Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

6 jenis penyakit utama ayam dan pencegahannya

 


          Setiap orang yang memelihara ayam tentunya berharap agar ayam yang dipelihara dan di budidayakan selalu sehat, tetapi terkadang ayam yang awalnya terlihat sehat tiba-tiba sakit dan akhirnya mati. Tentunya jika hal tersebut berlangsung secara terus menerus akan sangat merugikan serta  menurunkan kemampuan produksi ayam. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ayam. Sebagai peternak dan penggemar ayam sebaiknya kita perlu mengetahui apa saja penyakit ayam serta cara mencegahnya agar budidaya ayam yang kita kelola dapat memberikan hasil yang maksimal. Apa saja faktor yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam? mari kita simak penjelasannya pada artikel dibawah ini. Selamat membaca !!!

        Penyakit yang timbul pada ayam dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar dikalangan peternak jika tidak ditangani dengan baik. Semakin cepat mengetahui dan mencegah penyakit pada ayam maka dampaknya akan semakin kecil. Berikut beberapa macam penyebab penyakit pada ayam, antara lain :

  1. Penyakit yang timbul akibat defisiensi makanan

Makanan yang baik dan memiliki kandungan gizi yang cukup akan mendukung pertumbuhan ayam secara optimal, apabila kandungan gizi pada makanan ayam tidak mencukupi cepat atau lambat akan menimbulkan dampak terhadap perkembangan ayam yang kita budidayakan. Dampak umum dari penyakit yang disebabkan oleh defisiensi makanan antara lain:

·                   Menurunnya berat badan ayam secara drastis

·                   Bulu-bulu ayam kusam, kasar dan tidak mengkilap

·                   Jengger  terlihat kebiru-biruan

·                   Pertumbuhan anak-anak ayam akan berjalan lambat

·                   Timbul kelumpuhan pada kaki ayam

·                   Sifat ayam menjadi liar (tidak tenang)

·                   Menurunnya produktivitas ayam

·                   Daya tetas telur menurun

Deffisiensi dapat berupa kekurangan zat-zat tertentu pada makanan ayam seperti vitamin, mineral, dan zat-zat lain yang penting bagi pertumbuhan dan pembentukan organ-organ tubuh.

a.                Defisiensi Vitamin A 

Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Ayam yang kekurangan vitamin A akan mengalami penurunan berat badan. Penurunan produksi telur dan daya tetas, pada tingkat lanjut akan terjadi pendarahan pada mucosa mata yang diikuti penebalan selaput mata, dan pendarahan pada hidung. Secara umum vitamin A dapat ditemukan dalam tepung ikan dan jagung.

b.                Defisiensi Vitamin D

Vitamin D sangat penting bagi keseimbangan didalam penggunaan dari Calcium (Ca) dan Phospor (P) dalam tulang dari tubuh. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan rachitis, pertumbuhan terganggu, kepincangan pada kaki, pembengkakan sendi pada siku dan iga, tulang dada bengkak dan bengkok, produksi telur menurun serta kulit telur menipis dan daya tetas menjadi rendah.

c.                Defisiensi Vitamin E

Penyakit yang disebabkan karena kekurangan vitamin E disebut Crazy Chicken Disease. Penyakit ini ditandai dengan adanya gerakan ayam yang tidak terkontrol. Ayam akan bergerak berputar-putar, jatuh ke samping serta kadang diikuti dengan convulsi atau kerusakan sel-sel otak.

d.                Defisiensi Vitamin B

Kekurangan Vitamin B akan menyebabkan pertumbuhan ayam terganggu serta kelainan pada urat syaraf, nafsu makan ayam kurang, pertumbuhan lambat pada tingkat lanjut akan menyebabkan kelumpuhan pada alat-alat gerak tubuh. Kekurangan vitamin B2  dapat menimbulkan jari-jari pada ayam akan membengkak serta menurunkan daya tetas telur. Penyakit yang ditimbulkan disebut “curled toe paralysis” sedangkan kekurangan vitamn B6 pada ayam ditandai dengan adanya pengerasan pada sudut mata, mulut, dan timbul bintil-bintil kutil (dermatitis).

e.                Defisiensi Vitamin K

Vitamin K berasal dari kata “Koagulations” dalam bahasa Jerman yang berarti banyak dibutuhkan dalam proses pembekuan darah. Kekurangan Vitamin K akan memperlambat proses pembekuan darah. Anak ayam yang dalam ransumnya kekurangan vitamin K dapat menyebabkan kematian akibat luka-luka yang disebabkan pecahnya urat darah. Gejala defisiensi atau kekurangan vitamin K sering timbul pada anak ayam berumur sekitar 2-3 minggu. Sumber bahan ransum yang mengandung vitamin K antara lain tumbuhan-tumbuhan seperti alfafa, rumput hijau, kacang kedelai, bungkil biji-bijian, dan tepung ikan.

f.                  Defisiensi Mineral Mangan (Mn)

Mineral merupakan senyawa anorganik yang menyusun ± 4 % tubuh ayam. Konsentrasi tertinggi mineral mangan terdapat pada tulang. Fungsi mangan dalam tubuh ayam adalah sebagai activator enzim untuk enzim-enzim yang bekerja menghantarkan fosfat serta enzim yang berkaitan dengan siklus asam sitrat. Gejala defisiensi Mangan antara lain perosis (kaki bengkok) pada anak ayam, penurunan produksi, dan kualitas kerabang telur.

g.                Defisiensi Iron (Fe), Cooper (Cu) dan Zinc (Zn)

Iron atau zat besi berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia didalam tubuh ayam antara lain memproduksi sel darah merah. Cooper berfungsi sebgai sintesa hemoglobin (zat warna merah darah) dan pigmen, sedangkan Zinc berfungsi sebagai komponen dan activator enzim serta bertanggung jawab pada perkembangan embrio dan pembentukan tulang.

Pencegahan : Memberikan/melengkapi kebutuhan didalam ransum makanan dan minuman dan juga dapat diberikan langsung lewat mulut dan injeksi. Penambahan mineral dapat dilakukan peternak dalam bentuk penambahan mineral tunggal atau premix seperti Top Mix dan Mineral Feed Supplemen A.

2.           Penyakit yang disebabkan oleh Parasit

Kutu yang menyerang ayam merupakan salah satu jenis ektoparasit yaitu parasit yang hidup di luar tubuh inangnya (ayam). Ektoparasit lainnya yang hidup di tubuh ayam ada bermacam jenis antara lain tungau (mite), caplak (tick), dan pinjal (flea). Beberapa daerah memiliki sebutan nama yang berbeda untuk kutu, ada yang menyebutnya gurem, tungau, kemerki, kremi, pinjal, dll. Apapun namanya intinya tetap sama yaitu suatu serangga kecil yang menumpang hidup pada inangnya untuk mendapatkan makanan dengan cara menghisap darah atau sari makanan dari hewan yang menjadi inangnya (dalam hal ini ayam). Gejala/dampak yang ditimbulkan oleh parasit antara lain pertumbuhan terhambat, lesu dan kurang darah, telur dapat gagal menetas. Mudah terserang penyakit, dan menurunkan produksi terutama jenis ayam petelur.

Image Kutu ayam sumber : www.Google.com

Pencegahan : kandang harus bersih dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Bebas dari tempat yang gelap dan lembap .

Pengobatan :  Mengecat tempat bertengger dan bagian –bagian kandang dengan nicotin sulfa , carboleneum atau minyak anthracene, sebagai alternatif dapat menggunakan oli bekas. Apabila menyerang pada kaki dapat diobati dengan cara memasukkan kaki ayam ke air hangat kemudian dimasukkan kedalam minyak tanah yang dicampur minyak wijen dengan perbandingan 1 : 2.

b.                Cacing

Penyakit cacingan yang memiliki istilah lain helminthiasis dapat menyerang pada ayam semua umur dan semua jenis ayam. Penyakit cacingan pada ayam  disebabkan oleh beberapa jenis cacing antara lain:           

  • Ascariddia galli merupakan cacing gelang parasit yang termasuk dalam filum nematoda. Nematoda dari genus ascaridia pada dasarnya adalah parasit usus burung. Ascaridia galli adalah spesies paling umum dan pathogen terutama pada unggas domestik.
  • Heterakis gallinarum merupakan parasit nematoda yang hidup disekum (usus buntu) beberapa burung galliform. Galliform adalah ordo burung yang meliputi kalkun, ayam hutan, burung puyuh, merak dan ayam hutan hias.ordo ini terdiri dari sekitar 256 spesies yang tersebar di mancanegara.
  • Genus cappilaria merupakan nematoda yang menginfeksi crop (tembolok) dan esophagus (kerongkongan) dan menyebabkan radang mukosa crop dan esophagus. Beberapa cacing memiliki panjang lebih dari 6 cm. Unggas yang diserang meliputi ayam, kalkun, angsa, itik dan burung-burung dalam sangkar.       

Image Cacing sumber : www.Google.com

Gejala umum yang ditimbulkan pada ayam yang terkena penyakit yaitu pucat, lesu, kondisi menurun secara berangsur-angsur dan berakhir dengan kematian karena komplikasi. Bila dibedah akan terdapat banyak cacing didalam usus dan kerusakan organ dalam. Ayam yang sedang bertelur akan mengalami penurunan produksi. Penularan dapat melalui alat-alat , kecoak, lalat, burung-burung dan kotoran ayam yang sedang sakit.

Pencegahan : Kandang harus selalu dibersihkan dari kotoran lama jangan sampai bertumpuk, litter/alas kandang harus kering jangan sampai ada lalat dan kecoa. Pemberian obat cacing secara teratur dan pemisahan kandang ayam sesuai dengan umur masing-masing ayam.

Pengobatan : Memakai vermizyn melalui air minum, 22 gram untuk 50 ekor ayam dan 30 ekor ayam petelur. Ulangi setiap bulan. Vermixon 1 tablet untuk ayam petelur dan 0,5 tablet untuk starter dan grower. Atau menggunakan obat-obat cacing  seperti worm X, Vermex powder, ascaricid dan exitor. Dosis sesuai dengan petunjuk pada masing-masing obat cacing.

3.         Penyakit yang disebabkan oleh Protozoa 

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, protos artinya pertama dan zoon artinya hewan, jadi protozoa adalah hewan pertama. Pada umumnya protozoa hanya dapat dilihat dibawah miskroskop. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah coccidiosis (berak darah). Kokdiosis disebabkan oleh protozoa yang berasal dari genus Eimeria. Ada sekitar 1800 spesies Eimeria sp yang menyerang mukosa usus pada berbagai ternak unggas dan mamalia. Kasus kokdiosis dapat ditemukan sepanjang tahun namun jumlah kasusnya akan semakin meningkat di musim penghujan.

Image Protozoa sumber  www.Google.com

Penyakit kokdiosis dapat menyerang ayam pada semua umur, tetapi lebih sering tampak pada ayam berumur 2-8 minggu. Pada ayam dewasa gejala-gejala penyakit ini jarang nampak tetapi walaupun demikian tetap dapat menulari ayam yang lebih muda. Kematian banyak terjadi pada ayam berumur dibawah 2 bulan.

Gejala-gejala yang muncul akibat penyakit kokdiosis adalah nafsu makan berkurang, sayap terkulai dengan bulu yang kusut sering diikuti dengan sering minum. Pada ayam yang yang menderita penyakit ini dinding usus akan rusak sehingga makanan tidak dapat diserap dengan baik sehingga pertumbuhan menjadi terhambat dan berakibat ayam makin kurus dan pucat jika keadaan semakin parah bisa mengakibatkan kematian ayam. Serangan kokdiosis juga akan menurunkan sistem kekebalan tubuh sehingga ayam akan menjadi rentan terhadap infeksi penyakit lainnya. Penularan penyakit ini sering terjadi pada kandang yang basah dan lembap serta populasi ayam yang terlalu padat. Penularannya dapat melalui kotoran ayam, litter/alas kandang, makanan dan minuman, alat-alat peternakan, burung, tikus dan sebagainya.

Pencegahan : menjaga kebersihan kandang , ganti litter/alas kandang yang basah, pencucian kandang sebelum memasukkan ayam baru, jangan terburu-buru memindahkan anak ayam umur dibawah 2 bulan dari sistem sangkar ke kandang sistem alas.

Pengobatan : Berikan Coccidiostat pada anak ayam secara teratur seperti sulfamix, deducal, quinoxalin, sul Q nox Noxal dan sebagainya.

4.               4.           Penyakit yang disebabkan oleh Jamur

Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof (organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung pada yang lain).

Salah satu penyakit ayam yang menyerang alat pernafasan ayam disebabkan oleh jamur yang dikenal dengan sebutan Aspergillus sp. Aspergillus sp tergolong jamur atau cendawan renik yang masuk dalam jenis kapang dan koloninya kgas seperti kapas, karpet atau beludru. Strukturnya terdiri dari hifa (sejenis batang) yang memanjang dan bercabang-cabang seperti ranting pohon. Dari hifa muncul tangkai spora dengan ujungnya membesar berbentuk bulat atau lonjong. Spora Aspergillus diketahui mampu bertahan hingga bertahun-tahun lamanya di lingkungan yang sesuai.

Image Aspergillus sumber : www.Google.com

Ayam yang menderita penyakit akibat jamur ditandai dengan kesukaran dalam bernafas, timbul gejala nervus (sistem saraf), jengger kehitaman dan nafsu makan menurun. Penyakit ini umumnya berasal dari makanan yang terlalu lama atau makanan yang telah berjamur.

Pencegahan : Menjaga kebersihan kandang dan makanan, jaga tempat pakan agar selalu kering dan tidak lembap.

Pengobatan : memberikan obat-obatan yang mengandung antibiotik seperti Terramicin, tetrachlor, dan sebagainya. Gunakan dosis sesuai petunjuk pada kemasan

5.                  5.          Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri / baksil

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel dan berukuran sangat kecil (mikroskopik) serta memiliki peran sangat besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai penyebab infeksi dan penyakit sebagian lainnya memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan dan industri. Bakteri dapat ditemukan dihampir semua tempat baik di tanah, air, udara bahkan dalam tubuh manusia. Beberapa bakteri yang menyebabkan penyakit pada ayam antara lain:

a.                C R D (Chronical Respiratory Disease)

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum, Penyakit ini dapat menyerang ayam di segala umur dan tingkat kematian akan semakin tinggi jika dibarengi dengan penyakit lain, umumnya penyakit ini bersamaan dengan tetelo (N C D = New Castle Disease) dan I B (Infections Bronchitis) dimana gejala akan makin komplek. Ayam akan kesukaran bernafas dan timbul suara, bersin, ngorok, keluar cairan dari hidung, nafsu makan berkurang dan semakin lama ayam akan makin lemah dan kurus dan dapat berakibat pada kematian ayam. Pada anak ayam pertumbuhan akan berjalan lambat dan pada ayam petelur produksi akan menurun. Penularan penyakit dapat disebabkan oleh ayam yang sakit, kontak langsung atau melalui udara.

Image C R D sumber : www.Google.com

Pencegahan : Anak ayam yang baru dibeli diusahakan dari induk yang bebas CRD dan beli ditempat yang terpercaya, menjaga kebersihan kandang, jangan mencampur ayam berbeda umur dalam satu kandang, setiap ayam stres atau ayam yang baru pindah kandang beri obat anti stres seperti vitachick dan sebagainya.

Pengobatan : Beri vitachick, tetrachlor, sulfa-mix dan sebagainya.

b.                Kolera ayam (Fowl Cholera)

Kolera unggas (Fowl Cholera) merupakan penyakit kronis yang menyerang unggas seperti ayam, itik, angsa, kalkun, merpati dan burung liar yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Penyakit ini dapat bertahan lama di lingkungan dan umumnya menyerang ayam yang telah dewasa secara mendadak (akut) dan dapat bersifat menahun (kronis).

Image kolera sumber : www.Google.com

Pada keadaan akut ayam akan nampak lesu, tidak mau makan dan minum, diare. Pada keadaan kronis terlihat jengger dan pial bengkak, merah gelap sampai kebiru-biruan, badan akan terasa panas, keluar ingus dan diare yang mula-mula kuning kemudian menjadi coklat atau hijau. Ayam akan kesulitan berdiri hal ini disebabkan sendi-sendinya bengkak.

Penularan penyakit ini melalui saluran pernafasan dan saluran makanan sehingga dapat ditularkan oleh serangga, burung, tikus, dan peralatan yang terkontaminasi. Masa inkubasi penyakit ini sekitar 4-9 hari. Wabah penyakit ini kadang dihubungkan dengan faktor pemicu stres seperti fluktuasi cuaca, kelembaban lingkungan, perlakuan vaksinasi yang tidak benar, dan pergantian pakan secara mendadak.

Pencegahan : Menjaga kebersihan kandang dan alat-alat peternakan, pemberantasan hewan pengerat, dan vaksinasi.

Pengobatan : pemberian tetrasiklin kedalam pakan sesuai dosis atau antibiotik lainnnya seperti tetrachlor bisa juga dengan injeksi /suntik dengan sulfa Mix ( dosis 1 cc per ekor ayam dewasa).

c.                 Pilek ayam / Snot

Infeksius coryza (snot) adalah penyakit menular pada unggas terutama ayam yang disebabkan oleh bakteri Haemophilus gallinarum. Penyakit snot dikalangan peternak ayam disebut juga dengan pilek ayam. Penyakit ini menyerang saluran pernafasan pada ayam dan menyerang ayam disegala tahapan usia. Ayam pada umur 3-4 tahun bisa sangat rentan terserang penyakit ini. Sedangkan anak ayam yang masih berusia 3-10 hari tahan terhadap serangan penyakit snot. Hal ini disebabkan adanya antibodi maternal yang masih terkandung didalam tubuh anak ayam.

Image Snot sumber : www.Google.com

Ayam yang sakit ditandai dengan keluarnya lendir dari lubang hidung dan cairan dari mata secara terus menerus, kelopak mata ayam seperti terus menempel karena lengket dan terjadi pembengkakan. Jika mendapati ayam dengan tanda-tanda demikian segera pisahkan ayam dari ayam lainnya dan lakukan pengobatan secara berkala sampai ayam kembali sehat. Ayam yang terkena penyakit ini akan kehilangan nafsu makan, pada ayam petelur yang sedang berproduksi akan terjadi penurunan produksi.

Pencegahan : lakukan sanitasi kandang secara teratur, biasakan pemeliharaan ayam pada udara terbuka (tanpa tutup kandang) agar tidak mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca, berikan vitamin dan obat-obatan pada waktu-waktu tertentu (musim pancaroba), menjaga populasi ayam agar tidak terlalu padat dalam satu kandang.

Pengobatan : Memberikan pil anti snot dikombinasi dengan antibiotik, Tetra Chlor capsul (2 capsul setiap hari), Vitachick 2-5 gram setiap liter air minum.

d.                Berak Kapur (pullorum)

Penyakit berak kapur (pullorum) merupakan penyakit pada unggas yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Salmonella pullorum termasuk bakteri berbentuk batang atau kapsul dan dapat bertahan pada iklim normal selama berbulan-bulan. Penyakit ini mempunyai tingkat mortalitas yang tinggi hingga mencapai 100% pada anak ayam dan kalkun. Pada umumnya penyakit ini banyak terjadi pada anak ayam umur 1 sampai dengan 3 minggu, sedang pada ayam dewasa dapat bersifat sebagai carrying (pembawa penyakit). Ayam indukan yang terinfeksi akan menghasilkan keturunan yang juga terinfeksi.

Image Pullorum sumber : www.Google.com

Gejala-gejala yang tampak pada ayam adalah mengantuk, selalu berkerumun didekat sumber panas, nafsu makan berkurang, bulu kusut dan sayap terkulai, kotoran berbusa putih dan sering menempel pada anus. Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan ayam yang sakit, lewat telur dan mesin tetas bekas dipakai oleh ayam yang menderita penyakit pullorum.

Pencegahan : Apabila membeli bibit anak ayam hendaknya membeli dari breeder yang bebas terhadap penyakit pullorum. Setiap pemakaian mesin tetas hendaknya dilakukan penyucian hama pada mesin tetas.

Pengobatan : berikan obat antibiotik seperti Tetra Chlor, pullorum plus dan sejenisnya

e.                 Typhus ayam (Fowl Typhoid)

Penyakit typhus ayam disebabkan oleh bakteri Salmonella gallinarum. Penyakit ini dapat menyerang pada semua umur ayam, tetapi kebanyakan terjadi pada ayam tingkat grower dan layer. Angka kematian akibat penyakit ini lumayan tinggi sekitar 40-80%.

Image Fowl Thyphoid sumber : www.Google.com

Gejala-gejala yang nampak adalah lesu, bulu kusut, muka dan jengger menjadi kekuningan serta nafsu makan berkurang. Kalau diseksi/bedah maka tampak hati membengkak besar dan warna merahnya hilang. Penularan terjadi dari bibit atau kontak dengan ayam yang sakit.

Pencegahan : Menjaga kebersihan kandang dan lakukan pencucian hama pada kandang baru dan jangan mencampur anak ayam yang berbeda umur.

Pengobatan : Dengan menggunakan sulfa Mix yang dicampur dengan air minum, Tetra Chlor, Terramicyn Poultry Formula, dan Thypus plus 10.

6.                6.           Penyakit yang disebabkan oleh virus

a.                N C D ( New Castle Disease / Tetelo )

Salah satu penyakit pada unggas yang ditakuti oleh peternak adalah New Castle Disease. Di Indonesia penyakit ini juga dikenal sebagai tetelo, diambil dari bahasa Jawa thethelo. Sering juga disebut dengan Pseudo Fowl Pest. Penyebabnya adalah serangan virus NDV, suatu virus RNA berkas tunggal dengan sekuens antitens negative. Pertama kali virus ini di isolasi oleh Newcastle upon Tyne, Inggris pada tahun 1926 oleh Doyle.

Penyakit ini dapat menyerang pada semua umur dengan tingkat kematian yang tinggi, pada unggas muda serangan ini dapat segera berakhir dengan kematian sedangkan pada unggas dewasa kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala pertama kali terlihat.

Image N C D / Tetelo sumber : www.Google.com

Gejala-gejala yang nampak adalah terjadi gangguan saluran pernafasan, megap-megap, bersin, ngorok. Selanjutnya hilang nafsu makan dan diikuti gangguan saraf seperti sayap turun, lumpuh, jalan terseret dan kepala berputar-putar. Penularan melalui udara, alat-alat yang dipakai dalam peternakan.

Pencegahan : Membersihkan kandang secara teratur, karantina ayam yang sakit, pemberian vaksinasi sejak awal untuk mendapatkan kekebalan tubuh, memberikan vitamin dan makanan yang cukup dan bergizi.

Pengobatan :  sampai sekarang belum ditemukan obat yang efektif.

b.                Marek

Penyakit yang disebabkan oleh virus ini biasanya terjadi pada ayam yang belum dewasa atau berumur sekitar 2-5 bulan dengan angka kematian yang mencapai 80%.  Penyakit ini menyerang system limfoid dan sistem saraf. Ayam yang terserang penyakit ini dapat terlihat sehat padahal sebenarnya sedang sakit, kelumpuhan kaki, sayap, leher sering terjadi dan bila saraf kaki dan sayap dibuka tampak adanya pembengkakan saraf  kaki. Penularan melalui udara atau kontak langsung dengan ayam sakit.

Image Marek sumber : www.Google.com

Pencegahan : Melakukan vaksinasi Marek dan mengelompokkan ayam sesuai umur.

Pengobatan : Seperti Penyakit tetelo penyakit Marek belum menemukan obat yang efektif.

c.                Cacar Ayam (Fowl Pox)

Cacar ayam (Fowl pox) disebabkan oleh virus fowlpox yang berada dalam family poxviridae dan genus Avipoxvirus. Penyakit ini dapat menyerang unggas seperti ayam dan kalkun. Virus pox tidak tahan pada temperature 50o C selama 30 menit atau temperature 60o selama 8 menit. Virus ini dapat tumbuh dan berkembang biak dalam sel-sel selaput lendir. Pada keadaan kering, misalnya dalam keropeng yang terlepas virus dapat bertahan hidup selama 3-4 tahun.

Image Cacar ayam sumber : www.Google.com

Penyakit cacar ayam biasanya ditandai dengan adanya bintil-bintil pada muka, jengger, pial dan sering juga pada bagian tubuh yang tidak berbulu. Akibat dari penyakit ini pada ayam petelur dapat menurunkan produksi dan mutu telur tetas turun.

Pencegahan : Memberikan vaksinasi, hindarkan nyamuk-nyamuk dan jauhkan dari ayam yang sakit. Bersihkan disekitar kandang agar serangga tidak bertindak sebagai perantara penyakit.

Pengobatan : Kupas bagian yang keras pada bintil tersebut dan oleskan cairan antiseptik (CIL) dan berikan antibiotik seperti Neo meditril atau Collimezyn melalui air minum.

d.                Infectious Bronchitis Virus ( I B V )

Penyakit Infectious Bronchitis Virus disebabkan oleh virus dari family Coronaviridae dan genus Coronavirus yang memiliki daya penularan yang tinggi. Penelitian menyebutkan bahwa ternyata virus penyebab IBV hanya menyerang pada ayam sedangkan di unggas lain hanya berupa infeksi subklinis saja. Semakin bertambah hari virus penyebab penyakit IB berubah menjadi strain-strain baru.  Penyakit IBV pada ayam menginfeksi bronkus atau cabang tenggorokan yang menuju ke paru-paru. Penyakit ini merupakan penyakit akut yang menular dan dengan mudah menjangkiti ayam yang satu dengan ayam lainnya.

Image Infectious Bronchitis Virus Sumber : www.Google.com

Pada anak ayam dibawah umur 6 minggu kematian dapat mencapai 60% sedangkan pada ayam dewasa hampir tidak ada. Gejala yang nampak pada ayam muda adalah muka bengkak, beringus dan keluar air mata sedangkan pada ayam dewasa produksi telur akan merosot, kulit tak terbentuk dan nafsu makan berkurang. Penularan dapat terjadi melalui udara, manusia, angin, burung dan sebagainya.

Pencegahan : Kebersihan kandang selalu terjaga, mengurangi pengunjung, vaksinasi I B bersamaan dengan N C D.

Pengobatan : Belum ada.

Setelah mengetahui 6 jenis penyakit utama pada ayam kita dapat mengetahui cara pencegahan dan cara mengobati ayam yang sakit sehingga mencegah terjadinya wabah yang lebih luas yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit dikalangan peternak ayam. Semoga artikel diatas dapat bermanfaat !!!