Teknik Budidaya Tanaman Padi Secara Organik Yang Baik Dan Benar
Duniahobiku.com
– Bagaimana teknik budidaya tanaman padi secara organik yang baik dan benar? Tanaman
organik banyak dicari oleh kaum urban
meskipun harga yang dimiliki lebih mahal daripada padi pada umumnya. Kesehatan
menjadi salah satu faktor mengapa padi organik banyak dicari kaum urban yang hidup di kota-kota besar.
Menanam padi secara organik tidak sama dengan menanam padi konvensional dimana
penggunaaan pupuk kimia kerap dilakukan untuk menjaga hasil panen. Padi organik
lebih mengutamakan penggunaan pupuk secara alami dan menghilangkan unsur-unsur
kimia agar lebih sehat. Simak terus artikel ini untuk menemukan cara menanam
padi secara organik.
Tanaman
padi adalah tumbuhan yang menghasilkan beras dimana beras merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia. Tanaman padi dibudidayakan dengan banyak tahap dan salah
satunya adalah dengan cara budidaya padi secara organik. Mengapa kita perlu
membudidayakan tanaman padi secara organik? Jawabannya yaitu budidaya padi
secara organik dapat memberikan banyak keuntungan, dapat mengembalikan kesuburan
tanah, meminimalkan bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian, meningkatkan
dan menjaga produktivitas lahan pertanian dalam jangka panjang juga memelihara
kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, selain itu juga dapat mengurangi
pengeluaran biaya yang besar karena menggunakan pupuk kandang dan dapat
meningkatkan mutu serta harga jual dipasar.
Penanaman
padi secara organik pada hakikatnya tidak berbeda jauh dengan penanaman padi
konvensional, ciri utama dari budidaya tanaman padi organik adalam mengurangi
bahkan menghilangkan bahan-bahan kimia yang digunakan pada saat proses
penanaman hingga panen. Berikut teknik budidaya tanaman padi secara organik
yang baik dan benar yang bisa anda terapkan dilahan sawah milik anda :
A. Persiapan Budidaya Padi
Benih,
benih yang akan digunakan untuk menanam padi organik harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut:
1.Tanaman
yang mampu berproduksi tinggi.
2.Sesuai
dengan keinginan atau permintaan pasar.
3.Tahan
terhadap hama atau penyakit.
4.Mampu
beradaptasi dengan lingkungan tersebut.
B. Persiapan Lahan
Berikut
ini kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh lahan atau sawah yang akan
digunakan untuk bertanam padi secara organik:
1.Bebas
dari bahan kimia sintesis (pupuk dan pestisida anorganik)
2.Jika
lahan sebelumnya dikelola dengan cara non-organik, lahan tersebut harus diubah
menjadi lahan organik.
Berikut
Kriteria-kriteria untuk mengubah lahan non-organik menjadi lahan organik:
1.Masa
pengubahan lahan selama dua tahun atau lebih tergantung situasi dan kondisi
lahan tersebut.
2.Lahan
yang sedang dialihfungsikan menjadi lahan organik tidak boleh diubah kembali ke
lahan non-organik (konvensional).
3.Jika
pengubahan lahan tersebut tidak merata keseluruhan misalnya setengah lahan
non-organik setengah lahan organik maka perlu adanya pembatas atau pemisah
antara lahan non-organik dan organik.
C. Pengelolaan Lahan
Pengelolaan
lahan meliputi pengolahan tanah, membersihkan lahan, serta pemberian pupuk. Berikut
tahapan-tahapan penyiapan lahan:
1.Membuat
saluran pemasukan dan pembuangan air (drainase)
dengan cara membuat parit di bagian tengah dan tepi petakan sawah.
2.Sebar
jerami secara merata dilahan sawah yang akan ditanami benih padi tersebut.
3.Bajak
lahan sedalam 20-30 cm.
4.Biarkan
lahan selama 2minggu dengan lahan tergenang.
5.Ratakan
tanah.
6.Sawah
yang ingin ditanami usahakan dalam kondisi minim air.
7.Sehari
sebelum penanaman bibit, berikan pupuk kandang.
D. Penanaman bibit pada lahan.
Pembuatan
jarak tanam, dilakukan dengan menggunakan batang bambu yang sudah dibelah dua
dengan panjang 3m. Kemudian batang bambu diberi garis supaya sebagai pengingat
bibit padi yang akan ditanam.
Teknik
jarak tanam menggunakan teknik jajar leguwo. Jajar legowo 2:1 dengan ketentuan
sebagai berikut:
1.
Jarak tanaman dalam tiap barisan 10 cm.
2.
Jarak tanaman antar tiap barisan 20 cm.
3.
Jarak tanaman antar 2 barisan 40 cm.
Teknik penanaman bibit
1.
Lakukan penanaman segera setelah bibit dicabut.
2.
Tanam bibit umur ± 2 minggu dengan ketentuan satu bibit per satu lubang tanam.
3.
Usahakan bibit padi masuk lurus ke dalam tanah agar padi mudah tumbuh.
E. Penyulaman/penggantian bibit
Penanaman
bibit yang tidak tumbuh akibat patah atau biji dimakan oleh hewan pengganggu, segera
ganti bibit yang tidak tumbuh atau mati dengan bibit yang baru.
F. Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk peningkatan atau penjagaan kesuburan dari aktivitas biologi
tanah. Dapat dilakukan dengan pemberian pupuk kompos atau pupuk hijau yang berasal dari pertanian organik
maupun pupuk kandang yang telah matang dan melalui proses fermentasi yang
sempurna.
G. Pengairan
Air
yang digunakan untuk pengairan tanaman padi organik harus bebas dari
kontaminasi zar kimia seperti pupuk dan pestisida kimia. Sumber mata air yang
digunakan sebaiknya berasal dari mata air yang bebas dari bahan kimia beracun
yang dapat mengurangi kualitas padi organik.
H. pengendalian pada tanaman padi
Pengendalian
dari gulma, dapat dengan membuang menggunakan tangan.
Pengendalian
dari hama dan penyakit dapat dilakukan dengan menangkap hama secara langsung
atau menggunakan perangkap, memangkas tanaman padi yang terserang penyakit, pengendalian
menggunakan pestisida organik dan bukan dengan pestisida maupun insektisida
atau bahan-bahan yang mengandung bahan kimia berbahaya.
I.
Pemanenan
Penentuan
waktu panen ditentukan dengan alat moisture
tester untuk mengecek kadar air dalam butir gabah harus sekitar 26%, ketika
lebih dari 26% maka mutu beras akan berkurang.
Cara panen
Dengan
memotong batang padi dengan menggunakan sabit bergerigi. Sabit bergerigi dapat
meningkatkan kapasitas pemanenan daripada sabit biasa.
Jika
anda ingin membudidayakan tanaman padi yang bernilai jual tinggi dan biaya yang
minim anda dapat mencoba dengan cara organik mulai sekarang. Menanam padi
secara organik memang membutuhkan kerja keras tetapi untuk jangka panjang
hasilnya akan jauh lebih baik daripada penanaman padi konvensional yang selama
ini dilakukan para petani.