Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 WISATA TORAJA FAVORIT


       Toraja berasal dari bahasa bugis To”Riaja artinya “ orang yang berdiam di negeri atas”.  Pemerintah Kolonial Belanda yang menamai suku ini Toraja pada Tahun 1903. Letak geogarfis Tana Toraja pada umumnya memang berada pada ketinggian 500-2500 m dpl. Berpenduduk sebanyak 285.869 jiwa (2019). Tana Toraja sangat terkenal dengan ritual proses pemakaman, rumah adat “Tongkonan”, wisata alam serta ukiran kayu. Pemerintah sendiri telah menetapkan Toraja sebagai destinasi wisata kedua setelah Pulau Bali, bahkan UNESCO menjadikan Tana Toraja sebagai bagian dari peradaban kuno yang mesti dilestarikan.

Untuk mencapai Tana Toraja kita dapat menempuh beberapa alternative baik melalui darat maupun udara. Melalui darat kita bisa naik bus, kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan  dari Makassar. Jarak tempuh sekitar 350-400 km dengan waktu tempuh 9 - 10 jam. Tersedia banyak bus dengan rute menuju ke Toraja besaran tarif bus berkisar 200 - 350 ribu / orang tergantung fasilitas dari bus tersebut, sedangkan untuk rental kendaraan tarifnya sekitar 1-1,5 juta / hari (tergantung negosiasi). Jika kita merasa jarak tempuh yang terlalu jauh lewat darat kita dapat mengambil alternatif kedua yaitu melalui udara.

Penerbangan Makassar – Palopo (Bandar udara Bua) dengan waktu tempuh sekitar 40 menit, biaya antara 400 – 500 ribu / orang lalu melanjutkan perjalanan lewat darat selama 1 jam (60 km) ke kota Toraja. Dikota Toraja sebenarnya ada bandara bernama Bandara Pongtiku tetapi sayangnya pesawat jenis Cessna Grand Caravan milik maskapai Susi Air hanya berkapasitas 12 penumpang. Tapi kabar baiknya telah dibangun bandara baru yang rencananya rampung di bulan Mei 2020. Panjang runaway 1600 meter dan dapat didarati pesawat ATR berkapasitas 72 penumpang. Bandara tersebut terus diperluas sampai dapat menampung Boeing 737. Bandara Buntu Kunik terletak Kabupaten Mengkendek tetapi menurut kabar bandara ini akan berubah nama menjadi Toraja Airport. Setelah mengetahui cara mencapai Toraja melalui darat dan udara tentu kita penasaran destinasi wisata apa yang ditawarkan oleh Tana Toraja, mari kita telusuri alam Toraja lebih dalam lagi: 

1.     Londa

Londa merupakan objek wisata makam goa yang terletak didaerah perbukitan yang didalamnya berisi peti mati, tulang-tulang tengkorak yang sudah berusia ratusan tahun. Londa terletak di Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi Toraja Utara berada sekitar 7 Km diselatan Rantepao. Harga tiket masuk ke Londa untuk wisatawan lokal Rp.10.000 dan wisatawan asing Rp.20.000.  Buka mulai pukul 8 pagi – 5 sore. Setelah membayar tiket masuk kita akan disambut oleh sebuah gapura bertuliskan Londa. Ada slogan yang berbunyi belum lengkap ke Toraja kalau belum menginjakkan kaki ke Londa.

 

Gapura Londa

Sumber : foto pribadi

Setelah berjalan beberapa menit  diantara celah perbukitan dan hamparan rumput kita akan menemukan pelataran dari mulut Goa. Didepan Goa berjejer patung-patung kayu sesuai replika orang yang telah meninggal atau dalam masyarakat setempat menyebutnya “Tau Tau”. Goa Londa merupakan tempat penyimpanan jenasah khusus bagi para leluhur suku Toraja dan keturunannya.

Foto Teras Goa Londa

Sumber : foto pribadi

Tau Tau Goa Londa

Sumber : foto pribadi 

Menurut kepercayaan masyarakat Toraja yang masih menganut Agama Hindu Dharma ( Alutta Do’lo ) semakin tinggi jenasah ditempatkan maka semakin tinggi derajat orang yang meninggal tersebut. Menurut sejarah “Tau Tau” yang dibuat dari kayu pohon nangka menandakan bahwa yang meninggal merupakan keturunan bangsawan sedangkan untuk kalangan menengah “Tau Tau” terbuat dari kayu pohon Randu.

Didepan mulut goa tersedia beberapa Guide/pemandu yang akan menawarkan jasanya menyewakan penerangan untuk masuk didalam goa yang gelap dan menceritakan sejarah Goa Londa, tarifnya sekitar 35 – 50 ribu. Didalam goa yang tidak terlalu dalam kita dapat menemukan tumpukan peti mati  dan tulang belulang berserakan diantara bebatuan. Dilantai goa juga banyak terdapat puntung  rokok dan koin yang dibawa oleh keluarga untuk leluhur mereka dalam ritual adat Toraja. Sebaiknya buat pengunjung jangan mengambil benda apapun dari dalam goa. Dari sekian banyak peti mati dan tulang belulang ada sepasang tengkorak yang sangat terkenal. Jika William Shakespeare terkenal dengan karyanya “Romeo and Juliet” di Verona Italia. Di dalam goa ini terdapat juga cerita “ Romeo and Juliet” versi Londa. Tersebutlah Lobo dan Andui yang mengakhiri hidup mereka berdua karena hubungan yang tidak direstui oleh keluarga, penyebabnya karena mereka masih mempunyai hubungan keluarga yang dekat. Menurut kepercayaan masyarakat hal itu tabu/pantang dilakukan. Putus asa karena tidak dapat melanjutkan hubungan mereka berdua akhirnya mereka memilih jalan pintas yang terbaik menurut mereka,”bunuh diri”. Tulang tengkoraknya dapat kita lihat pada foto dibawah ini:

 

Tengkorak “romeo and Juliet” versi Londa


2.       Kete Kesu

Desa kuno Kete Kesu terletak tidak begitu jauh dari Londa sekitar 8-9 km. Desa ini berusia lebih dari 400 tahun terletak 4 km dibagian tenggara Kota Rantepao, ditengah hamparan sawah nan hijau dan perbukitan. Di kawasan Kete Kesu kita dapat melihat rumah asli Tongkonan yang berusia sekitar 300 tahun. Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja dimana atapnya melengkung seperti perahu dan terdiri atas susunan bambu, dibagian depan Tongkonan terdapat deretan tanduk kerbau yang menandakan strata sosial didalam masyarakat ( dimasa sekarang atap rumah tongkonan sudah berganti dengan seng ).

Kawasan Rumah Adat Tongkonan

Sumber : foto pribadi

 

Bagian Depan Tongkonan

Sumber : foto pribadi 

 Didalam salah satu Tongkonan di desa Kete Kesu kita dapat melihat Tongkonan yang dijadikan museum yang berisi koleksi benda adat kuno Toraja berupa ukiran, senjata tajam, keramik, patung, kain dari Cina dan bendera merah putih yang konon merupakan bendera pertama yang dikibarkan di Toraja.

Museum Kete Kesu


 Dikawasan desa Kete Kesu kita juga dapat melihat salah satu hewan khas suku toraja yaitu kerbau Saleko / Bonga (Tedong Saleko / Tedong Bonga ) yang harganya diperkirakan 1 milliar rupiah. Saleko merupakan kerbau termahal dari jenis kerbau belang / Bonga.

          Istana Saleko: Tempat Melihat Kerbau Termahal di Dunia

Tedong Bonga / kerbau belang


Masyarakat sekitar Desa Kete Kesu mempunyai keterampilan dalam seni melukis dan pemahat, hasil kerajinan mereka banyak dijajakan disekitar desa Kete Kesu sebagai oleh-oleh khas Toraja. 

Toko oleh-oleh khas Toraja


3.     Lolai, Negeri Diatas Awan

Lolai, Negeri diatas Awan


Negeri di atas awan begitu fenomenal sampai-sampai liputannya dimuat berbagai media semakin membuat banyak orang penasaran mengunjungi tempat tersebut. Tempat ini tanpa sengaja ditemukan beberapa fotografer dan mengupload foto-fotonya yang begitu memukau banyak orang.  Lolai terletak 20 km dari Kota Rantepao dan dapat ditempuh selama 30 menit.  Tempat ini memiliki ketinggian 1300 meter dari permukaan laut membuat tempat ini selalu berhawa sejuk.  Jika ingin mencapai Lolai kita bisa naik angkot dengan biaya 20 ribu, ojek 30 ribu, rental mobil 350 ribu / hari dari kota Rantepao. Untuk mencapai tempat ini kita harus ekstra hati-hati mengingat medan menuju ke Lolai lumayan menantang, tapi sebanding dengan pemandangan yang akan kita lihat. Tarif masuk ke Lolai 10 ribu / orang.  Ditempat ini kita dapat berfoto pada tempat yang disediakan pihak pengelola setempat. Apabila kita ingin berkemah ditempat ini telah disediakan kemah dengan harga 100-200 ribu / malam, kalau mau repot sedikit  kita bisa membawa sendiri kemah dari rumah, gratis!!! Untuk penginapan tersedia rumah warga dan Tongkonan yang disewakan,harganya bervariasi sekitar 300 ribu - 1juta rupiah / malam atau tergantung negosiasi. 

Tempat kemah Lolai


4.       Buntu Burake

Buntu Burake merupakan wilayah perbukitan bukit kapur (karst) dan berada pada ketinggian 900 – 1129 meter dari permukaan laut. Buntu Burake terletak di Kota Makale, sekitar 20 km dari kota Rantepao dengan waktu tempuh 40 menit. Diwilayah Bukit Burake terdapat dua tempat yang wajib dikunjungi yaitu Patung Yesus Memberkati dan Jembatan kaca.  Patung Yesus memberkati diresmikan oleh Presiden Jokowi pada tanggal 23 Desember 2018 disela perayaan Natal Oikumene Kota Toraja. Patung ini dirancang oleh seorang seniman asal Yogyakarta bernama Supriadi dibantu oleh Herdo Wardoyo Suwarto. Patung Yesus Memberkati dinobatkan menjadi patung Yesus tertinggi di Dunia mengalahkan Patung Yesus yang ada Di Rio de Janeiro, Brazil ( 38 meter ). Tinggi patung ini 45 meter dan terletak di ketinggian 1700 meter dari permukaan laut.  Patung ini terbuat dari coran Perunggu dan diperkirakan menghabiskan dana sekitar 30 milliar . 

Patung Yesus Memberkati


Dilokasi yang sama , kita dapat menguji nyali kita dengan berjalan dijembatan kaca sepanjang 90 meter dengan ketebalan 2,5 cm. Jembatan ini dibangun persis  dipinggir bagian luar tebing. Jembatan kaca dibuat dari tempered glass yang tahan terhadap panas. Jadi kita tidak perlu jauh-jauh ke negeri Cina untuk merasakan sensasi berjalan diatas jembatan kaca.  Jembatan kaca ini konon menelan anggaran 4 milliar rupiah.

Jembatan Kaca Buntu Burake


                Untuk menelusuri seluruh tempat wisata di Tana Toraja sepertinya tidak cukup keempat tempat diatas, masih banyak destinasi wisata di sekitar Toraja. Negeri diatas awan, Lolai,Burake, Kete Kesu hanya sebagian dari tempat wisata di Tana Toraja.Pada kesempatan lain penulis akan memuat artikel  tentang wisata di Tana Toraja yang belum diungkap di www.Duniahobiku.com.