Indigofera Tanaman Multi Fungsi
Apa itu Indigofera? Apa saja
keunggulannya dibandingkan tanaman lainnya? Bagaimana bentuk tanaman
Indigofera? Begitu banyak yang penasaran
ingin mengetahui tentang tanaman ini, semenjak dipublikasikan oleh para
peneliti bahwa Indogofera memiliki beragam fungsi yang dapat membantu para
peternak dalam mengurangi biaya pakan. Tanaman ini kian diburu oleh para
peternak, mereka mencari informasi yang menyangkut tanaman ini. Artikel dibawah
ini akan menjelaskan Indigofera secara lengkap, baik sejarah Indigofera, manfaat
buat hewan ternak, keunggulan tanaman Indigofera, dan cara pengolahannya
menjadi tepung. Selamat Membaca !!!
1.
Klasifikasi
Tanaman Indigofera
Indigofera merupakan
tanaman dari kelompok kacang-kacangan (leguminosa) dari genus Indigofera dan
spesies Indigofera Sp. Pohonnya berukuran sedang , tumbuh tegak, dan mempunyai
cabang yang rimbun (lebat). Tanaman ini memiliki ciri khas yaitu bagian daunnya
berwarna hijau terang dan ketika telah berumur 12 bulan memiliki bunga berwarna
ungu.
Ciri-ciri
tanaman Indigofera :
·
Daun
Daun tanaman indigofera
tersusun secara berseling, Pada umumnya bersirip ganjil dan mempunyai anak daun
tiga atau tunggal. Bentuk daun lonjong memanjang dengan ukuran sekitar 4-8 cm
dan lebar 1,5-2,5 cm. Daun pada umumya berwarna hijau muda.
·
Bunga
Bunga tanaman Indigofera
tersusun dalam bentuk tandan dan muncul dari ketiak daun, berwarna ungu,
kelopaknya berbentuk genta yang bergerigi lima, bagian mahkota berbentuk
seperti kupu-kupu. Bunga tanaman ini berjumlah banyak dan sangat menarik.
·
Buah
dan Biji
Indigofera memiliki
tipe buah polong yang dapat dibedakan berdasarkan kelengkungannya yaitu lurus,
agak melengkung, dan bengkok (berbentuk sabit). Beberapa spesies termasuk
Indigofera Microcarpa, Indigofera Suffruticosa, dan Indigofera Enneaphylla
menunjukkan pematangan buah yang tertunda. Dalam satu buah kira-kira berisi
1-20 bagian biji yang berbentuk bulat atau lonjong.
·
Pericarp
Pericarp sering disebut
sebagai dinding buah yang berguna untuk mengelompokkan buah secara morfologi
dan anatomi. Pericarp terdiri atas dua atau tiga lapisan yaitu epicarp/ exocarp
(lapisan terluar), mesocarp (lapisan tengah), dan endocarp (lapisan dalam).
Kita dapat membedakan Indigofera berdasarkan ketebalan pericarpnya. Pericarp
tanaman indigofera dapat dikelompokkan menjadi Tipe I yang memiliki pericarp
tipis, Tipe II memiliki pericarp paling
sedikit dan tipe III memiliki pericarp paling tebal.
2.
Sejarah
Indigofera
Tarum (dari bahasa sunda), nila, atau
indigo ( Indogofera, suku polong-polongan atau Fabaceae). Tarum merupakan bagian dari kehidupan masyrakat Sunda
pada masa lampau. Banyak tempat diwilayah Jawa Barat yang namanya diambil
berdasarkan nama tumbuhan Tarum, misalnya Kerajaan Taruma, Sungai Ci Tarum,
Kota Banjar Pataruman, dan Tarumajaya. Tarum merupakan tumbuhan yang digunakan
untuk menghasilkan warna biru alami. Orang Jawa menyebutnya tom. Pewarna ini biasanya digunakan
dalam pembuatan batik atau tenun ikat tradisional khas Nusantara. Zat pewarna
dalam tumbuhan tarum disebut indigo,
dan merupakan komoditas dagang yang menjanjikan.
Tarum yang menghasilkan warna biru
kebanyakan berasal dari marga Indigofera terutama Indogofera tinctoria. Warna
biru indigo dapat diperoleh dengan cara merendam daun dalam jumlah banyak
selama semalam, setelah semalam pada air rendaman akan terbentuk lapisan diatas
air yang berwarna biru terkadang hijau. Cairan ini lalu direbus lalu dijemur
hingga kering. Dulunya para pengrajin batik menggunakan pewarna alami untuk
mewarnai kain batik mereka namun saat pewarna buatan telah diproduksi, Mereka
lebih memilih menggunakan pewarna buatan mengingat penggunaannya yang lebih
mudah serta praktis dalam menggunakannya. Reputasi tarum sebagai pewarna makin
hari makin merosot, sudah jarang pengusaha batik yang menggunakannya, semoga
dimasa yang akan datang tarum dapat diolah agar dapat bersaing dengan pewarna
buatan. Di Indonesia terdapat produk dengan pewarna Indigo ( Gama Indigo ) dan
dipasarkan dengan harga 800 ribu / kg. Pewarna indigo tersebut dapat diterapkan
untuk sekitar 30 kain . 30 gram (Rp 25 ribu) bisa dipergunakan untuk 2 meter
kain (1 lembar kain batik).
Indigofera tinctoria dan indigofera
suffruticosa diperkirakan telah dipergunakan sejak 1500 tahun sebelum kain
diwarnai di Mesir dengan ditemukannya bukti berupa sobekan kain yang diwarnai
indigo di Huaca Prieta. Hingga akhir abad ke-18 tanaman ini menjadi tanaman
komersial terpenting kedua setelah beras yang ditanam di Charleston sebelum
Revolusi Amerika. Analin kimia yang merupakan asal dari banyak pewarna penting
pertama kali disintesis dari Indigofera suffruticosa (sin Indigofera anil yang
kemudian dinamai anilin ). Marcopolo merupakan orang pertama yang melaporkan
pembuatan indigo di India.
Tanaman Indigofera sebenarnya sudah
lama dikenal di Indonesia, menurut informasi tanaman indigofera dibawa ke
Indonesia oleh bangsa Eropa sekitar tahun 1800 dan telah lama digunakan oleh
masyarakat Jawa sebagai pewarna dalam membuat batik dan dikenal dengan nama
Tarum. Pemanfaatan tanaman Indigofera sebagai pakan ternak baru populer setelah
tahun 2000, setelah beberapa penelitian terhadap tanaman ini menunjukkan hasil
yang positif jika digunakan sebagai pakan ternak. Perkebunan Indigofera yang
pertama di Indonesia terletak di wilayah Wonogiri (Jawa Tengah) sebagai salah
satu tanaman yang wajib ditanam di samping kopi, karet, tebu, dan teh pada saat
tanam paksa pada tahun 1830.
3.
Indigofera
sebagai obat
Beberapa spesies kelompok tanaman ini
dapat digunakan untuk pengobatan dan kesehatan :
- Indigofera articulate ( Kheidash dalam bahasa Arab) digunakan sebagai obat sakit gigi
- Indigofera oblongifolia (hasr dalam bahasa Arab) digunakan sebagai anti-infllamansi untuk sengatan serangga, gigitan ular, dan pembengkakan.
- Indigofera suffruticosa dan Indigofera aspalthoides juga digunakan sebagai peradangan.
- Ekstrak Indigofera arrecta digunakan untuk meredakan nyeri ulkus.
- Indigofera brevicalyx dan indigofera swaziensis digunakan sebagai sikat gigi oleh suku Maasai di Kenya.
4.
Kelebihan
Indigofera sebagai pakan Ternak
Harga pakan ternak dari hari kehari
semakin naik tentunya sebagai peternak kita mesti pandai mencari alternatif
dalam mengurangi biaya pakan agar keuntungan yang diperoleh semakin maksimal.
Ada banyak alternatif pakan yang dapat kita pergunakan, Indigofera merupakan
salah satu tanaman yang sedang populer sebagai pakan ternak alternatif
mengingat sejumlah keunggulan yang dimiliki oleh tanaman ini. Indigofera
merupakan tanaman yang terdiri dari ratusan jenis spesies, salah satu spesies
yang digunakan sebagai pakan alternatif adalah
Indogofera Zoollingeriana.
Tentunya kita bertanya tentang
kelebihan dan manfaat Indigofera dibandingkan tanaman lain seperti lamtoro,
kaliandra , dan turi. Berikut beberapa keunggulan Indigofera :
- Mengandung protein yang tinggi (26-31 %) yang sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak.
- Memiliki tingkat nilai penyerapan nutrisi yang lebih tinggi yang dapat diserap oleh ternak daripada yang keluar bersama kotoran.
- Kandungan mineralnya sangat ideal untuk membantu pertumbuhan hewan ternak lebih optimal.
- Kandungan tanin yang lebih rendah dengan nilai 0,6-1,4 ppm sehingga lebih disukai oleh hewan ternak.
- Tanaman indigofera toleran terhadap berbagai macam jenis tanah.
- Tanaman indogofera dapat memproduksi hijauan segar sebanyak 33 ton / hektar / tahun.
- Tanaman indigofera dapat dijadikan pewarna alami pada kain.
- Tanaman indigofera dapat berfungsi ganda sebagai penghasil pakan dan konservasi suatu kawasan karena dapat mencegah erosi dan memperbaiki struktur tanah.
5.
Aplikasi
Indigofera untuk hewan ternak
·
Pakan
sapi
Kebutuhan
pakan sapi berdasarkan kebutuhan nutrisi yang diperlukan pada umumnya sebesar 3%
dari berat badan yang diperoleh dari pakan kering maupun hijauan.
Kebutuhan pakan sapi (bahan kering) = 3 % X berat badan sapi
Contoh :
Berat badan sapi 400 kg
maka kebutuhan pakan sapi _
3 % X 400 kg = 12 kg pakan
Komposisi pakan sapi
hijauan dan konsentrat = 60 : 40
Hijauan ;
60 % X 12 kg pakan = 7,2 kg pakan hijau
Konsentrat ; 40 % X 12 kg pakan = 4,8 kg konsentrat
Rasio pemberian hijauan
dan konsentrat tergantung dari faktor lingkungan sekitar peternakan. Jika
disekitar lokasi peternakan pakan hijauan yang tersedia berupa hijauan
berkualitas rendah seperti pucuk tebu atau jerami padi komposisi rasio antara
hijauan dan konsentrat adalah 60 : 40 tetapi jika hijauan yang tersedia
mempunyai kualitas dan kandungan protein yang tinggi seperti Indigofera, rumput
gajah, lamtoro, gamal dan kaliandra. Komposisi hijauan dapat ditingkatkan
menjadi 80 : 20, 70 : 30 atau 75 : 25.
Ketersediaan
pakan hijau untuk ternak yang berkualias dan berkesinambungan perlu
diperhatikan sebagai syarat mutlak agar hewan ternak dapat tumbuh secara
optimal. Tanaman indogofera seluas 1 ha mampu mencukupi kebutuhan pakan 10 ekor
sapi selama setahun. Tanaman indigofera merupakan tanaman yang sangat
produktif dan termasuk salah satu
tanaman yang diunggulkan dalam budidaya hewan ternak.
·
Pakan
kambing dan domba
Pakan hijauan dapat
berupa indigofera, rumput gajah, daun lamtoro, daun kacang, ataupun jerami
(padi, pucuk tebu, jagung). Pakan hijauan berkisar 10-20 % dari bobot tubuh.
Sesuaikan dengan usia dan kebutuhan kambing atau domba. Pada umumnya kebutuhan
hijauan berkisar antara 3-5 kg / ekor / hari. Pemberiannya dapat dilakukan
sebanyak dua kali pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul 15.00.
· Pakan
Kelinci
Pakan hijau biasanya
diberikan sebanyak 60 – 80 % dari kebutuhan pakan kelinci dan konsentrat
diberikan sebanyak 20-40 % dari kebutuhan pakan. Tanaman indogofera sangat
disukai oleh kelinci dan dapat digunakan secara langsung karena tidak memiliki
getah yang dapat menggangu pencernaan kelinci. Tanaman ini termasuk dalam jenis
leguminosae atau kacang-kacangan.
6. Budidaya
Tanaman Indigofera
Tanaman Indigofera
termasuk tanaman yang adaptif dan dapat tumbuh diberbagai kondisi tanah, mulai
dari ketinggian 1-1800 meter dpl. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang
cukup agar tanaman dapat tumbuh optimal sehingga tanaman bisa menghasilkan daun
yang lebat dan mempunyai buah yang banyak yang nantinya dapat kita gunakan
dalam membuat pakan ternak alternatif serta bijinya dapat dipakai dalam
pembibitan selanjutnya guna menjamin ketersediaan pakan secara
berkesinambungan.
·
Pembenihan
Sebelum
digunakan biji terlebih dahulu direndam selama 12 jam / semalam. Setelah itu
benih dapat disemai pada polybag dengan diameter 8-10 cm yang telah diisi tanah
subur dicampur pupuk kandang / kompos. Tiap lubang polybag dapat ditanami 3-4
butir. Semaian dapat dipindahkan ke lahan setelah berumur 1-1,5 bulan.
Jika
menggunakan bibit stek sebaiknya mengambil dari cabang yang paling baik
pertumbuhannya dan potong sepanjang 30 cm, potongan cabang stek disimpan
ditempat teduh dan dibiarkan selama 1-3 hari sampai bekas potongan stek telah
kering, setelah itu stek dapat ditanam di dalam polybag. Tunas baru biasanya
akan tumbuh sekitar dua minggu.
·
Pengolahan
Tanah
Sebelum melakukan
penanaman dari hasil semai / stek tanah sebaiknya diberi pupuk dasar dengan
menggunakan pupuk kandang sebanyak 5 ton / ha disertai dengan pemberian pupuk
SP-36 150 kg / ha dan KCL sebanyak 100 kg / ha selanjutnya tanah di inkubasi
selama 15 hari. Setelah 15 hari tanaman hasil semai / stek yang telah berumur
1-1,5 bulan dapat dipindahkan ke lahan yang telah diolah.
·
Jarak
Tanam
Jika kita akan
menerapkan sistem monokultur (lahan yang hanya ditanami tanaman Indigofera)
kita dapat menerapkan jarak tanam 1 X 1,5 meter tetapi jika kita akan
menerapkan dengan sistem tumpang sari kita dapat menggunakan jarak tanam 3 X 3
meter agar tanaman utama dapat memperoleh sinar matahari yang cukup.
·
Perawatan
Tanaman indigofera
disiram setiap hari secara teratur, pagi dan sore hari kecuali saat terjadi
hujan. 10 hari dan 30 hari setelah tanam kita dapat melakukan pembumbunan serta
membersihkan gulma disekitar tanaman agar tanaman dapat tumbuh subur dan tidak
bersaing dengan gulma dalam memakai unsur hara dalam tanah.
·
Panen
Tanaman yang telah
berusia 120 hari setelah tanam dapat dipanen (berumur 4-6 bulan). Pemangkasan
daun dilakukan sebaiknya minimal 1 meter dari tanah. Pemanenan dapat dilakukan
setiap 60 hari sekali setelah pemangkasan sebelumnya. Tanaman indigofera dapat
menghasilkan sekitar 21-33 ton / ha tergantung dari tingkat kesuburan tanaman
pada lahan dan cara pemeliharaan yang intensif.