Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penyakit Pada Kelinci dan Cara Mengatatasinya

 Penyakit Pada Kelinci dan Cara Mengatatasinya

Kelinci anda tiba-tiba tidak mau makan dan malas bergerak? Setelah keesokan hari saat ingin memberi makan ternyata kelinci anda sudah mati. Pernah mengalami hal demikian? Nangis, sedih, jengkel bercampur aduk dalam hati. Anda bertanya dalam hati dan mencari tahu kenapa kelinci kesayanganku mati? Ada berbagai sebab kenapa kelinci anda bisa mati. Salah satu penyebab kematian kelinci adalah penyakit dan ada banyak penyakit yang mengintai kelinci anda jika anda lalai dalam merawatnya. Ingin tahu apa saja penyakit pada kelinci dan cara mengatasinya? Simak artikel ini agar kesalahan anda tidak terulang lagi.

Kelinci merupakan hewan peliharaan yang paling banyak dicari selain anjing dan kucing. Umumnya para toko petshop dan pedagang hewan pasti menyediakan kelinci sebagai andalan penjualannya. Ada satu kejadian yang sering terjadi saat membeli anakan kelinci dibawah usia 2 bulan yaitu kematiaan kelinci yang hanya berumur beberapa hari dirumah. Meskipun demikian banyak penggemar kelinci tidak jera untuk membeli kembali meskipun resiko kematian menghadang.

Jika kejadian serupa terulang kembali sepertinya anda harus mencari tahu apa penyebab kematian kelinci anda. Sayang kan uang anda harus keluar terus menerus dan lebih sayang lagi nyawa kelinci dipertaruhkan karena kurangnya pengetahuan anda tentang penyakit yang bisa menyerang kelinci. Berikut penyakit-penyakit pada kelinci dan cara mengatasainya :

Penyakit Diare Pada Kelinci

Diare merupakan salah satu penyakit yang sangat sering menyerang kelinci. Diare paling banyak menyerang anakan kelinci dibawah usia 2 bulan dan menjadi salah satu penyebab kematian kelinci. Hal ini bisa disebabkan karena kelinci terkena angin yang cukup kencang atau bisa juga karena komsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau sayuran yang terlalu banyak mengandung air. Hal lain yang mungkin menyebabkan diare pada kelinci anda adalah karena kurangnya kandungan serat dalam pelet bahkan tidak ada. Ada satu makanan yang paling sering diberikan kepada kelinci padahal sangat berbahaya jika diberikan secara langsung. Pemberian kangkung secara berlebihan menjadi salah satu penyebab diare pada anakan kelinci bahkan pada kelinci dewasa.

Ada diare yang serangannya sangat parah, biasa disebut koksid. Cirinya pup-nya cair dengan bau yang sangat menyengat. Sangat sulit ditangani, makanya perlu bantuan dokter hewan dan jika terlambat ditangani kelinci bisa berujung pada kematian.

Penyakit Diare Pada Kelinci

Cara Mengatasi Penyakit Diare Pada Kelinci :

Gejala diare atau mencret pada kelinci terlihat saat kotoran yang melunak lantas semakin cair, pada bagian dubur kelinci terlihat basah dan kotor akibat kotoran yang melengket karena basah. Kotoran yang normal biasanya berbentuk butiran kering.  Mencret bisa dicegah dengan menutup sebagain kandang saat angin berembus kencang. Mencuci daun/sayuran dengan air hangat dan dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada kelinci dan menghindari pemberian kangkung. Saat membeli anakan kelinci sebaiknya anda memberikan pelet khusus kelinci hingga usia 5-6 bulan dan anakan kelinci sudah semakin kuat.

Penyakit diare bisa juga ditangani secara tradisional dengan pucuk daun jambu biji sebagai pakan. Hentikan pemberian pakan selain daun jambu biasanya kelinci akan makan sendiri atau bisa juga dengan cara menyuapi kelinci. Anda juga bisa memberikan ¼ dosis obat diare manusia yang dilarutkan dalam air minum. Bisa diberikan dengan suntikan tanpa jarum dengan cara menginjeksikan kemulut melalui bagian samping.

Penyakit Scabies Pada kelinci

Selain diare Scabies atau lebih dikenal dengan kudis merupakan penyakit yang sering menyerang kelinci. Penyebabnya adalah tungau dengan nama latin Sarcoptes scabiei. Penyakit ini tidak hanya menyerang kelinci tetapi juga dapat menyerang hewan peliharaan lain dirumah seperti anjing dan kucing. Salah satu penyebabnya adalah kandang yang kotor dan lembap.

Gejalanya adalah bengkak dan memerahnya ujung kaki dekat dengan kuku. Kemudian peningkatan tingkah laku menggaruk-garuk anggota tubuh bisa juga menjadi salah satu indikator. Penyakit ini jika tidak ditangani akan merambat ketubuh bagian lain seperti hidung dan telinga, dan muncul luka dan borok yang akan memperburuk tampilan kelinci.

Penyakit Scabies Pada kelinci

Cara Mengatasi Penyakit Scabies Pada Kelinci

Scabies bisa ditangani dengan salep untuk scabies. Oleskan salep pada luka sambil mengikis lapisan paling luar luka. Lakukan secara rutin sampai luka mengering. Cara ini memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Bisa juga dengan cara disuntik dengan obat seperti ivermectin, wormectin, doramectin. Suntikkan kebagian antara daging dan kulit dengan sedikit muencubit kulit kelinci sebelum disuntikkan.

Penyuntikan kedaging sebenarnya lebih cepat bereaksi tapi memiliki resiko yang cukup tinggi yaitu kematian. Penyuntikan bisa dilakukan sendiri atau oleh dokter hewan atau breeder yang melayani jasa penyuntikan scabies. Penyuntikan diulang seminggu sampai sepuluh hari kemudian jika kelinci belum sembuh total.

Berdasarkan pengalam pribadi penulis kita bisa menggunakan kunyit bubuk sebagai alternatif meskipun prosesnya cukup lama tergantung tingkat keparahan penyakit. Caranya cukup mudah campurkan kunyit dengan air hingga mengental lalu oleskan kebagian tubuh yang terkena penyakit. Jangan takut jika larutan kunyit terjilat oleh kelinci, aman kok! Lakukan sebanyak 1-2 kali sehari dan mandikan kelinci anda seminggu sekali. Setelah 1-2 minggu biasanya pengobatan ini mulai menampakkan hasil yang cukup memuaskan lakukan hingga kelinci benar-benar sembuh. Anda bisa mencoba untuk penyakit kulit lainnya pada kelinci. Kunyit mengandung antibiotik alami.

Penyakit Berak Darah (Coccidiosis) Pada Kelinci

Penyakit ini disebabkan oleh coccidia yaitu semacam protozoa dari jenis Eimeria cuniculi yang menyerang usus kelinci. Penyakit ini bisa masuk kedalam tubuh kelinci melalui makanan yang sebelumnya mengandung telur eimeria. Diare bercanpur darah menjadi salah satu ciri penyakit ini dan disertai turunnya nafsu makan. Anak kelinci yang terserang kadang mengeluarkan suara melengking menahan rasa sakit akibat serangan coccidian. Anak kelinci yang baru berumur seminggu paling rentan terkena coccidiosis. Sebagai pencegahan kandang harus selalu bersih dan kering. Pengobatan berak darah dapat dilakukan dengan obat-obatan seperti Noxal, Sulfa strong, atau menyuntikkan obat metronidazol 22 mg/bobot tubuh selama 2 kali sehari. Pengobatan ini dilakukan hingga seminggu.

Penyakit Favus Pada Kelinci

Penyakit ini disebabkan oleh jamur. Dalam bahasa latin Favus dapat diartikan “sarang lebah madu” . Favusa dapat disebabkan oleh cendawan Tinea capitis dan Tinea favosa.  Gejalanya pada kulit timbul semacam sisik yang berbetuk bulatan, berwarna merah dan kulit akan menebal (keras). Umumnya menyerang pada bagian kepala terlebih dahulu. Jika kelinci mulai terserang jamur ini maka kulit dapat pecah-pecah dan bulu akan rontok. Anda dapat mengoles serbuk belerang pada bagian yang terkena jamur atau memberikan antibiotik sesuai dosis. Salep untuk scabies bisa juga dioleskan untuk penyakit favus.

Penyakit Favus Pada Kelinci

Radang Selaput Mata Pada Kelinci

Radang pada selaput mata pada kelinci dapat disebabkan oleh bakteri tetapi juga dapat disebabkan oleh rangsangan dari luar seperti debu, asap, dls.  Gejala yang timbul berupa peradangan pada kelopak mata dan membuat mata kelinci cenderung berair bahkan bernanah. Ciri lain yaitu bulu mata terlihat basah dan kusam. Pengobatan dapat dilakukan dengan injeksi antibiotik, streptomycin, penicillin.

Kebiasaan Memakan Bulu Pada Kelinci

Terkadang seekor kelinci memakan bulunya sendiri atau bahkan bulu kawan yang berada dalam satu kandang. Kebiasaan ini biasanya terjadi pada kelinci yang sedang mengalami masa pertumbuhan atau kelinci muda. Penyebabnya adalah makanan kelinci yang kekurangan serat kasar atau bahan makanan dari rumput-rumputan.

Gejala yang terlihat pada kelinci antara lain: nafsu makan menjadi berkurang bahkan tidak mau makan, bulu menjadi kasar, kehilangan bobot tubuh, perut berisi bulu yang tidak bisa dicerna dan akan mengganggu pencernaan dan apabila lambat ditangani maka diikuti dengan pneumonia (gangguan pernafasan).

Cara mengatasinya yaitu dengan memberikan makanan yang memiliki kandungan serat kasar yang tinggi atau diberi hay (rumput kering).

Penyakit-penyakit diatas merupakan penyakit yang paling sering menyerang pada Kelinci. Apabila kita mengetahui penyebabnya kita dapat segera mengatasinya sehingga kelinci bisa kembali pulih dan bermain lagi.