Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Jenis Tanaman penghasil Minyak Atsiri bagian pertama

 10 jenis tanaman penghasil minyak atsiri bagian pertama

Minyak Atsiri ?    Tentunya sebagian masyarakat masih belum mengenal apa yang dimaksud dengan minyak atsiri. Bahkan mungkin baru mendengar istilah minyak Atsiri. Walaupun terkadang dalam kehidupan sehari-hari kita dapat  mencium baunya dalam bentuk parfum dan tanaman hidup yang berbau harum karena memiliki kandungan minyak atsiri yang tinggi. Masyarakat sering memakainya dalam bentuk kosmetik bahkan mengkomsumsinya dalam bentuk obat-obatan dan penyedap rasa.  Menurut beberapa literature ada sekitar 40 jenis tanaman yang memiliki prospek sangat cerah yang dapat menambah pundi-pundi penghasilan apabila dikelola dengan baik. Apa saja jenis tanaman tersebut?  Artikel dibawah akan membawa anda lebih mengenal tanaman apa saja yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Selamat Membaca!!!

Minyak Atsiri adalah minyak yang diperoleh dari hasil penyulingan bagian tanaman seperti daun, bunga, biji, batang / ranting, buah, akar ataupun rimpang selama beberapa jam sehingga menghasilkan minyak yang dikenal dengan nama minyak atsiri. Beragam industri membutuhkan minyak atsiri sebagai bahan baku dalam pembuatan pangan, kosmetik, dan farmasi. Bahkan ada beberapa pendapat yang mengatakan selama kita hidup dalam peradaban kita tidak bisa lepas dari memakai minyak atsiri. Coba kita bayangkan mulai dari bangun tidur kita menggosok gigi dengan pasta gigi, mandi menggunakan sabun, keramas menggunakan shampoo, ingin bepergian kita kadang menyemprotkan parfum ke tubuh, menjaga kelembaban kulit kita menggunakan handbody lotion bahkan makanan, minuman dan obat-obatan yang kita komsumsi juga mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri memang mempunyai manfaat yang multi guna dalam kehidupan kita sehari-hari.

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk memiliki potensi alam yang luar biasa namun belum terkelola dengan baik. Bahkan sejarah mencatat bagaimana gencarnya bangsa asing menjajah negara kita di masa lampau untuk mengambil rempah-rempah yang terdapat di Indonesia untuk dibawa ke negaranya. Ada banyak tanaman di Indonesia yang dapat menghasilkan minyak atsiri bahkan negara kita termasuk salah satu gudang bahan baku minyak atsiri dunia.

Berikut jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri :

1.       Adas ( Foeniculum Vulgare )

Adas merupakan tanaman yang telah lama dikenal sebagai tanaman bumbu atau obat. Minyak yang terkandung dalam tanaman adas merupakan salah satu bahan dalam pembuatan minyak telon. Adas merupakan tanaman yang berasal dari Italia hingga Suriah. Adas juga banyak ditanam di Indonesia, India , Argentina dan Jepang. Tanaman ini dapat hidup didaerah dataran rendah hingga ketinggian 1800 m dpl tetapi tumbuh lebih optimal didataran tinggi. Di Indonesia kita dapat menjumpai tanaman adas di daerah daratan tinggi berhawa dingin seperti di Lembang (Jawa Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Bedugul (Bali) meskipun dalam skala kecil.

Kandungan minyak atsiri terbanyak didapatkan dari bijinya. Kandungan minyak atsiri adas terdiri dai 50-60% anetol, 20% fenkon, pinen, limonene, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang tinggi yang menyebabkan tanaman adas mengeluarkan aroma khas.  Rendemen tanaman adas sekitar 2-6% yang berarti untuk menghasilkan 1kg minyak atsiri diperlukan 16,7-50kg biji adas. Nama dagang Internasional untuk adas adalah Fennel oil atau Fennel bitter oil dan dimanfaatkan sebagai penambah cita rasa, sabun, krim, farmasi dan kosmetik. Harga minyak adas (fennel oil) dipasarkan dengan harga 50-60 ribu rupiah / 100 ml atau 500-600 ribu rupiah / liter.

2.       Akar Wangi ( Vetiveria zizanioides )

Akar wangi berasal dari India. Tanaman ini juga dikenal dengan nama narwastu, serai wangi, rumput akar wangi. Tumbuhan dapat tumbuh sepanjang tahun dan telah lama digunakan sebagai penghasil wangi-wangian. Akarnya yang dikeringkan secara tradisional digunakan sebagai pengharum lemari pakaian. Akar wangi dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 1000 m diatas permukaan laut. Tanah berpasir atau abu vulkanik cocok untuk pertumbuhan akar wangi, menanam akar wangi pada jenis tanah tersebut akan memudahkan mencabut akar tanaman pada saat dipanen.

Sosok tanaman akar wangi seperti alang-alang, tanaman ini dapat kita jumpai di daerah Garut yang merupakan sentra penyulingan Akar wangi. Di wilayah Garut akar wangi tumbuh di lereng gunung Papandayan, Kamojang, dan Guntur. Tanaman ini memerlukan cahaya matahari penuh hingga di areal penanaman tanaman akarwangi kita tidak menemukan pohon-pohon besar sebagai peneduh sehingga jika terlihat dari kejauhan tanaman ini nampak seperti hamparan alang-alang. Rendemen tanaman akar wangi sekitar 0,5 - 1,5 %.

Garut merupakan salah satu pemasok pasar wangi untuk pasar Internasional bersama Haiti dan Bourborn. Pasar ekspor untuk tanaman akar wangi antara lain Perancis, Inggris, Jerman, Jepang dan Singapura. Nama Dagang Internasional untuk Tanaman aka wangi adalah Vetiver oil dan dimanfaatkan untuk industri parfum, sabun, dan kosmetik. Harga akar wangi basah sekitar 40 ribu rupiah / kg (maret/2020), untuk akar wangi kering dijual mulai dari 1,8 - 3,4 juta / kg (November 2019) harga berubah mengikuti pasar.

3.            Bangle (Zingiber purpureum)

Bangle merupakan tanaman rempah dari suku temu-temuan dan masih berkerabat dengan tanaman jahe. Rimpang dari tanaman ini dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan pengobatan. Bangle mempunyai khasiat antara lain mengobati demam, sakit kepala, sakit perut, masuk angin, rematik, cacingan, dan sembelit. Ramuan dari bahan baku bangle sangat baik untuk mengecilkan perut setelah melahirkan. Tanaman bangle mempunyai nama yang bervariasi; mungle (Aceh), bungle (Tapanuli), kunik bolai (Minang), panglai (Sunda), pandhiyang (Madura), bale (Makassar), Panini (Bugis), unin makei (Ambon).

Tanaman Bangle dapat tumbuh dari dataran rendah sampai ketinggian 1300 m diatas permukaan laut. Herba ini berbentuk rumpun dengan tinggi sekitar 2 m. Tanaman ini dapat dipanen setelah berumur 1 tahun, dan bagian yang dipanen sebagai bahan baku minyak atsiri adalah bagian rimpang. Rimpang memiliki warna coklat muda kekuningan dan memiliki rasa pedas dan agak pahit. Rimpang bangle kering memiliki rendemen sekitar 0,5%. Nama dagang untuk bangle adalah Bangle oil dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi. Bangle oil / minyak bangle dijual dengan harga sekitar 1,2 juta rupiah / 500 ml

4.           Nilam ( pogostemon cablin)

Nilam merupakan salah satu primadona tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia. Indonesia merupakan pemasok nilam terbesar di pasaran dunia dengan kontribusi sebesar 90%. Setiap tahun Indonesia mengekspor minimal 1500 ton minyak nilam. Beberapa negara tujuan ekspor nilam yaitu Singapura, Perancis, Amerika Seikat, Swiss, Inggris, dan India. Nama dagang nilam di pasar dunia adalah Patchouli oil.

Tanaman nilam dikenal dengan berbagai nama yaitu dilem, nilam (Sumatera), Dilem (Jawa), remi, kawini (Sumba), pisak (Alor), ugapa (Timor). Sentra produksi nilam terdapat di Bengkulu, Pasaman (Sumatera Barat), Langkat (Sumatera Utara), Nanggroe Aceh Darussalam, Sukabumi (Jawa Barat), dan Purwokerto (Jawa Tengah).

Tumbuhan nilam merupakan tumbuhan semak dengan ketinggian 0,3-1,3 meter. Daun nilam merupakan bagian dari tanaman yang paling berharga karena minyak nilam berasal dari daunnya. Rendemen daun nilam berkisar antara 1-2% dari bahan dasar kering.  Minyak nilam dimanfaatkan sebagai bahan parfum, kosmetik, antiseptik dan  insektisida. Sampai saat ini belum ada produk subsitusi/pengganti minyak nilam. Harga nilam per Januari 2020 sekitar 600-670 ribu rupiah / kg.

5.      Cendana (  Santalum album )

Cendana merupakan pohon penghasil minyak atsiri dan kayu yang berkualitas tinggi. Cendana berupa pohon yang lurus dan bulat tanpa alur mempunyai bentuk daun yang lanset. Di Indonesia pohon ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor. Kayunya digunakan sebagai bahan rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sarung (warangka) keris. Konon kabarnya di Sri Langka kayu ini digunakan untuk membalsem jenazah putra-putri raja sejak abad ke 9.

Tanaman cendana tumbuh optimal didaerah yang berudara dingin dan kering serta memiliki intensitas matahari yang cukup. Pohon cendana dapat hidup sekitar 60-80 tahun dan kita dapat memproduksi minyak cendana selama pohon masih tumbuh. Batang pohon cendana mengandung rendemen sekitar 4-8%, akar mengandung rendemen sekitar 10%, dan ranting mengandung rendemen sekitar 2-4%.  Minyak cendana digunakan pada industri parfum, kosmetik dan peralatan mandi. Minyak cendana bersifat antiseptik dan anti bakteri. Beberapa tetes minyak cendana dapat menenangkan pasien yang menderita Bronkhitis kronis. Nama dagang untuk Cendana adalah sandalwood oil. Harga minyak cendana NTT dijual sekitar 225 ribu / 6 ml.

Baca Juga : 10 Jenis Tanaman penghasil Minyak Atsiri Bagian Kedua

6.      Cengkih (Syzygium aromaticum)

Cengkih merupakan salah satu tanaman yang banyak dikembangkan di Indonesia untuk industri rokok kretek dan merupakan bahan baku utama pembuatan rokok kretek. Ada dua jenis cengkih yang dibudidayakan di Indonesia yaitu Varietas Zanzibar dan Sikotok. Varietas Zanzibar Karo bahkan ditetapkan sebagai varietas unggul pada 28 Maret 2008. Penanaman varietas ini memang terpusat di Kutabuluh, Karo, Sumatera Utara.

Tanaman cengkih dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 1500 m diatas permukaan laut. Cengkih dapat tumbuh optimal di tanah gembur, humus, dan mempunyai drainase yang baik. Suhu optimal untuk tanaman cengkih adalah 24-27 0 C dan curah hujan 2000-3500 mm tiap tahun atau 60-80 mm tiap bulan. Pohon cengkeh mulai berproduksi pada saat berumur 4-5 tahun. Ada tiga bagian tanaman cengkih yang dapat disuling menjadi minyak atsiri yaitu: Bunga, daun dan tangkai bunga.

Daun yang gugur pada perkebunan cengkeh yang selama ini dianggap limbah merupakan bahan baku terbaik dalam memperoleh minyak atsiri. Rendemen yang dihasilkan dari daun yang gugur secara alami berkisar 2,7-3%. Nama dagang cengkih di pasar dunia adalah Clove oil dan dimanfaatkan sebagai cita rasa, parfum dan industri rokok. Minyak atsiri cengkih dijual sekitar 250-300 ribu rupiah / 1000 ml.

7.      Gaharu ( Aquilaria sp )

Kayu gaharu merupakan jenis kayu yang memiliki warna kehitaman pekat  dan memiliki kandungan resin pada bagian gubalnya. Dialam liar, pohon gaharu dapat tumbuh hingga ketinggian 35-40 meter dan memiliki diameter batang utama rata-rata 60cm. Di Indonesia terdapat 26 spesies pohon penghasil gaharu, beberapa spesies yang biasanya dikebunkan yaitu Aquailaria malaccensis, Aquailaria crassna, dan Aquailaria hirta.

Beberapa tahun terakhir banyak pekebun mencoba membudidayakan tanaman gaharu, harga gubal dari pohon gaharu memang menggiurkan. Harga gubal berkualitas super dapat mencapai harga sekitar 15 juta / kg. Gubal dapat diperoleh setelah pekebun menginokulasi suatu jenis cendawan kedalam pohon gaharu yang berumur sekitar 4-5 tahun. Pada umumnya 1-3 tahun pasca inokulasi baru terbentuk gubal atau kemedangan. Proses yang memakan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan gubal membuat harga gubal menjadi mahal.

Penggunaan dari gaharu cukup beragam, Kayunya dapat dibuat berbagai perabot dan furniture seperti kursi atau meja bahkan dipergunakan untuk membuat berbagai kerajinan seperti gelang, kayu, hingga liontin. Minyak gaharu jarang diproduksi kecuali ada permintaan, minyak gaharu digunakan untuk membuat parfum mewah dicampur dengan minyak cengkih atau anyelir, aroma minyak gaharu dapat bertahan lama. Serbuk kayu gaharu sisa penyulingan dapat dibuat sebagai bahan baku dupa setelah terlebih dahulu dijemur dan diolah. Nama dagang di pasar dunia untuk gaharu adalah agarwood oil. Harga gubal gaharu per Juli 2020 berkisar 25 juta rupiah / kg.

8.      Gandapura (Gaultheria fragrantissima)

Tanaman gandapura merupakan tanaman yang pada umumnya hidup didataran tinggi sekitar 1500-2700 meter diatas permukaan laut. Tanaman gandapura dapat ditemukan mulai dari India hingga Nepal, Tibet, Myanmar, China, Sri Langka, Vietnam Utara, dan Semenanjung Malaya. Musim berbunga tanaman gandapura berlangsung sekitar bulan April-Mei. Di Indonesia kita dapat menjumpai tanaman gandapura tumbuh liar di pegunungan Jawa dan Sumatera. Ada 2 jenis tanaman gandapura yang memiliki daun lebar Gaultheria fragrantissima dan berdaun kecil Gaultheria procumben. Spesies berdaun lebar tumbuh di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, dan Gunung Gede, Jawa Barat. Gandapura berdaun kecil tumbuh di Sukamulya, Jawa Barat. Sedangkan di Pulau Sumatera tanaman gandapura tumbuh di Sumatera Barat dan Kerinci.

Tanaman gandapura memiliki kandungan kimia yang penting, daun, akar dan batangnya mengandung saponin dan flavonoida. Daunnya mengandung minyak atsiri, tannin, metal salisilat, glikosida, samak dan barsa. Kandungan kimia tersebut digunakan dalam industri obat-obatan, bahan pewangi, industri makanan dan minuman.  Salah satu penggunaan yang umum ditemukan adalah minyak gandapura yang berkhasiat meredakan nyeri otot, terkilir, rematik, peradangan, dan penyembuhan luka. Nama dagang dipasar dunia untuk tanaman gandapura adalah Wintergreen oil. Harga minyak gandapura murni 300.000 ribu rupiah / liter

9.      Jahe ( Zingiber officinale )

Jahe merupakan tanaman yang tumbuh merumpun tegak setinggi 40-60 cm . Bagian tanaman yang sering dipergunakan adalah rimpang. Rimpang adalah batang yang tumbuh dalam tanah yang dapat dipanen setelah tanaman berumur 9-11 bulan. Rimpang dapat bercabang, memiliki panjang 7-15 cm, lebar 3-6 cm. dan tebal 1-2 cm. Bagian rimpang juga dipergunakan untuk memperbanyak tanaman dengan syarat rimpang sudah cukup tua (minimal berumur 6-9 bulan). Jahe menghendaki tanah subur, gembur, mengandung banyak humus, dan memiliki drainase yang baik untuk mendukung pertumbuhannya. Jenis tanah ideal untuk tanaman jahe adalah tanah litosol merah, Litosol cokelat, dan tanah andosol.

 

Tanaman jahe sering kita jumpai didapur sebagai salah satu bahan masakan. Kita juga sering meminumnya sebagai penghangat badan pada saat musim penghujan tiba. Ada tiga jenis jahe yang sering kita jumpai yaitu jahe gajah, jahe putih kecil (Jahe emprit), dan Jahe merah. Dari ketiga jenis jahe tersebut jahe emprit yang paling banyak disuling. Nama dagang di pasar dunia untuk jahe adalah Ginger oil dan dimanfaatkan dalam industri farmasi sebagai bahan baku utama obat pelega tenggorokan, antimual, penurun kadar kolestrol, penurun tekanan darah tinggi, penyembuhan tumor dan sejumlah manfaat lainnya. Harga ginger oil dipasaran sekitar 1.2 juta rupiah / 500 ml.

10.  Jeringau ( Acorus calamus )

Jeringau merupakan tanaman yang tampilannya mirip dengan rumput tetapi lebih tinggi, rimpang tanaman ini memiliki aroma yang sangat kuat mirip wangi jeruk. Rimpang diperoleh dari tanaman setinggi 1 meter, kadar minyak pada rimpang jeringau sekitar 2-9%. Jeringau dapat dipanen seteleh berumur setahun dan waktu panen pada saat musim kemarau menghasilkan rendemen yang lebih tinggi ketimbang panen saat musim hujan.

Jeringau memiliki berbagai nama daerah ; jerenge (Sumatera), jeureunge (Aceh), jerango (Gayo), Serango (Nias), Jariango (Banjar), Daringo,jaringo (Sunda), areango (Bugis), Kareango (Makassar), Jangu (Bali), kalioraga (Flores), ganuak (Timor), bila (Maluku).

Minyak jeringau digunakan sebagai obat berbagai penyakit dan afrodisiak (zat penambah stamina pria). Penyakit yang dapat diobati dengan jeringau antara lain kolik, maag, diare, disentri, asma dan cacingan. Selain untuk pengobatan minyak jeringau juga digunakan  dalam pembuatan shampoo dan sabun, industri minuman, permen, makanan bahkan dalam pembuatan insektisida (obat serangga) minyak jeringau juga digunakan sebagai pengemulsi. Nama dagang di pasar dunia untuk jeringau adalah calamus oil. Harga calamus oil sekitar 100 ribu rupiah / 10 ml.

Setelah mengetahui beberapa macam jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri, kita dapat melihat potensi minyak atsiri jika dikelola dengan baik pastinya dapat menambah pundi-pundi penghasilan kita. Prospek minyak atsiri di masa depan masih sangat menjanjikan mengingat kebutuhan pasar dunia yang semakin meningkat dari hari ke hari.