Cara Menanam Tanaman Herbal Yang Baik dan Benar
DUNIAHOBKU.COM
– Bagaimana cara menanam tanaman herbal yang baik dan benar? Timbulnya berbagai
penyakit baru yang menyerang manusia dan rasa cemas akan efek samping dari
pengobatan dengan menggunakan bahan kimia membuat beberapa kalangan berusaha
untuk kembali kealam dengan memanfaatkan tanaman herbal sebagai solusi
mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Apa yang dimaksud dengan Tanaman
Herbal?
Sebelum
melangkah lebih lanjut alangkah baiknya jika kita mengerti terlebih dahulu apa
yang dimaksud dengan tanaman herbal atau sering juga disebut tanaman toga.
Tanaman herbal adalah jenis tanaman yang memiliki kemampuan untuk mengobati
berbagai masalah kesehatan dan tidak mengandung bahan kimia buatan (sintetis).
Beberapa tanaman herbal yang akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia diantaranya:
jahe, kunyit, serai, bawang putih, temulawak, dan masih banyak tanaman herbal
lainnya.
Masing-masing
tanaman herbal tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengobati
penyakit. Ada tanaman herbal untuk meningkatkan imunitas dan ada juga tanaman
herbal untuk asam urat dan masih banyak tanaman herbal lainnya yang tidak cukup
disebutkan satu persatu.
Mahalnya
biaya pengobatan menjadi salah satu sebab banyak masyarakat yang kini mencoba
menanam tanaman herbal dirumah. Baik menanamnya langsung dihalaman rumah maupun
menggunakan pot atau media tanam lainnya.
Berikut
ini adalah langkah-langkah cara menanam tanaman herbal atau TOGA (Tanaman obat
keluarga) agar memiliki kualitas prima.
Persiapan Awal dan Cara Pengolahan Tanah
Sebelum
melakukan proses penanaman, langkah awal yang harus kita perhatikan dan lakukan
yaitu mengolah lahan atau tanah yang akan ditanami. Lalu, bagaimana caranya?
Caranya
yaitu, kita harus siapkan sebidang tanah yang akan digunakan untuk bercocok tanam,
akan lebih baik jika tanah yang akan ditanami memiliki jenis tanah yang gembur
agar kita lebih mudah mengolahnya dan juga tanaman dapat tumbuh dengan subur.
Setelah
itu, kita bersihkan terlebih dahulu rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh
disekitar tanah, karena jika tidak dibersihkan dapat membuat pertumbuhan
tanaman tidak akan maksimal dan bahkan dapat menyebabkan tanaman terkena hama.
Cara membersihkannya dapat menggunakan parang atau cangkul, lalu rumput-rumput
tersebut dibuang. Selain itu, pertumbuhan gulma ini dapat merugikan kita,
karena nutrisi dan vitamin yang diperuntukan bagi tanaman yang kita tanam dapat
diserap oleh gulma tersebut dan jika dibiarkan pertumbuhannya akan semakin
lebat.
Persiapan Awal dan Cara Pengolahan Tanah
Setelah
tanah bebas dari gulma dan sejenisnya, maka langkah selanjutnya yang harus anda
lakukan yaitu membongkar tanah pada lahan tanam dan menggemburkannya sampai
semua merata. Untuk melakukan pembongkaran tanah ini, anda dapat menggunakan
beberapa alat seperti garpu dan cangkul. Caranya yaitu, tancapkan garpu kedalam
tanah lalu angkat dan balikan tanah lakukan cara ini hingga selesai. Setelah
itu, tanah digempurkan dengan menggunakan cangkul dan lakukan juga sampai
merata. Namun perlu anda perhatikan, jenis tanah yang baik yaitu jenis tanah
yang tidak kekurangan air, sehingga tanah akan selalu subur dan pertumbuhan
tanaman pun akan maksimal. Tetapi jika kondisi tanah kering dan kekurangan
sumber air, maka dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang maksimal dan
harus melakukan penyiraman secara rutin setiap hari. Maka dari itu, kondisi
tanah merupakan penentu dalam keberhasilan bercocok tanam.
Langkah
selanjutnya, jika anda akan menanam berbagai jenis tanaman obat (apotek hidup),
sebaiknya lahan tanam dibentuk bedengan-bedengan. Hal ini bertujuan agar
tanaman dapat teraliri air dengan baik. Cara membuat bedengan yaitu dengan
meninggikan tanah yang akan ditanami tanaman, lalu setiap bedengan diberi jarak
dengan bedengan lainnya. Untuk membuat pembatas bedengan dapat membuat galian
parit atau selokan di setiap pinggir bedengan yang dapat dijadikan untuk aliran
air, sehingga dapat memudahkan proses penyiraman nantinya. Manfaat lain dari
galian parit atau selokan ini yaitu, untuk menampung air hujan agar tidak
menggenangi bedengan.
Bagi
anda yang ingin menanam berbagai jenis tanaman, khususnya tanaman obat. Maka
anda tak perlu khawatir, karena anda dapat menanam berbagai jenis tanaman ini
pada pot yang diletakan di rak pekarangan rumah atau anda juga dapat
menggunakan pekarangan rumah anda untuk dijadikan sebagai lahan tanam. Selain
itu, pekarangan rumah anda akan lebih terlihat rimbun dan asri. Tidak hanya
itu, kita harus memiliki pelindung yang dapat melindungi tanaman kita dari
panas matahari secara langsung dan terpaan angin. Jika anda menanamnya di lahan
terbuka seperti kebun, maka di lahan tersebut harus terdapat beberapa jenis
tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pelindung seperti pohon dadap atau pohon
kapuk. Hal ini dikarenakan, jika tanaman terkena paparan panas matahari secara
langsung dapat membuat tanaman mudah kering dan layu.
Pembibitan Tanaman Herbal
Setelah
anda selesai mempersiapkan dan mengolah lahan, sebaiknya anda segera
mempersiapkan bibit tanaman yang akan anda tanam. Namun akan lebih baik jika
anda mempersiapkan bibit bersamaan dengan mengolah lahan, sehingga pada saat
anda selesai mengolah lahan, maka bibit dapat langsung ditanam sehingga tanaman
akan cepat tumbuh dan terlihat hasilnya. Jika tidak pun, anda tetap dapat
melakukan pembibitan setelah pengolahan tanah atau lahan selesai.
Jika
anda memiliki dana lebih dan ingin lebih praktis untuk pembibitan, sebaiknya
anda membeli bibit yang berkualitas di toko pertanian. Tetapi jika anda ingin
melakukan pembibitan sendiri, maka anda dapat mencari bibit dari jenis tanaman
yang paling baik dari tanaman lainnya. Hal ini dikarenakan, bibit yang baik
dapat dihasilkan dari indukan yang baik pula. Tetapi jika anda tidak memiliki
pohon yang dapat anda ambil bibitnya, anda dapat membeli buahnya untuk diambil
bijinya dan dilakukan pembibitan.
Di
dalam pemilihan bibit sendiri, bibit sendiri terbagi menjadi dua jenis yang
terdiri dari vegetatif dan generatif. Vegetatif yaitu jenis bibit yang didapat
dari hasil perkembangbiakan sendiri seperti pencangkokan, penyetekan, rimpang,
tunas, okulasi dan penyambungan. Sedangkan jenis bibit generatif yaitu jenis
bibit yang didapat dari hasil alamiah, yaitu seperti pada biji-bijian. Untuk
penjelasan lebih jelasnya, anda dapat menyimak informasi mengenai bibit
vegetatif dan generatif, diantaranya yaitu:
Proses pembibitan dengan cara
perkembangbiakan generatif
Adalah
jenis bibit yang sering dipilih oleh para petani yang dimana bibit biji ini
hanya tinggal dilakukan penyemaian kedalam lubang tanam yang telah disediakan,
serta jumlah biji yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan luasa lahan
tanam yang ada. Untuk mengurangi jumlah bibit, sebaiknya bibit dilakukan
persemaian terlebih dahulu. Setelah bibit yang disemai mulai tumbuh, anda dapat
memilih jenis bibit yang baik pertumbuhannya untuk selanjutnya ditanam pada
lahan tanam yang telah disediakan. Cara penyemaiannya dapat dilakukan dengan
mencampurkan tanah dengan pupuk seperti pupuk kandang dan pupuk buatan seperti
kapur pertanian, SP-36 atau TSP dan farudan. Semua campuran tersebut memakai
aturan pakai sesuai dengan aturan. Setelah semuanya dicampur secara merata,
maka dapat langsung dimasukan kedalam polibag sebanyak 90% dari ukuran polibag
yang digunakan. Perlu diperhatikan, buat lubang kecil-kecil dibawahnya sebelum
polibag diisi dengan campuran tanah dan pupuk agar sewaktu disiram bibit tidak
tergenang air.
Proses pembibitan dengan cara
perkembangbiakan vegetatif
Pada
pembahasan sebelumnya telah disinggung mengenai bibit yang diperoleh dari hasil
perkembangbiakan vegetatif dapat diperoleh dengan cara penyambungan,
penyetekan, pentunasan, okulasi dan rimpang. Proses ini bertujuan agar
pertumbuhan tanamannya dapat bersifat sama dengan induknya. Selain itu, dari
segi keuntungan melakukan teknik vegetatif ini akan lebih menguntungkan bagi para
petani, karena teknik ini akan lebih cepat dalam proses penanamannya
dibandingkan dengan biji.
Untuk
lebih jelasnya, berikut ini merupakan cara perkembangbiakan secara vegetative
yang diantaranya yaitu:
Teknik Penyambungan
Teknik
ini dilakukan dengan cara menyambungkan pucuk dahan yang berasal dari tanaman
induk pada tanaman lain yang jenisnya sama. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, sebaiknya pilih jenis tanaman yang memiliki sifat unggul.
Teknik Okulasi
Teknik
okulasi merupakan teknik yang dapat dilakukan dengan cara memindahkan tunas
tumbuhan pada tanaman, pemindahan ini dilakukan pada tanaman yang sejenis dari
tanaman yang satu ketanaman yang lain dan tentunya pada tanaman yang sejenis. Teknik
ini bertujuan agar pertumbuhan yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang sama
dengan induknya.
Teknik Penyetekan
Teknik
penyetekan ini merupakan teknik perkembangbiakan yang paling mudah untuk
dilakukan, caranya hanya tinggal memotong batang tanaman induknya lalu potongan
batang tersebut ditanamkan dengan posisi batang yang tua berada dibawah.
Teknik Rimpang
Teknik
ini merupakan teknik perkembangbiakan yang dilakukan dengan cara memisahkan
atau memotong tunas pada indukan, lalu potongan tunas tersebut ditanam pada
persemaian (umumnya persemaian dilakukan pada media jerami).
Teknik Tunas
Teknik
ini adalah teknik yang penanamannya menggunakan tunas-tunas tanaman (biasanya
dapat diperoleh pada tanaman berumpun). Dari satu tunas yang diambil dari
induknya dapat menghasilkan serumpun tanaman baru sejenis dengan induknya dan
setelah tumbuh besar, maka tumbuhan itupun akan menghasilkan tunas-tunas baru
yang sejenis dan dapat dikembangbiakan kembali.
Teknik Penanaman Tanaman Herbal
Setelah
selesai melakukan pengolahan lahan tanam dan pembibitan, maka penanaman dapat
dilakukan. Proses penanaman ini memang terbilang mudah, tetapi jika tidak
memiliki pengetahuan dan pengalaman dapat berakibat mengalami kegagalan. Oleh
sebab itu, sebelum melakukan teknik penanaman sebaiknya anda pelajari dulu teknik
penanaman yang baik dan benar agar hasil tanam yang anda lakukan tidak sia-sia.
Untuk
menambah pengetahuan anda mengenai teknik penanaman, anda dapat menyimak
baik-baik penjelasan berikut ini.
Sebelum
melakukan proses penanaman, sebaiknya anda memilih jenis bibit yang berkualitas
baik dan sehat sehingga pertumbuhannya pun akan maksimal.
Untuk
terhindar dari gangguan hama dan penyakit, sebaiknya bibit yang akan ditanam
dicelupkan terlebih dahulu kedalam cairan Agrimisin.
Setelah
dilakukan pencelupan bibit pada cairan yang telah disiapkan, maka langkah
selanjutnya yaitu memadatkan tanah yang ada pada polibag lalu kemudian dibalik.
Setelah itu, tarik polibag secara perlahan agar tanah dan akarnya tidak
terpisah.
Kemudian,
tanam bibit yang telah disiapkan dengan menanamnya pada lubang tanam yang telah
disiapkan dan tutup dengan tanah halus Lalu, tanah disekitar pangkal
dipadatkan.
Jika
jenis bibit yang anda gunakan terdiri dari biji-bijian, sebaiknya dilakukan
penyemaian terlebih dahulu pada wadah yang tersedia campuran berupa tanah,
pasir dan serbuk kayu dengan perbandingan 1:1:1.
Setelah
itu, anda dapat mengatur letaknya agar tidak terlalu berdekatan. Kemudian,
tutup bagian atasnya dengan menggunakan tisu basah dan simpan pada tempat yang
aman.
Untuk
menjaga kelembabannya tetap baik, anda harus menyiramnya secara rutin dan
teratur setiap hari.
Setelah
bibit mulai mengeluarkan tunas dan biasanya akan mulai tumbuh sekitar umur 1
minggu. Kemudian, bibit sudah siap untuk dipindahkan pada polibag yang telah
disiapkan dengan diisi campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan
perbandingan 1:2:1. Selanjutnya simpan bibit ditempat yang aman.
Setelah
usia bibit sekitar 2-3 minggu, maka bibit sudh dapat dipindahkan pada lahan
tanam yang telah disiapakan. Cara ini memang sedikit rumit dan memerlukan
proses panjang dalam proses penanaman, tetapi hal ini memang harus dlakukan
agar pertumbuhan tanaman dapat maksimal. Cara penanaman biji secara langsung
pun memang dapat dilakukan, tetapi cara tersebut harapan bibit dapat tumbuh
dengan baik sangat tipis. Maka dari itu, proses penyemaian dan polibag ini
harus tetap dilakukan agar pertumbuhan dapat maksimal seperti yang diharapkan.
Lakukan
proses penanaman pada waktu yang tepat, sebaiknya proses penanaman ini
dilakukan pada saat tiba awal musim penghujan. Waktu yang tepat untuk melakukan
proses penanaman ini dapat dilakukan pada pagi atau sore hari, karena pada saat
itulah kondisi cuaca sangat mendukung dalam proses pertumbuhan tanaman. Jika
musim hujan belum juga tiba, anda tetap dapat melakukan proses penanaman
asalkan anda selalu menjaga kelembaban tanah dengan rutin menyiram tanaman yang
anda tanam minimal 2 kali sehari.
Proses Pemeliharaan Tanaman
Setelah
anda selesai melakukan proses penanaman, bukan berarti tugas anda sudah selesai
dan tinggal menunggu hasilnya. Langkah anda selanjutnya yaitu melakukan
pemeliharaan tanaman-tanaman yang anda tanam agar kelangsungan hidupnya tetap
terjaga dengan baik dan memiliki pertumbuhan yang sangat cepat.
Berikut
ini merupakan cara pemeliharaam atau perawatan tanaman yang dapat dilakukan,
diantaranya yaitu:
Proses Penyiraman
Setiap
mahluk hidup sangat membutuhkan air untuk menjaga keberlangsungan hidupnya,
termasuk juga tanaman dan tumbuhan. Oleh karena itu, proses penyiraman
sangatlaah penting untuk anda lakukan secara rutin setiap hari agar unsur hara
di dalam tanah dapat keluar dan diserap oleh tanaman dengan baik. Jika lahan
yang dijadikan tempat anda menanam berbagai tanaman kecil, proses penyiraman
dapat dlakukan dengan menggunakan gembor atau selang. Sedangkan jika tanah atau
lahan yang dipakai untuk bercocok tanam sangat luas, anda dapat melakukan
proses penyiraman dengan menggunakan alat yang namanya sprinkle. Hal ini
dikarenakan, jika anda menggunakan alat penyiraman dengan selang atau gembor
tentunya dapat menyita waktu yang lumayan lama. Proses penyiraman jangan
dilakukan dengan berlebihan, terlebih jika kondisi cuaca sedang musim
penghujan. Hal ini dikarenakan, jika tanaman dilakukan penyiraman secara
berlebihan dapat menyebabkan terjadi pembusukan pada akar tanaman sehingga
mengakibatkan tanaman mati. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemahan dalam
melakukan perawatan tanaman ini.
Proses Pemupukan
Untuk
mempercepat pertumbuhan dan menyuburkan tanaman tidak hanya cukup dengan rutin
menyiramnya dengan air, tetapi tanaman perlu dilakukan pemupukan yang cukup.
Pada umumnya pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk kandangan dan pupuk
buatan atau dikenal juga dengan sebutan pupuk organik atau pupuk anorganik.
Biasanya pemupukan yang dilakukan pada tanaman obat dilakukan dengan beberapa
tahapan. Tahap pertama pemupukan dilakukan dengan pemberian jenis pupuk organik
dan jenis pupuk prostat, pupuk tersebut diberikan pada saat sedang dilakukan
pengolahan lahan tanah yang akan digunakan untuk menanam secara merata seperti
pada tiap lubang tanam, bedengan ataupun pada alur tanam. Pada tahap kedua ini,
pemupukan dilakukan pada saat sebelum dilakukan penanaman atau dapat juga
dilakukan bersamaan dengan proses penanaman bibit. Jenis pupuk yang diberikan
yaitu jenis pupuk anorganik sepeti pupuk urea, SP-36 atau TSP dan KCI.
Pemberian ketiga jenis pupuk anorganik tersebut yaitu pada saat setelah bibit
ditanam, pemberian dilakukan pada waktu pagi hari sebelum matahari naik terlalu
tinggi atau sekitar pukul 09.00 atau dapat dilakukan sore hari sekitar pukul
16.00 sampai matahari terbenam. Walaupun dari ketiga jenis pupuk anorganik
tersebut memang sangat praktis untuk dilakukan dan dapat secara cepat diserap
tanaman. Tetapi akan lebih baik jika pemupukan menggunakan jenis pupuk organic
seperti pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan, kandungan unsur
hara yang dimiliki pupuk organik lebih tinggi dan lebih lengkap ketimbang
dengan kandungan unsur hara yang terdapat pada jenis pupuk anorganik. Kandungan yang terdapat pada pupuk anorganik
lebih banyak kandungan zat kimianya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
kesehatan tanaman itu sendiri. Pemberian pupuk organik sebaiknya dilakukan pada
saat sebelum masa tanam dan dilanjutkan pada saat tanaman telah tumbuh dewasa
yaitu pada saat tanaman berumur 2 – 3 bulan, sedangkan dosis pupuk kandang yang
diberikan sekitar 0.5 – 1 kg/m².
Proses Pemberantasan Hama
Pertumbuhan
gulma memang sering terjadi pada lahan disekitar tanaman, gula ini harus segera
dibasmi agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Untuk
melakukan pembasmian gulma ini, anda dapat membabatnya dengan menggunakan
parang, arit ataupun dengan menggunakan cangkul sampai benar-benar tak tersisa.
Jika anda merasa kesulitan dalam memberantas pertumbuhan gulma ini, sebaiknya
anda melakukan pengendalian gulma pada masa kritis tanaman yang sekitar
sepertiga atau setengah dari usia tanaman itu sendiri. Setelah masa kritis pada
tanaman lewat, maka pengaruh pertumbuhan gulma tidak lagi dapat merugikan
tanaman. Maka dari itu, selalu memperhatikan pertumbuhan gula dari awal
penanaman hingga masa kritis tanaman lewat seefektif dan seefisien mungkin.
Membasmi Hama dan Penyakit
Masalah
yang kerap muncul pada setiap tanaman tidak hanya pertumbuhan gulma, tetapi
juga kita harus memperhatikan akan keberadaan hama dan penyakit yang dapat
menyerang tanaman secara tiba-tiba. Untuk itu, sebaiknya kita melakukan
pencegahan sedini mungkin agar tanaman dapat terhindar dari serangan hama dan
penyakit. tetapi jika hama atau penyakit sudah terlanjur menyerang tanaman,
maka anda harus segera melakukan tindakan dengan menyemprotkan larutan pembasmi
hama seperti insektisida, pestisida atau fungisida yang dapat membasmi hama
atau berbagai jenis penyakit yang sering menyerang tanaman. Tetapi akan lebih
baik jika cara dalam membasmi hama dan penyakit dilakukan dengan cara yang
alami, sehingga kesegaran dan kualitas tanaman akan tetap terjaga serta bebas
dari kandungan bahan kimia. Hal ini dikarenakan, hasil tanaman yang kita konsumsi
juga dapat mempengaruhi kesehatan jika bahan kimia tersebut masih menempel pada
hasil tanaman yang menggunakan bahan obat kimia dalam memberantas hama dan
penyakit tersebut.
Masa Panen dan Cara Pengolahan
Hasil Panen
Seteelah
melakukan cara penanaman dan pemeliaraan, maka tiba saatnya untuk mendapatkan
apa yang kita harapkan yaitu masa panen. Waktu masa panen pada tanaman obat
tidak hanya dapat ditentukan pada usia tanamannya saja, tetapi juga dapat
ditentukan pada pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan, pemanfaatan pada tanaman
herbal atau tanaman obat hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan
sehingga masa panen pun dapat ditentukan sesuai dengan jenis tanaman itu
sendiri. Seperti halnya jenis tanaman yang bibit tanamannya dikembangbiakan
dengan cara generatif dan vegetatif, maka dapat dipastikan jika masa panennya
pun akan berbeda. Maka dari itu, jenis bibit yang dikembangbiakan dengan cara
vegetatif akan lebih cepat masa pertumbuhannya dibandingkan dengan jenis bibit
yang dikembangbiakan dengan cara generatif.
Sedangkan
masa panen pada umumnya sering dilakukan pada saat musim kemarau, ini
dikarenakan pada musim kemarau hasil panen dapat dikeringkan dengan mudah
dengan bantuan panas matahari yang terik. Proses pemanenan yang dilakukan pun
dapat berbeda-beda, tergantung dari segi usia, jenis dan bagian tanaman mana
yang akan dipanen. Jika yang dipanen pada bagian daunnya, maka proses pemanenan
dapat dilakukan dengan cara memilih jenis daun yang sudah tua dengan ciri-ciri
warna daunnya yang berwarna lebih tua dari warna daun yang lainnya.
Sedangkan
jika hasil panen yang akan dilakukan pada bagian bunga, maka proses pemanenan
dapat dilakukan pada saat bunga tanaman sedang mekar-mekarnya. Jika pemanenan
pada bagian buahnya, maka proses yang harus dilakukan yaitu dengan memetik buah
yang warnanya telah mengalami perubahan menjadi lebih masak atau matang.
perubahan warna buah yang telah matang bisanya dapat terlihat jika asalnya buah
berwarna hijau maka perubahannya akan menjadi hijau kekuning-kuningan, sedangkan
jika warna buahnya awalnya kuning kemerahan maka pada saat matang buahnya akan
berwarna merah sempurna. Untuk biji, proses pemanenan dapat dilakukan dengan
cara mengambil buah yang telah matang sempurna.
Proses
pemanenan tanaman obat tidak hanya dapat dilakukan pada bagian tanaman yang
terlihat saja, tetapi juga pada bagian tanaman yang tidak terlihat seperti akar
tanamannya. Proses pemanenan pada bagian akar biasanya diambil pada bagian
pangkal atau pada bagian tengah akar. Jika jenis tanaman rimpang yang
dikembangbiakan dengan cara vegetatif biasanya dilakukan pada saat seluruh
bagian tanaman mulai mengering. Sedangkan untuk bagian batangnya dapat
dilakukan pemanenan setelah warna batang tanaman mengalami perubahan dari
asalnya warna hijau menjadi kecokelatan.
Setelah
proses panen selesai dilakukan, pekerjaan anda tidak hanya sampai disitu.
Tetapi masih ada pekerjaan yang harus anda lakukan yaitu dengan melakukan
penyimpanan dan pengolahan hasil panen. Bagi hasil penan yang tidak dapat
langsung dimanfaatkan atau untuk dijual, maka harus dilakukan pemeliharaan yang tepat agar hasil panen
tidak mudah busuk. Untuk itu, pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan
mengenai cara pengolahan hasil panen, diantaranya yaitu:
Sortasi
Sortasi
merupakan proses penyortiran hasil panen yang layak pakai dan yang tidak layak
pakai, sehingga jika akan dijual hasil panen akan memiliki harga jual yang
sangat tinggi. Seperti misalnya pada bagian akar tanaman yang busuk, maka
dilakukan pemotongan bagian yang busuknya lalu dibuang. Selain itu, jika pada
bagian daun ada yang kotor atau rusak, maka akan dilakukan pembersihan dan daun
yang rusak akan dibuang. Dengan begitu, maka hasil panen akan lebih bersih dan
dapat terbebas dari segala hal yang dapat merugikan.
Pencucian
Pada
bagian hasil panen yang terdapat kotoran seperti tanah, pasir dan debu harus
segera dilakukan pencucian dengan menggunakan air bersih. Pencucian dengan
menggunakan air mengalir tidak hanya dapat membersihkan kotoran, tetapi juga
dapat menghilangkan zat racun atau hama yang menempel pada hasil panen.
Pencucian pada air mengalir ini juga dapat mencegah pencemaran bahan kimia pada
hasil panen yang lainnya, sehingga hal ini sangat penting untuk dilakukan. Jika
terdapat kotoran yang susah untuk dibersihkan, maka dapat menggunakan sikat
yang berbulu lunak dalam membersihkan kotoran yang membandel (untuk jenis
tanaman rimpang dan jenis temu-temuan, maka harus dilakukan secara hati-hati).
Setelah semuanya bersih, tiriskan pada wadah yang jarang atau saringan yang
tujuannya agar sisa air dapat menetes keluar.
Pemotongan
Setelah
semua hasil tanaman dibersihkan, maka proses selanjutnya yaitu proses
pemotongan. Proses ini dilakukan bertujuan agar hasil panen mudah untuk dikeringkan
dan agar cepat kering. Proses pemotongan ini dapat dilakukan dengan menyerong
atau membujur, tergantung dari jenis tanaman yang akan dipotong. Bagian tanaman
yang akan dilakukan pemotongan harus sudah benar-benar kering dari proses
penirisan dan proses pemotongannya pun tidak boleh asal-asalan karena harus
terukur. Ukuran pemotongan usahakan memiliki ketebalan sekitar 7 – 8 mm, karena
jika pemotongan terlalu tipis maka kandungan khasiat yang terdapat pada tanaman
tersebut akan terbuang akibat penguapan yang terjadai pada saat penjemuran dilakukan.
Sebaliknya jika ukuran ketebalan terlalu tebal, maka proses pengeringan akan
sangat lama.
Pengeringan Tanaman Herbal
Pada
tahan pengeringan, sebaiknya anda memastikan terlebih dahulu jika bahan-bahan
tanaman yang telah ditiriskan sudah bersih dan hanyak mengandung air sekitar
10% saja. Dengan begitu, bahan tanaman tersebut akan cepat kering, sehingga
tidak akan mudah rusak dan busuk jika disimpan dalam jangka waktu yang cukup
lama. Pada saat penjemuran, bahan yang dijemur jangan sampai terlalu banyak atau
terlalu menumpuk, karena hal ini dapat mempengaruhi pengeringan sehingga
pengeringan tidak akan merata. Selain itu, pada saat penjemuran harus sering
dibolak-balik agar pengeringan data merata secara sempurna dan tidak akan
terjadi fermentasi yang menyebabkan terjadinya pembusukan. Faktor lainnya yang
harus betul-betul diperhatikan yaitu dari segi temperature, kelembaban udara,
faktor cuaca, waktu pengeringan dan juga luas lahan yang digunakan. Semua
faktor tersebut harus diperhatikan dengan baik agar hasilnya sesuai dengan apa
yang diharapkan. Setiap tanaman memiliki perbedaan dalam proses pengeringan
ini, ada yang menggunakan metode pengeringan dengan sinar matahari, pengeringan
dengan angin, pengeringan dengan pengering buatan seperti oven atau sejenisnya
dan juga dapat dilakukan dengan metode pemeraman yang biasanya dilakukan pada
saat setelah panen. Sesungguhnya proses pengeringan yang menggunakan pengering
buatan dapat menghasilkan kualitas yang lebih baik dibanding dengan pengeringan
secara alami, karena bahan-bahan akan terbebas dari kontaminasi terhadaap debu,
lalat, serangga dan sejenisnya. Selain itu, proses pengeringan akan lebih cepat
dan merata.
Pengemasan
Proses
pengemasan harus dilakukan dengan menggunakan wadah atau tempat lain yang harus
diperhatikan akan kebersihan dan kehigienisannya, sehingga bahan yang telah
kering akan terhindar dari kotaminasi yang dapat menurunkan kualitas dari
khasiat bahan tanaman obat tersebut. Selain itu, bahan yang akan digunakan
sebagai kemasan sebaiknya menggunakan bahan yang kuat dan juga aman, mudah
untuk digunakan dan juga memiliki tampilan yang menarik. Untuk bahan yang masih
segar, sebaiknya disimpan di dalam karung goni atau peti kayu. Sedangkan bahan
yang telah kering, sebaiknya dimasukan kedalam plastic atau wadah yang kedap
udara sehingga dapat bertahan lebih lama.
Penyimpanan
Proses
ini merupakan proses terakhir yang dapat anda lakukan. Proses penyimpanan ini
bertujuan agar produk yang dihasilkan akan lebih tahan lama dan terjaga
kualitasnya. Proses penyimpanan sendiri ndapat dilakukan perpanjangan dengan
perlakukan pasca panen, kesesuaian tempat dan pengaturan temperatur yang tepat
serta proses kimiawi yang sesuai dengan takaran. Selain itu, faktor kebersihan
dan kehigienisan juga dapat mempengaruhi kualitas dan keberhasilan dalam sebuah
produk. Hal ini dikarenakan, berbagai jenis produk yang diolah dengan bersih
dan kehigienisan yang terjaga dapat mencegah kemungkinan terjadinya produk
tersebut terjangkit bakteri yang dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit.
serta kebersihan tempat penyimpanan produk pun harus sangat diperhatikan
kebersihan dan kehigienisannya dengan baik.
Semoga
cara menanam tanaman herbal yang baik dan benar dapat bermanfaat untuk Anda
yang ingin bercocok tanam tanaman herbal. Selamat Mencoba!