Rumah Bersejarah Inggit Garnasih : Kisah Cinta Bung Karno – Inggit Garnasih
Duniahobiku.com
– Bagi sebagian masyarakat Indonesia nama Bung Karno pasti tidak asing
ditelinga, sebagai bapak proklamator dan presiden pertama Indonesia karisma
Bung Karno tetap dikagumi hingga kini namun mungkin banyak yang belum tahu
dengan nama yang satu ini, Inggit Garnasih. Penulis jadi ingat suatu kalimat
yang sering kita dengar bahwa dibalik pria
sukses ada wanita hebat dibelakangnya begitupun kisah dibalik Bung Karno
ternyata terdapat perempuan yang menyokongnya. Ingin tahu lebih banyak tentang
Ibu Inggit Garnasih? Simak terus artikel ini dan temukan fakta-fakta menarik
dibalik asmara bung Karno.
Kota
Bandung, kota kenang kenangan. Itu nyata sejarah membuktikannya. Romantika
asmara, romantika perjuangan, olahragawan-olahragawan terbaik dunia; lahir di
Kota Bandung. Bahkan lagu Halo-halo Bandung sering bergema ketika Indonesia
menjuarai cabang olahraga.
Oleh-oleh
pun banyak macamnya. Oncom, tempe, tape singkong alias peuyeum produk warga kota
Bandung yang banyak dikenal oleh mereka yang berkunjung ke kota Bandung, baik
saat menunaikan tugas dinasnya maupun sekedar melancong. Kenangan-kenangan itu
masih melekat di hati sanubari mereka yang sering ke Bandung.
Ide-ide
perjuangan menuju tahta proklamasi pun lahir dari Bandung. Bung Karno alias
Soe-karno alias Koesno yang saat itu menjadi mahasiswa Technologie Hoge School (THS) yang kemudian menjadi Institut
Teknologi Bandung (ITB) banyak memperoleh ide mengusir penjajah Belanda karena
Bandung. Saat itu, Koesno indekost di rumah suami-isteri Haji Sanusi dan Inggit
Garnasih di Jl. Ciateul. Selama berumah tangga dengan Haji Sanusi, Inggit belum
dikaruniai keturunan. Muncul Koesno. Karena pergaulan sehari-hari, akhirnya Inggit
jatuh hati pada Koesno. Cinta Inggit tidak bertepuk sebelah tangan. Setelah
perceraiannya dengan Haji Sanusi, Inggit dan Koesno menikah.
Masa
kuliah Koesno tidak disia-siakan. Ia dapat menyelesaikan studinya hingga
memperoleh gelar insinyur. Dorongan supaya Koesno berhasil dalam mencapai
cita-citanya, datang dari sang isteri Inggit Garnasih. Apa pun kebutuhan
Koesno, Inggitlah yang membiayainya.
Gejolak bangsa kian memuncak. Soekarno juga tidak tinggal diam. Ia terus mengobarkan semangat mencapai kemerdekaan. Melihat gelagat itu, kolonial Belanda merasa terganggu. Soekarno ditangkap. Ia dibuang ke Bengkulu. Tapi Inggit yang terus mengobarkan semangat juang Soekarno ikut serta ke pembuangan.
Di
tempat pembuangan, Inggit tidak merasa di pembuangan. Ia terus memberi semangat
juang kepada Koesno. “Demi bangsa walau di pembuangan, Koes jangan patah
semangat”, begitu dorongan Inggit terhadap Soekarno. Nyatanya, Soekarno tidak
mengendorkan cita-cita perjuangannya. Di dalam sel tahanan, Soekarno terus
menulis tentang perjuangan menuju proklamasi.
Soekarno
memang pria yang idealis. Saat acara santai yang dikawal serdadu Belanda,
Soekarno menemukan gadis manis. Ternyata, gadis manis yang kemudian dikenal
dengan nama Fatmawati itu tak pernah lekat dari ingatannya. Soekarno akhirnya
meminang Fatmawati. Inggit tidak ngoretkeun
dan memberi ijin Koesno menikah lagi dengan Fatmawati.
Inggit pun pamit pada Koesno untuk kembali ke Bandung tanpa menceraikannya. Soekarno yang telah menikah dengan Fatmawati, selepas dari tahanan di pembuangan memboyong Fatmawati ke Jakarta dan singgah di Bandung untuk menemui Inggit.
Kisah
cinta Soekarno dengan Inggit tidak berhenti sampai di saat itu. Soekarno yang
mengalami beberapa kali pembuangan lagi, ke Endeh dan ke Digul membawa serta
Fatmawati dalam pembuangan sampai akhirnya bebas dan kemudian memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.
Sampai
jaman kemerdekaan, Inggit masih belum dicerai. Tetapi akhirnya Soekarno
menceraikan Inggit pada saat Soekarno menjadi Presiden. Kisah cinta Soekarno
dan Inggit Garnasih merupakan kenangan yang takkan terlupakan. Generasi penerus
pun tetap mengenal dan mengenang kisah asmara itu.
Rumah Bersejarah Ibu Inggit garnasih
Jika
anda tertarik melihat rumah bersejarah ibu Inggit Garnasih anda dapat
mengunjunginya di Jalan Ciateul No .8, Bandung . Namun sebagai bentuk
penghormatan kepada beliau nama jalan Ciateul saat ini berubah menjadi Jalan
Inggit Garnasih. Rumah bersejarah ini telah menjadi salah satu cagar budaya dan
letaknya sekitar 3 kilometer dari Mesjid Agung Bandung. Ditempat ini pula Soekarno
sering berembuk dengan rekan seperjuangan dan bahkan membentuk Partai Nasional
Indonesia (PNI) di tanggal 4 Juli 1927.
Semoga
artikel Rumah Bersejarah Inggir Garnasih
: Kisah Cinta Bung Karno – Inggit Garnasih membuat kita makin mengenal
sejarah indonesia yang makin hari kian terkikis pada generasi millenial.