Masjid Pathok Negoro Plosokuning Mesjid Unik Di Kota Yogyakarta
Duniahobiku.com
– Masjid Plosokuning dibangun tahun 1776 oleh Kyai Mursodo, putera Kyai Nur
Iman dari Mlangi. Masjid Plosokuning tidak lekang ditelan zaman. Meski ratusan
tahun usianya, namun bangunan ini justru semakin berkembang sebagai salah satu
pusat dakwah Islam. Masjid Plosokuning dibangun setelah Masjid Pathok Mlangi
berdiri.
Masjid Pathok Negoro Plosokuning
Masjid
bersejarah ini terletak di Dusun Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman.
Suasana asri dengan pesona arsitektur masa lalu, membuat jamaah masjid merasa
kerasan dan nyaman. Makna pathok sendiri adalah sesuatu yang ditancapkan
sebagai batas atau penanda suatu wilayah, tetapi bisa juga diartikan sebagai
dasar hukum, aturan maupun pedoman suatu negara.
Kompleks
Masjid Pathok Negara Plosokuning memang begitu nyaman untuk dikunjungi. Selain
karena berarsitektur kuno dan unik, nilai sejarah masjid ini menjadi alasan
sebagai daya tarik masyarakat untuk mengunjunginya. Pada saat bulan Ramadhan,
Masjid Plosokuning menjadi salah satu tujuan kunjungan bagi masyarakat yang
melakukan wisata religi.
Secara
visual, bentuk Masjid Plosokuning sama dengan Masjid Gedhe Kauman yang
merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Di antara keempat Masjid Pathok Negara
yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Masjid Plosokuning merupakan
bangunan yang paling terjaga keasliannya.
Keaslian
tersebut tampak pada puncak bagian atap yang terdapat mahkota gada sulur dari
tanah liat. Mahkota itu masih terpasang hingga kini. Masjid Plosokuning juga
memiliki tiang yang berfungsi sebagai penahan konstruksi atap. Tiang penyangga
berkayu jati tersebut sebagian besar masih asli.
Gambar halaman masjid pathok negara
Di
halaman masjid berdiri menjulang pohon sawo kecik yang usianya sama dengan usia
masjid. Pohon ini mengandung makna harapan agar setiap muslim selalu
berperilaku sarwa becik atau serba baik. Menempel dengan bangunan induk,
terdapat dua kolam sedalam 3 meter.
Orang
yang akan memasuki masjid harus melewati kolam tersebut, sehingga kaki yang
akan menginjak ke lantai bagian dalam secara otomatis terbasuh dengan air
kolam. Kolam menandakan ciri khas bangunan masjid masa lalu.
Di
dalam masjid terdapat mimbar tua terbuat dari kayu jati yang berhias ornamen
pada pegangan tiang. Mimbar dilengkapi sebuah tongkat yang dipakai oleh khatib
pada saat menyampaikan khotbah. Sampai sekarang mimbar masih digunakan,
terutama untuk khotbah pada shalat Jum’at.
Yang
masih dipertahankan pula, masjid ini memiliki tradisi Singiran yang masih
lestari hingga sekarang. Tradisi Singiran merupakan lantunan shalawat kepada
Nabi Muhammad yang diambil dari Kitab Barzanji berisi sejarah Nabi Muhammad
SAW.
Banyak
lagu yang bisa dipilih dalam melantunkan Singiran. Bisa langgam maupun melayu.
Singiran biasanya dilakukan oleh 10 orang dengan 4 penabuh alat musik rebana
dan sisanya sebagai vokal. Singiran ini selalu ditampilkan saat
pengajian-pengajian di Masjid Pathok Negara.
Dengan
menyandang predikat sebagai cagar budaya, Masjid Plosokuning tidak lekang
ditelan zaman. Meski ratusan tahun usianya, namun bangunan ini justru semakin
berkembang sebagai salah satu pusat dakwah Islam. Dalam perjalanan waktu,
menempatkan masjid ini menjadi salah satu simbol yang dimiliki Yogyakarta
sebagai tujuan wisata.
Tradisi
yang dipertahankan serta nilai sejarah yang dimiliki, membuat masjid ini selalu
dikunjungi oleh wisatawan. Tidak hanya berasal dari Yogyakarta, tetapi juga
dari berbagai kota. Selain beribadah, masyarakat dan wisatawan saat berkunjung
juga ingin menyaksikan uniknya masjid yang terpelihara sejak ratusan tahun
silam.
Demikianlah
info wisata tentang Masjid Pathok Negoro
Plosokuning yang masih terjaga keasliannya hingga kini. semoga bermanfaat.