Badik Senjata Khas Masyarakat Sulawesi Selatan
Badik menjadi senjata khas masyarakat Sulawesi Selatan yang sangat terkenal. Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa sulawesi tengah, Sula dapat diartikan sebagai nusa ( pulau ) dan wesi yang berarti besi ( logam ). Dahulu bangsa asing yang datang pada abad 14 – 15 menyebut Sulawesi dengan nama Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan. Sulawesi Selatan terdiri atas beberapa suku yang yang sangat terkenal diantaranya Makassar, Bugis, Toraja, Dan Mandar. Suku – suku tersebut mempunyai adat istiadat dan senjata khas yang sangat terkenal bernama Badik. Badik bagi masyarakat Sulawesi bukan hanya sebagai alat untuk membela diri tapi juga dapat sebagai symbol kegagahan ( harga diri ) seorang laki-laki Sulawesi. Ada peribahasa dalam bahasa Makassar berbunyi “teyai bura’ne punna tena ammallaki badik” artinya bukan laki-laki jika tidak memiliki badik, Suku bugis pun memiliki peribahasa “Taniya ugi narekko de’na punnai kawali” artinya bukan orang bugis kalau tidak memiliki badik.
Jenis-Jenis badik Sulawesi
Badik
merupakan sebuah senjata yang ditempa dari logam tertentu dengan bentuk yang
khas yang dibuat oleh suku-suku yang ada
di Sulawesi khususnya Bugis dan Makassar. Badik mempunyai ciri bersisi
tajam tunggal dengan panjang secara umum antara 15 – 50 cm dan lebar sekitar
1,5 – 5 cm. Badik mempunyai mata yang tebal dibagian pangkal serta meruncing
pada hulu/ujung badik. Setiap badik terdiri dari bilah besi pilihan, gagang, dan sarung.
Keistimewaan badik dapat dilihat dari pamor dan ukuran yang sesuai dengan
pemiliknya. Gagang badik bisa terbuat dari kayu kemuning, tanduk, gading, kayu
cendana bahkan emas murni. Setiap suku memiliki badik dengan ciri khas
tersendiri, mari kita mengenali lebih dalam badik yang ada di Sulawesi Selatan
sebagai khasanah budaya bangsa kita tersendiri:
1. Badik Makassar
Badik Makassar
memperkuat eksistensinya sehingga melekat nama daerah asal badik tersebut
sehingga tidak dapat di klaim oleh daerah / negara lain. Badik Makassar
mempunyai kale (bilah) yang pipih, battang (perut) buncit serta cappa (ujung) yang runcing. Seperti pada
keris dan senjata khas daerah lain, Pamor (pamoro dalam bahasa Makassar) juga
dimiliki oleh badik. Pamor adalah guratan pada besi yang bentuknya dapat
bermacam-macam dan dianggap memiliki kekuatan spiritual oleh pemiliknya. Badik
Makassar terdiri dari dua jenis yaitu Taeng dan Panjarungang yang merupakan
tempat pembuatan badik tersebut. Secara fisik antara badik Taeng dan
Panjarungang hampir mirip kecuali bagian bawah atau perut sebuah badik. Badik
Taeng memiliki ciri khas yaitu perut yang lebar / buncit, sedangakan Badik
Panjarungang memiliki perut yang tidak terlalu lebar. Taeng merupakan nama
suatu desa yang berada di kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa sedangkan
Panjarungang merupakan nama suatu Dusun di Desa Massamaturu, Kecamatan
Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar. Dusun ini dekat dengan pabrik gula
Takalar. Menurut cerita, badik Taeng dikenal sangat ganas dan haus darah dan
harus dilumuri darah dari lawannya apabila telah terhunus dari sarungnya pada
saat perkelahian dan penangkal dari badik Taeng hanya badik jenis Panjarungang.
Bahan pembuat badik ini pada zaman dahulu menggunakan busa air sungai dan besi
khusus, bahkan ada yang terbuat dari
batu. Dari bahan tersebut seorang Pa’dede (penempa besi) / Empu yang dianggap
memiliki kekuatan spiritual membentuknya menjadi sebuah badik pusaka. Beberapa
masyarakat percaya bahwa badik yang dibuat Empu pada zaman dahulu dapat
mengapung di air karena pada saat pembuatan menggunakan busa air sungai.
Dibawah ini ada beberapa contoh Badik Makassar;
Badik
Lompo Battang ( Badik Perut Besar )
Badik
Taeng
Sumber
: www.bukalapak.com