Benteng Rotterdam Benteng Unik berbentuk Penyu
Anda
menyukai wisata sejarah dan budaya? Jika ya, maka benteng ini merupakan tempat
yang paling cocok buat anda kunjungi. Jika anda sedang berlibur ke kota
Makassar maka sempatkanlah ke Benteng Rotterdam yang letaknya berada di tengah kota
Makassar yang merupakan salah satu ikon kota daeng ini. Ingin mengenal lebih
jauh tentang Benteng Rotterdam benteng unik berbentuk penyu ini? baca terus
artikel ini dan temukan berbagai fakta menarik tentang Benteng Rotterdam.
Benteng
Rotterdam merupakan saksi bisu dari sejarah perjuangan masyarakat Sulawesi
Selatan melawan penjajahan Belanda. Benteng yang kokoh dan terawat ini masih
berdiri hingga sekarang. Mari kita telusuri bersama apa saja yang dapat anda
temukan di Benteng Rotterdam ini.
Lokasi Benteng Rotterdam
Jika
kita memasukkan kata kunci “Benteng Rotterdam” di Google akan muncul alamat jl
Road, Bulo gading, Kecamatan Ujung Pandang, Makassar – Sulawesi Selatan. Tapi
tidak usah khawatir sulit menemukan tempat ini karena letaknya sangat mudah ditemukan
dan dijangkau. Benteng Rotterdam terletak tepat di tengah kota Makassar,
bangunannya bahkan terlihat berdiri kokoh saat kita melintas dijalan menuju pelabuhan
Makassar. Lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km dari pantai Losari yang
merupakan salah satu ikon Makassar atau tepat berada persis depan dermaga
penyeberangan menuju Ke Pulau Kahyangan.
Waktu
tempuh dari Bandara Sultan Hasanuddin ke tempat ini hanya sekitar 30 menit dan
jika turun dari Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar tempat ini hanya berjarak
sekitar 1 km atau cuma 5 menit jika mengggunakan kendaraan bemotor. Tidak sulit
bukan menemukannya?
Sejarah Benteng Rotterdam
Benteng
ini dulunya bernama Benteng Ujung Pandang dan dibangun oleh Raja Gowa ke-9 bernama
I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa “risi” Kallonna. Salah satu keunikan
arsitektur Benteng Rotterdam adalah bentuknya yang menyerupai “penyu” yang
hendak turun merangkak ke lautan. Bentuk
penyu akan makin nampak jelas jika dilihat dari atas, sebagai alternatif kita
dapat menggunakan drone. Apalagi
posisinya yang memang berada tepat di depan lautan. Hal ini didasarkan filosofi
kerajaan timur yang sangat terkenal dengan kegagahannya di laut, jadi penyu
melambangkan kejayaan kerajaan Gowa baik di laut maupun daratan seperi layaknya
seekor penyu yang dapat hidup di dua alam, laut dan darat. Masyarakat setempat
menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua (bahasa Makassar) yang
berarti benteng penyu.
Benteng
Penyu ini dulunya juga digunakan sebagai markas dari pasukan katak kerajaan
Gowa sebelum benteng ini jatuh ke tangan Belanda lewat perjanjian yang terkenal dengan nama
“Perjanjian Bongaya”. Setelah tempat ini diambil alih pemerintah Belanda nama
benteng Ujung Pandang/benteng penyu berubah nama menjadi Fort Rotterdam.
Cornelis
Janzoon Speelman adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah pada
periode 1680 hingga 1684 merupakan warga kelahiran Belanda. Jenderal inilah
yang memberikan nama Fort Rotterdam agar mengingat daerah kelahirannya di
Belanda. Fungsi Benteng Fort Rotterdam pada saat pemerintahan Belanda adalah
sebagai pusat penampungan hasil rempah-rempah dibagian Indonesia Timur. Belanda
menggunakan benteng ini selama kurang lebih 200 tahun sekaligus sebagai pusat
pemerintahan, ekonomi dan berbagai aktivitas lainnya. Benteng ini masuk sebagai
bangunan bersejarah dan didaftarkan pada tanggal 23 mei 1940.
Koleksi Museum Lagaligo
Saat
ini benteng Fort Rotterdam menjadi salah satu bangunan ikonik bersejarah yang
banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Salah satu tempat
menarik yang dapat anda kunjungi saat berada dalam area benteng adalam Museum
Lagaligo yang terletak disebelah kanan pada saat kita memasuki gerbang benteng
Rotterdam.
Museum
Lagaligo didirikan pada tanggal 1 Mei 1970 dan diresmikan sebagai ruang pameran
dan ruang pembinaan pada tanggal 24 Februari 1974 oleh Direktur Jenderal
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudaayan Prof.I.B.Mantra. Luas bangunan
Lagaligo 2.211m2 sehingga ada banyak koleksi yang bisa kita temukan
baik dilantai 1 maupun lantai 2.
Museum
Lagaligo memiliki banyak koleksi peninggalan bersejarah dimasa lampau berupa
keramik asing, naskah, etnografi, numismatic. Koleksi etnografi akan kita
temukan pada benda-benda yang terpajang dalam museum yang menggambarkan
berbagai jenis teknologi, kesenian dan peralatan yng digunakan oleh suku-suku
yang ada di Makassar seperti suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja diwaktu
lampau. Kita bahkan dapat menemukan bentuk-bentuk perahu, senjata dan berbagai koleksi unik lainnya.
Fakta-fakta Menarik Tentang Benteng
Rotterdaam
Setelah
mengetahui tentang sejarah berdirinya Rotterdam dan koleksi Museum Lagaligo
apalagi yang bisa kita temukan pada benteng Rotterdam, berikut beberapa fakta
menarik yang mungkin tidak banyak diketahui bahkan oleh warga Makassar sendiri
:
Benteng Rotterdam memiliki luas mencapai 2,5 hektar dengan total 16 bangunan didalam, termasuk didalamnya 5 bagian benteng yang dikenal dengan nama Bastion Bone, Bastion Bacan, Bastion Buton, Bastion Mandar, dan Bastion Ambonina.
Benteng
Rotterdam berdiri pada tahun 1545, usia Benteng Fort Rotterdam pada tahun 2019
telah berumur 474 tahun artinya ditahun 2021 ini telah berusia 476 tahun.
Pada
salah satu bagian ruangan Benteng Rotterdam terdapat bekas raung tahanan dari
Pangeran Diponegoro setelah dijebak oleh Belanda. Kita dapat menyaksikan bekas
tahanan tersebut pada bagian sebelak kanan dekat dengan museum Lagaligo,
tanyakan saja pada petugas disana, nanti pasti akan ditunjukkan letaknya. Makam
Pangeran Diponegoro juga terdapat dijalan Ponegoro kota Makassar.
Oleh
beberapa kalangan disebutkan bahwa Benteng Rotterdam merupakan benteng
peninggalan Belanda paling megah dan paling terawat di Asia. Pada saat kita
berkunjung kesana kita tidak akan menyangka bahwa benteng ini telah berusia
hampir 5 abad dan masih kokoh hingga sekarang.
Benteng
Rotterdam awalnya hanya dibangun menggunakan tanah liat sebelum dibangun
kembali oleh Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin dengan menggunakan batu padas dari
daerah Maros sebelum akhirnya dirombak oleh jenderal Speelman saat Benteng
Rotterdam diambil alih oleh Belanda.
Hal-hal yang perlu anda ketahui
tentang benteng Rotterdam
Tidak
ada tiket masuk untuk melihat Benteng Rotterdam kita cuma perlu mengisi buku
tamu dan membayar biaya seikhlasnya sebagai bagian dari perawatan dan
kebersihan.
Kita
dapat menikmati suasana Benteng Rotterdam pada sore hari sambil melihat
sekeliling Benteng Rotterdam sekaligus menikmati matahari tenggelam. Anda juga
bisa menjelajahi sudut-sudut Benteng Rotterdam dan membayangkan suasana pada
zaman Belanda menguasainya.
Pada
salah satu bagian bangunan benteng Rotterdam terdapat ruang seni yang biasa
digunakan untuk melukis, anda bisa mencoba belajar atau mungkin ingin dilukis
ditempat tersebut. Bangunannya terletak dibagian belakang benteng.
Benteng
Rotterdam dapat menjadi sarana edukasi dan wisata buat anak-anak anda agar
lebih mengenal budaya bangsa sendiri dibandingakan budaya bangsa lain.
“Benteng
Rotterdam Benteng Unik Berbentuk Penyu” ini pastinya akan membawa kesan
tersendiri saat mengunjunginya, setelah lelah berkeliling menjelajahi Benteng
Rotterdam anda dapat mengisi energi dengan minum air kelapa muda yang banyak
terdapat didepan dan samping pintu keluar Benteng Rotterdam, dan jangan lupa
siapkan kamera terbaik untuk mengabadikan foto anda berlatar belakang
arsitektur kolonial.
·