Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Bahan Pangan Yang Akan Melonjak Harganya

 bahan pangan

duniahobiku.com - Bahan pangan apa saja yang akan melonjak karena perubahan iklim? Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini telah menimbulkan berbagai bencana dan perubahan iklim yang berdampak terhadap produktifitas pangan diseluruh dunia. Di beritakan beberapa waktu yang lalu oleh badan pangan sedunia, bahwa untuk beberapa tahun yang akan datang, akan terjadi kekurangan stok untuk bahan pokok pangan karena banyaknya bencana alam dan perubahan iklim yang dratis sehingga produksi pangan menurun. Untuk mengetahui bahan pangan apa saja yang akan mengalami peningkatan harga silahkan simak pada artikel dibawah ini.

Bahan Pangan Nabati dan Hewani

Sebelum kita lanjut untuk mengetahui bahan pangan apa saja yang akan terkena dampak perubahan iklim ada baiknya kita mengenal sekilas tentang pengertian bahan pangan dan contohnya. Bahan pangan merupakan sumber bahan makanan yang berasal dari bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Contoh bahan pangan nabati adalah sayu-sayuran, buah-buahan, serealia, umbi-umbian, kacang-kacangan dan rempah-rempah sedangkan yang termasuk bahan pangan hewani adalah daging hewan ternak, ikan, kerang, susu dan telur.

Bahan pangan merupakan salah satu bagian penting yang medapat perhatian dunia sebab jika tidak diantipasi dengan baik bisa menyebabkan krisis pangan dan ancaman kelaparan. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengingatkan tentang bahaya krisis pangan yang bisa terjadi diberbagai negara dan perlu melakukan antisipasi sejak awal untuk meningkatakan ketahanan pangan suatu negara, kita bisa belajar dari negara seperti Afrika yang sering terdampak masalah krisis bahan pangan. Menurut beberapa penelitian setidaknya ada 5 bahan pangan yang akan harganya akan melonjak sebagai akibat kelangkaan yang terjadi. Bahan pangan tersebut yaitu:

1.      Gandum

Saat ini hampir semua negara didunia telah mengkonsumsi gandum sebagai makanan pokok dalam bentuk produk setengah jadi. Seperti negara Indonesia walaupun gandum bukan bahan utama namun jumlah industri yang membutuhkan gandum sangatlah besar. Konsumsi gandum bahkan hampir menyamai kebutuhan beras. Resiko jika terjadi kenaikan harga gandum dunia maka inflasi akan naik sangat tinggi yang dapat berakibat mempengaruhi kestabilan ekonomi nasional.

Kita mesti mewaspadai hal ini sebab gandum merupakan salah satu komoditi yang mesti di impor dari negara luar seperti Australia dan kita belum mampu membudidayakan dengan baik untuk memenuhi pasar dalam negeri, seperti kita ketahui ada banyak industri yang membutuhkan gandum dalam jumlah besar sebagai bahan dasar pembuatan produk mereka seperti pabrik tepung terigu, pabrik mie, restoran, dll.

2.      Beras

Beras bagi masyarakat Indonesia merupakan makanan pokok yang wajib dikonsumsi. Walaupun Indonesia termasuk penghasil beras terbaik didunia, namun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, negara masih harus mengimpor beras dari negara lain karena total produksi didalam negeri baru bisa memenuhi sekitar 60% kebutuhan beras nasional. Melonjaknya harga beras disebabkan oleh banyaknya bencana alam dan perubahan iklim sehingga terjadi penurunan produktifitas beras. Untuk mengantisipasi masalah ini, sebaiknya pemerintah lebih meningkatkan alokasi dana untuk petani dalam hal penyediaan pupuk murah dan penyediaan sarana pembasmi hama penyakit yang masih dikeluhkan oleh petani.

3.      Minyak Goreng

Kelapa sawit merupakan penghasil minyak goreng yang kebutuhannya lebih besar dibandingkan dengan kelapa biasa. Menurut data Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI). Komsumsi minyak sawit dalam negeri pada tahun 2020 lalu mencapai 17,35 juta ton dan hal ini mungkin terus bertambah mengingat jumlah penduduk dan kebutuhan industri semakin besar akan minyak sawit.

Namun sehubungan dengan pembatasan pembukaan hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, membuat peningkatan produksi minyak goreng nasional tidak bertambah. Memang sebaiknya penebangan hutan tidak terjadi lagi dan untuk solusinya sebaiknya pemerintah membuat kebijakan tentang pemanfaatan lahan yang tidak produktif / tandus untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Jika dari sekarang dibiarkan saja maka beberapa tahun mendatang harga minyak goreng bisa dua kali lipat harga sekarang.

4.      Gula

Saat ini, kebutuhan akan gula sudah tergantung dari negara lain. Hal tersebut sangatlah mengkawatirkan karena kebutuhan yang terus meningkat namun produksi dalam negeri tidak berkembang. Pemerintah harus secepatnya menggalakkan penanaman tebu skala nasional untuk mengantisipasi melonjaknya harga gula. Tahun 2020 yang lalu saja Pemerintah Indonesia mengimpor gula sebanyak 5,54 juta ton dan sebagian besar berasal dari Thailand.

5.      Bumbu dapur

Jangan sepelekan barang berupa cabai, bawang dan sejenisnya. Kita sudah mendapat banyak pengalaman dimana harga cabe melonjak hingga 600%. Terlebih lagi disaat pemakaian seperti natal, lebaran dan tahun baru. Kejadian seperti itu masih akan terjadi lagi ditahun-tahun yang akan datang dan frekuensinya semakin sering, apalagi jika terjadi bencana skala besar seperti banjir, sudah pasti harga akan semakin melonjak. Pengalihan lahan produktif menjadi pemukiman juga menjadi salah satu penyebab makin mahalnya harga-harga kebutuhan pertanian.

Semoga artikel 5 Bahan Pangan Yang Akan Melonjak Harganya dapat bermanfaat dan menyadari pentingnya ketahanan pangan suatu negara dan berharap pemerintah lebih proaktif mulai sekarang untuk mempersiapkan segala sesuatu dengan lebih baik jangan sampai terjadi inflasi harga bahan pangan  yang membuat kita seperti “Tikus kelaparan di lumbung padi”. Ingat negara kita negara agraris yang dilimpahi tanah yang subur, jangan disia-siakan!.