.
Sebaiknya kayu yang telah dipotong jangan dijemur.
Namun
setelah agak kering, buatlah barang yang anda inginkan, misalnya : warangka
tosan aji, tongkat, pipa, dan lain-lain. Kayu ini berbahaya jika dipakai untuk
memukul. Secara spiritual, kayu nagasari bersifat mengembalikan daya yang
dilontarkan kepada pemakai. Diyakini kayu nagasari merupakan kayu yang paling
unggul diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan,
pengobatan, perlindungan dari gangguan orang/jin jahat, binatang berbisa, hewan
galak, anti tenung dan black magic.
Pemakai kayu ini diharap berlaku suci dan jujur. Jika tidak, maka segala
tindakan yang dilakukannya akan membalik kepada dirinya sendiri.
Kayu
nagasari mudah dikenal, karena jika ujungnya dibakar tidak menyala, dan jika
direndam air sekitar 10 menit, permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan
: kayu ini jangan sekali-sekali dilangkahi pria atau wanita, Seyogyanya kayu
yang sudah dibentuk tidak dilekati dengan benda-benda logam seperti kuningan,
perak, emas, atau gading. Biarkan saja seperti apa adanya. Kayu nagasari yang
tua sangat bagus untuk mata cincin dan juga untuk warangka tosan aji. Khasiatnya
sama saja dengan membawa kayu nagasari dalam ukuran besar.
8.
Kayu Timoho (Kleinhovia esamel L.)
Kayu
timoho yang dianggap memiliki khasiat adalah yang mengandung pelet.
Pelet kendhit, adalah pelet yang
melingkar pada kayu asalnya, dan kelihatan mengkilap seperti bara api. Pelet
jenis ini berkhasiat memberikan kebahagiaan, kemudahan, kekayaan, dan
melindungi dari bahaya dan penyakit bagi pemilik/penyimpannya.
Pelet
tulak, adalah pelet yang membentuk garis tebal dari atas ke bawah, dengan warna
mengkilat yang hitam atau coklat tua/muda, dan gambar yang letaknya di bagian
tengah lebih menyala dari gambar yang lain. Khasiatnya antara lain adalah untuk
melindungi pemiliknya dari senjata tajam, dan bila dibawa dalam peperangan,
dapat terhindar dari senjata lawan.
Pelet
pudhak sinumpet, adalah pelet yang menyerupai pelet tulak, hanya tidak
mempunyai gambaran hitam seperti pelet tulak, dan khasiatnya juga seperti pelet
tulak.
Pelet
pulas kembang, adalah pelet yang menyerupai awan yang bergerak, dan pelet ini
mempunyai khasiat menolak bahaya di laut dan sebagai penolak binatang buas di
sungai (buaya, ular, dan lain-lain).
Pelet
dhoreng, adalah pelet dengan gambaran seperti lorengnya kulit harimau. Pelet
ini berkhasiat agar pemiliknya menjadi tegar/angker, dan disegani esame
manusia. Jenis pelet seperti ini banyak dicari, dan harganya cukup mahal.
Pelet
ngamal, adalah pelet yang berbentuk bintik-bintik besar (ceplok), dengan jarak
sedikit jarang antara satu dengan yang lainnya. Khasiatnya memberikan kepuasan
hidup dan selalu gembira. Pelet jenis ini agak pemilih, yaitu hanya pejabat
yang cocok memakainya.
Pelet
pulas groboh, adalah pelet yang mempunyai gambar bintik-bintik besar dan kecil,
Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal, hanya saja pelet ini tidak pemilih.
Pelet
beras wutah, adalah jenis pelet yang mempunyai gambaran titik-titik kecil dan
merata pada seluruh kayu. Khasiat yang dimilikinya ialah untuk pengasihan
(dicintai semua makhluk, baik manusia maupun binatang). Jenis kayu yang
berpelet beras wutah ini banyak dicari, dan harganya cukup mahal.
Pelet
ngirim (ngingrim) kembang, adalah pelet yang berbentuk besar dan panjang.
Khasiatnya :
Dihormati
esame manusia dan dicintai lawan jenis. Biasanya kayu pelet jenis ini dipakai
oleh mereka yang belum berkeluarga (jejaka, duda, dan sebagainya).
Pelet
gandrung, yaitu kayu yang peletnya berbentuk bulat-bulat dan tidak beraturan,
dengan warna yang lebih mengkilap dan terang. Khasiatnya adalah membantu
pemiliknya untuk hidup hemat dan cermat.
Pelet
ceplok kelor, adalah pelet dengan gambaran bulat telur besar, seperti daun
kelor. Khasiatnya : memberikan keselamatan kepada pemiliknya.
Pelet
ceplok bantheng, adalah pelet yang hampir menutup seluruh kayunya, tetapi masih
kelihatan disana-sini warna kayu aslinya. Pemilik kayu ini akan selalu dalam
keadaan sehat wal’afiat.
Pelet
segara winotan, adalah pelet yang terdiri dari satu, dua atau tiga
bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya adalah dihormati oleh setiap orang. Dan
pelet ini termasuk pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.
Pelet
gana, adalah pelet yang mampunyai gambar seperti lukisan batu arca. Khasiat
dari pelet ini adalah memberikan kesejahteraan, dan menghimpun semua kebaikan
dan kebahagiaan. Dahulu hanya dipakai oleh raja-raja atau penguasa tertinggi.
Pelet
sembur, adalah pelet dengan gambar titik-titik kecil yang tersebar di permukaan
kayu. Kayu pelet sembur ini dapat menundukkan manusia maupun binatang,
menghindarkan kemarahan orang lain, dan umumnya kayu pelet ini memiliki
kekuatan ghaib.
Pelet
nyerat, adalah jenis pelet yang bergambar garis-garis tipis, seperti gambaran
pada sebuah marmer, kadang-kadang seperti huruf/tulisan. Khasiatnya adalah
bahwa pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri, selalu beruntung dan jaya,
dan dalam berusaha apa saja selalu berhasil.
Pelet
dewandaru, gambarannya seperti pada pelet nyerat, hanya garis-garisnya jauh
lebih tebal dan tajam, sehinga kadang-kadang sulit untuk membedakan dengan
pelet nyerat. Khasiat yang dimilikinya adalah dapat melindungi pemilik dan
keluarganya dari mara bahaya dan bencana, serta melindungi harta kekayaan
pemiliknya. Biasanya pusaka yang memakai rangka kayu pelet dewandaru ini
ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada pohon beringin,
dan mempunyai nilai yang cukup tinggi, serta sangat dihormati.
9.
Kayu Wonglen/onglen/wungle (Pterocarpus spp.)
Kayu
wungle yang dianggap bertuah adalah yang berasal dari bekas kerangka rumah
makam Sri Sultan Agung Anyakrakusuma dan makam Pakubuwanan. Jenis kayu ini
sudah dikenal sejak jaman dulu. Diyakini bahwa kayu wunglen memiliki tuah
memacu keberanian, kewibawaan dan keselamatan, bahkan untuk pengobatan.
Rendaman air kayu ini, dapat digunakan sebagai obat sakit perut. Kayu wonglen
yang beredar sekarang sama sekali tidak mirip dengan kayu ulin (Eusideroxylon
zwageri T&B), yang banyak didatangkan dari Kalimantan. Yang terbanyak
berasal dari bekas kerangka rumah makan Pakubuwanan di sebelah Timur makan
Sultan Agung Anyakrakusuma di Imogiri, Bantul, Yogyakarta. Menurut penelitian,
kayu ini mirip sekali dengan kayu sono kembang (Pterocarpus indicus willd) atau kayu sejenis, misalnya padauk (Pterocarpus sp.), yang diimpor dari
Burma, dan cendana jenggi (Pterocarpus
santalina linn), yang berasal dari Afrika. Kayu wonglen dipercaya memiliki
berbagai khasiat yang diperlukan bagi seseorang yang memegang jabatan atau
kekuasaan. Namun bagi orang biasapun tidak ada halangannya. Hanya saja, jika
dipakai sebagai mata cincin, tongkat, dan lain-lain, maka diharapkan si pemakai
dapat mengendalikan emosinya. Kayu ini sangat cocok bagi yang berprofesi
keprajuritan atau pamong praja.
Pantangan
: jangan dilangkahi atau ditaruh di tempat bawah/rendah. Jika sedang buang
hajat, lepaskan dulu cincin kayu atau letakkan dulu tongkat wonglen yang anda
bawa. Jangan sekali-sekali kayu ini dipakai untuk memukul orang atau hewan.
Akibatnya bisa fatal!
10.
Kayu Kanthil /cempaka/pecari (Michelia champaca L.)
Di
India, kayu kanthil sangat disukai untuk mebel, kerangka rumah, pintu, jendela
dan gerobak. Kayu teras pohon ini sering digunakan untuk mebel, warangka tosan
aji dan peralatan lain. Kayunya awet, berwarna kuning kehijauan sampai coklat
dengan gambaran-gambaran yang indah. Sedang kayu gubalnya yang berwarna putih,
bersifat lunak dan jarang dipakai.
Kayu
kanthil berbau aromatis, sangat khas, dipercaya memiliki tuah menarik rejeki,
membawa ketentraman dan keberuntungan. Itulah sebabnya mengapa kayu ini banyak
dijadikan kotak penyimpan uang, tasbih, almari dagangan, dan sebagainya.
Semoga
artikel tentang 10 jenis kayu bertuah
dapat menambah khazanah budaya Indonesia yang penuh warna, menyimpang atau tidak,
percaya atau mitos itu semua kembali kepada kepercayaan dan persepsi
masing-masing individu.