Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mancing Unik Di Dunia

MANCING DAN MENANGKAP IKAN DENGAN

 CARA UNIK YANG ADA DI DUNIA

Stilt Fishermen Sri Lanka (Koggala) - Review - Tripadvisor

          Mancing yang dilakukan dengan joran dan menggunakan mata kail tentunya hal yang lumrah dilakukan oleh para pemancing di seluruh dunia. Tetapi dibeberapa belahan dunia yang lain termasuk Indonesia masih ada cara-cara tradisional yang tetap dipertahankan sebagai adat istiadat masyarakat yang eksistensinya makin terkikis oleh perkembangan zaman. Namun ada pula yang mengkombinasikan antara teknologi dan mancing tradisonal. Apa saja cara-cara unik dalam memancing / menangkap ikan yang ada di dunia, mari kita lihat bersama:

1.                 STILT FISHING, SRI LANKA

Republik Sosialis Demokratik Sri Lanka adalah sebuah negara kepulauan di sebelah utara Samudera Hindia di pesisir tenggara India. Sri Lanka berbatasan laut dengan India disebelah barat laut dengan Maladewa di barat daya. Hingga pada tahun 1972 dunia Internasional menyebut negara ini Ceylon. Walaupun saat ini perkembangan alat-alat memancing semakin canggih tetapi masyarakat pesisir yang bermukim di Distrik Galle, sebelah barat daya Sri Lanka  masih memakai cara tradisional yang dinamakan Stilt Fishing atau memancing diatas tongkat kayu yang menancap di pasir laut dibagian tepi laut yang lebih dangkal. Mirip seperti orang bermain Enggrang dalam budaya Melayu. Metode ini baru mulai digunakan warga pesisir Sri Lanka setelah Perang Dunia II dan hampir di sepanjang pantai di negara Sri Lanka menggunakan metode Stilt Fishing. Setelah Perang Dunia ke II para penduduk mencari cara agar dapat memenuhi kebutuhannya tanpa menggunakan perahu dan menemukan cara baru dalam mencari ikan dengan metode Stilt Fishing. Memancing dengan metode ini memerlukan keseimbangan dan daya tahan tubuh yang baik, pemancing juga harus memperhitungkan posisi saat memancing agar bayangan si pemancing tidak terlihat di air yang dapat membuat ikan-ikan pada kabur. Warga pesisir hanya menggunakan sebatang tongkat dan tas yang diikat pada pinggang ntuk menyimpan hasil tangkapan, jika musim ikan sedang baik para pemancing terkadang bisa memperoleh 4-5 kilogram ikan herring atau makarel. Apa ada rekan-rekan mancing setanah air yang berminat mengikuti metode Stilt Fishing ?

Stilt Fishing, Sri Lanka


2.                 Nelayan Burung Kormoran

Tradisi menggunakan burung Kormoran untuk menangkap ikan telah ada di Jepang, China, dan Korea. Kormoran adalah burung laut berukuran sedang hingga besar, mulai dari 45 cm hingga yang berukuran 1 meter. Semua spesies Kormoran adalah pemakan ikan, belut kecil bahkan ular laut. Kormoran memiliki bulu yang dilapisi kelenjar minyak khusus yang mampu membuat bulu mereka tahan terhadap air. Paruh yang tipis dan berkait tajam sangat berguna untuk menangkap dan memegang ikan yang menjadi mangsanya. Kormoran mampu menyelam untuk mengejar mangsanya dan memakai kakinya agar bergerak cepat di dalam air, bahkan beberapa spesies khusus Kormoran mampu menyelam hingga kedalaman 45 meter. Kemampuan dalam menangkap ikan membuat nelayan di beberapa negara melatih burung Kormoran agar dapat menangkap ikan untuk nelayan.        

DI Sungai Nagara, Prefektur  Gifu, Jepang cara tradisional dengan menggunakan burung Kormoran telah ada sejak 1300 tahun yang lalu. Dahulu penangkapan ikan dengan memanfaatkan burung Kormoran dianggap lebih menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan pancing atau jala, Burung Kormoran dapat menampung enam ikan sekaligus di dalam tenggorokannya, dan burung ini sangat ahli dalam menangkap ikan di dalam air. Keterampilan dalam menggunakan burung Kormoran oleh masyarakat Jepang disebut dengan ‘ukai’ dan nelayan yang menguasainya disebut “Nelayan Burung Kormoron”. Pada umumnya para nelayan burung Kormoran akan memancing di malam hari dengan menggunakan api besar sebagai sumber cahaya. Nelayan burung Kormoran profesional dapat mengendalikan sekitar selusin burung Kormoran yang diikat dengan tali pada pangkal lehernya pada saat berenang untuk menangkap ikan. Agar burung Kormoran tidak memakan ikan pada saat berburu para nelayan burung Kormoran melilitkan tali ikat simpul pada leher burung kormoran. Untuk Burung Kormoran yang sudah sangat terlatih, para nelayan bahkan melepaskan tali pengikat pada lehernya. Tradisi “ukai” dijadikan oleh  negara Jepang sebagai salah satu objek wisata di Sungai Nagara, selain melestarikan kebudayaan lokal pemasukan devisa negara akan bertambah. Sungguh hal yang patut di tiru di negeri kita tercinta.